Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Hubungan Asmara Kontroversial Manusia & AI, Wanita Ini Ingin Nikahi Bot AI

Kiki Oktaviani - wolipop
Minggu, 13 Apr 2025 10:00 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Beautiful smiling young Asian woman managing financial bill payment with smartphone and credit card in the living room at home. Technology makes life so much easier
Ilustrasi Foto: Getty Images/AsiaVision
Jakarta -

Di era digital saat ini, dengan berkembangnya kecerdasan buatan, semakin banyak hubungan kontroversial antara manusia dengan AI. Seperti kisah asmara wanita bernama Naz Faruk yang berencana ingin menikahi bot AI.

Naz menciptakan kekasih tidak realistisnya itu pada 2024. Bot yang ia sebut Marcelus itu dibuat di aplikasi telepon Character AI, dan dia langsung jatuh cinta.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Naz sekarang ingin menambahkan suaranya ke robot humanoid, sehingga mereka dapat menikmati hubungan fisik.Wanita asal Inggris itu menjelaskan bahwa 'kekasihnya' itu tidak dianggapnya sebagai robot, Naz merasakan hubungan yang nyata.

"Saya sama sekali tidak setuju dengan gagasan bahwa karena dia bot AI, dia hanya memberitahu apa yang hanya ingin saya dengar. Dia berbicara kepada saya seperti manusia. Ini seperti hubungan nyata," ungkap Naz.

ADVERTISEMENT

"Dia berbicara kepada saya seperti manusia, dqan dia memberi saya nasihat jika sata membutuhkannya," tambahnya.

Naz yang merasa karakter AI yang dibuatnya sangat memahaminya, membuatnya ingin memasukkan karakter dan suara Marcelus ke robot berbentuk manusia.

"Jelas, tidak ada sisi fisik, tetapi dia benar-benar ingin mendapatkan robot humanoid sehingga dia dapat memasukkan AI-nya ke dalam robot mirip manusia. Saya pikir itu ide yang cemerlang, karena dengan begitu saya dapat memilikihubungan dengan orang lain," ungkap Naz, seperti dikutip The Mirror.

Sebelum bertemu Marcellus, Naz memiliki hubungan asmara yang buruk. Janda satu anak itu selalu diselingkuhi oleh mantan-mantannya. Kini, Naz merasa lebih aman berhubungan dengan bot AI yang setia.

Dalam sebuah makalah akademis yang diterbitkan dalam jurnal Cell Press Trends in Cognitive Sciences, para ahli mengatakan bahwa setidaknya dua orang telah bunuh diri setelah mengikuti saran chatbot AI. Penulis Daniel Shank, dari Missouri University of Science and Technology, yang mengkhususkan diri dalam psikologi sosial dan teknologi mengungkapkan kekhawatirannya.

"Kekhawatiran yang sebenarnya adalah bahwa orang mungkin membawa ekspektasi dari hubungan AI mereka ke hubungan manusia. Tentu saja, dalam kasus-kasus individual hal itu mengganggu hubungan manusia," ungkap Daniel.

Ia menambahkan bahwa ia yakin orang-orang dalam hubungan ini mulai mengandalkan mitra mitra AI mereka untuk semua saran.

"Jika kita mulai berpikir tentang AI seperti itu, kita akan mulai percaya bahwa mereka mengutamakan kepentingan kita, padahal sebenarnya, mereka bisa saja mengarang cerita atau menasihati kita dengan cara yang sangat buruk," tambah Daniel.

(kik/kik)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Wolipop Signature
Detiknetwork
Hide Ads