Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

10 Puisi Tentang Kesedihan, Kesepian, Perpisahan, dan Air Mata

Bayu Ardi Isnanto - wolipop
Jumat, 08 Sep 2023 10:47 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Jenis-jenis puisi terbagi berdasarkan isi dan struktur penulisan karya tersebut. Puisi sendiri umumnya terbagi menjadi dua, yaitu puisi lama dan puisi modern.
Foto: detikcom/Thinkstock
Jakarta -

Puisi merupakan produk seni sastra yang tidak ada matinya. Hingga kini, karya-karya puisi masih banyak bermunculan, mulai yang ditulis dalam status media sosial hingga diterbitkan dalam buku.

Dalam buku Puisi Akrostik: Cara Mudah Membuat Puisi (2019) oleh Eka Maharani Putri, dijelaskan beberapa definisi puisi oleh para tokoh. Menurut William Wordsworth, puisi adalah peluapan spontan dari perasaan-perasaan yang penuh daya. Sedangkan menurut Shelley, puisi adalah rekaman detik-detik terindah dalam hidup.

Salah satu tema puisi adalah puisi tentang kesedihan. Kesedihan ini bisa berupa kesepian, perpisahan, dan air mata. Inspirasinya bisa diperoleh dari pasangan, mantan kekasih, dan orang-orang di sekitar kita.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

10 Contoh Puisi Tentang Kesedihan

Berikut ini 10 contoh puisi tentang kesedihan yang antara lain menggambarkan kesepian, perpisahan, hingga air mata.

1. Puisi Kesedihan Tentang Kesendirian

Puisi ini berjudul Sendiri karya Faris Al Faisal yang dikutip dari situs Balai Bahasa Sulawesi Tengah Kemdikbud. Jika diinterpretasikan, penulis menggambarkan kesendirian yang dia alami.

ADVERTISEMENT

Sendiri

jam beker digital dipasang di atas bukit
membangunkan perasaan yang jauh ... siapa ambil bagian?
keadaan berguling ke kaki lembah - aku
belum mendengar alarm
di tubuh, getaran dengan bunyi lirih laut
bermalas-malasan
alone, di tepian dunia
pada kamar dengan kasau-kasau tulang hutan
kuda-kuda meringkik
mendiami kesendirianku
wujudku, terus susut
semakin lama
semakin hampiri kepanikan
melihat dua bintang cantik
bersinar di belahan bumi lain, tidak bagi bumiku
kutahu,
sang kasih mengalun pergi

2. Puisi Tentang Kenangan

Berikutnya adalah puisi berjudul Kota Luka karya Indrian Koto pada tahun 2020 yang dikutip dari situs Balai Bahasa Jambi Kemdikbud. Melalui puisi ini, penulis sepertinya mengenang sebuah kota di masa lalu.

Kota Luka

di kota ini dulu
aku menangisi kesedihan yang tiba-tiba
mengetuk setiap pintu.
orang-orang kehilangan banyak
aku kehilangan siapa pun.
aku berdiri di jalan
orang-orang berhamburan
seperti gedung yang runtuh
mereka berusaha mendapatkan apa
yang masih bisa mereka miliki
aku melepaskan semua yang kupunya.
bertahun lalu
di sini, aku sempat menyesali
mengapa belum mengenalmu
untuk kubagi banyak luka.

Sumber: Pledoi Malin Kundang
(Gambang Buku Budaya, 2017)

3. Puisi Tentang Kesepian

Puisi selanjutnya adalah karya Toni Lesmana yang berjudul Perayaan Kesendirian yang menjadi bahan penelitian di Jurnal Ilmu Kebahasaan dan Kesastraan Medan Makna oleh Risma Tiyasti Ningrum dari Universitas Negeri Semarang.

Perayaan Kesendirian

Di penginapan, sayangku, hari adalah lilitan kawat duri
Kesepian. Kutuang dan kuteguk tuak kata-kata, sebagian
Kusiramkan pada unggun tumpuk dunia: arsip kwitansi,
Surat dinas, peta catatan perjalanan, peti harta karun
Hikayat, Kitab-kitab kulit kayu. Pelan aku menari sendiri
Menyayat Kenyal urat nadi kesunyian dan darahku sudah
Tetes api. Jatuh menyulut baju dan celana. Hangus segala
Terbakar. Aku terus menari.
Kedinginan di pusat kobaran
Aku berputar. Akulah Rumi tanpa Syamsi Tabriz,
Majnum Tanpa Laila, Wastu tanpa Rara Sakarti.
Inilah aku tanpa Dirimu.
Merayakan kesendirian di tengah kobaran api
Darah kerinduan.
Samar kusaksikan geliat kesedihan
Bangkit seperti ular yang asyik menggigit dan mengirim
Bisa ke tubuh sendiri.
Kini kupahami getir kematian
Puisi para penyair hadir mengingatkan hakikat kekasih
Bunuh diri atau menjadi gila hanyalah isyarat kekalahan
Lantaran kegelisahan dan kesepian diikat terlalu liat
Tak dilepas menjadi berkas kata,
hanya sekadar liar
Tambang ungkapan yang berbalik melilit dan mencekik
Leher hati kesendirian,
menggantung tubuh kemurungan
Pilu letusan kuburan atau lengking rumah sakit jiwa
Maka kurayakan kesendirian sambil berputar-putar
Menebar api hati.
Kamar dan penginapan berkobar
Jalan-jalan bara.
Dari arah pantai yang gosong
Kegelisahan dan kesepian sempoyongan
Pulang telanjang bergandengan.
Menembus
Kobaran api, menembus dingin tarianku
Sambil menyanyikan sajak-sajak rindu
Yang terus kutuang dan kuteguk
Sambil menyanyikan sajak-sajak baru
Yang gemuruh menggempur
Kesedihan. Aku kian berputar
Benar-benar menjelma angin
Yang tak tunduk pada apa pun
Selain dirimu. Oh, cinta
Kurasakan benar
Selain kepadamu
Bahkan retak ingatan
Adalah geliat khianat

Dalam jurnal tersebut, puisi Toni Lesmana dimaknai tentang seseorang yang merasakan kerinduan, kesepian, dan kehampaan tanpa adanya kekasih di sisinya.

4. Puisi Tentang Mantan Kekasih

Ini adalah puisi berjudul Jatuh Juga dalam buku Mengeja Sepi: Kumpulan Puisi (2020) karya Sari Bulan Wahyuni. Penulis menggambarkan mantan kekasih yang memiliki pasangan lain dan melakukan hal-hal yang pernah dia lakukan bersama dahulu.

Jatuh Juga

Air mataku jatuh
Seperih melihatmu memasang topi di kepalanya
Agar tak kepanasan,
Begitu katamu padaku, dulu.
Kini,
Kau mengulangnya, ya?
Tapi tidak denganku
Iya, tidak lagi denganku
Air mataku jatuh,
Tepat di hadapanmu
Tepat di hadapanmu yang tengah bersanding dengannya
Memegang sepucuk tangkai mawar merah, mirip denganku, dulu
Akhirnya, setelah sekian lama
Setelah luka-luka yang kau tuai
Aku tidak lagi tahan
Air mataku akhirnya jatuh juga

5. Puisi Tentang Air Mata

Masih puisi karya Sari Bulan Wahyuni dalam buku Mengeja Sepi. Kali ini berjudul Jangan Menangis.

Jangan Menangis

Jangan menangis
Tidak perlu menitikkan air mata
Jangan, kekasih
Kumohon...
Aku tidak bisa menatap matamu yang berkaca
Aku tidak bisa membiarkan rintikmu merasa
Jangan kekasih,
Jangan menangis
Jangan menangis
Itu tugasku menangis
Itu tugasku yang menitik air mata
Itu tugasku, sebab aku
Sebab aku yang berharap
Sebab aku yang memaksa
Sebab aku yang menata
Sebab aku yang harusnya patah

6. Puisi Tentang Kesedihan Tak Terungkap

Dalam buku Airmata Batu (2017) karya Fakhrunnas MA Jabbar, terdapat salah satu puisi tentang kesedihan yang berjudul sama dengan bukunya, yaitu Airmata Batu. Penulis membuat personifikasi seolah-olah batu adalah dirinya.

Airmata Batu

batu terbenam dalam
terhimpit batu diam
kemanakah airmata tumpah
terbawa deras arus ke muara-muara
pada malam gulita
bulan pun sedu-sedan
menunggu cerita

batu tertimpa batu
saling berburuan
membenam pilu
mengusap airmata
dalam nyanyian cuaca tertunda
sudah terlalu lama duka terpenjara
di ceruk jiwa meronta
tak kunjung bisa memungut cahaya

airmata batu sedari dulu
terseka ombak dan riak yang berlagu
tak sesiapa mengusap luka
tertusuk hampa
di liang masa
selalu seperti itu

airmata batu
seperti airmataku
tak sesiapa menangkup tanda
meski aku berduka

Pekanbaru, 14 april 2017

7. Puisi Tentang Perpisahan

Berikut ini puisi berjudul Bila Malam Dapat Bercerita dari Rahayu Prihatin tentang perpisahan.

Bila Malam Dapat Bercerita

Malam bercerita tentang cinta
Cinta bukan untuk saling memenjarakan jiwa
Tapi cinta untuk saling menghormati dan pembebasan diri..
Untuk terus dapat menghasilkan karya terbaik di kehidupan..

Untuk saling memberi semangat..
Saling menyayangi..
Saling mencintai..
Saling memberi kedamaian..

Untuk saling memberikan ketenangan..
Untuk saling menciptakan ketenangan..
Untuk selalu memberikan kehangatan...
Untuk bisa mengerti..
Untuk bisa memahami..

Bisa merasakan sebuah kerinduan..
Bisa merasakan cemburu..
Bisa setia pada janji..
Dan bila malam bisa bercerita sekali lagi, pasti dia akan berkata "AKU MERINDUKANMU"

8. Puisi Perpisahan untuk Kekasih

Berikutnya adalah puisi Rahayu Prihatin tentang perpisahan untuk kekasih yang berjudul Rindu Tak Sampai.

Rindu Tak Sampai

Saat sendiri dalam sepinya hati
Hanya mampu tersenyum dalam galaunya asa..
Kesunyian ini hanya mampu dinikmati
Ketika ku tak mampu menggapai apa yang aku inginkan..

Jauhnya tak dapat ditempuh..
Tuk menggugah jiwa..
Kalbu yang selalu merindu..
Bayangan yang tak pernah terwujud dan ku sentuh

Bahkan tuk menatap matanya pun ku tak pernah mampu..
Semua hanya pantas dijalani dalam angan yang tak bertepi..
Menunggu waktu yang belum pasti..
Tapi ku takkan pernah letih berdoa...

Agar bayangan bukan sekedar bayangan yang semu..
Tetapi menjadi kenyataan yang dapat kulihat
Dan tatap dalam nyata hidupku...
Semoga..

9. Puisi Perpisahan untuk Rekan Kerja

Masih dari Rahayu Prihatin. Berikut ini karya puisi berjudul Rasa yang cocok disampaikan saat momen perpisahan dengan teman, seperti kepada rekan kerja.

Rasa

Perjalanan ini bagiku melelahkan
Tetapi menyenangkan meski aku letih melaluinya
Namun semua memberikan arti
Sisa waktuku untuk menghabiskan hari di kota ini tidaklah lama lagi

Kota yang banyak mengajarkan aku tentang kerasnya kehidupan
Dan makna yang mendalam tentang kerinduan
Banyak duka, banyak suka yang menghias dalam perjalanan ini..

Terkadang senyum lepas bisa ku paparkan..
Terkadang hujan air mata yang aku tampakkan..
Namun semua bagiku indah..
Aku hanya ingin memberikan kesan mendalam..

Kenangan yang tidak menyakitkan..
Tutur bermakna untuk di dengarkan..
Sikap santun bagi banyak orang..
Walau aku tidaklah sempurna

Tetapi kuharap waktu yang sebentar ini
Banyak mengajarkanku menuju kesempurnaan..
Dan hakekat hidup yang sebenarnya...

10. Puisi Perpisahan untuk Sahabat

Yang terakhir, puisi berjudul Rasaku karya Rahayu Prihatin. Puisi tentang kesedihan ini menggambarkan perpisahan dengan sahabat.

Rasaku

Biarkan semua rasa pergi
Bersama jalan nya waktu dalam hari
Adalah pantas untuk dinikmati sendiri
Tak mampu berharap karena tak tersisa asa tuk biarkan semua apa yang terjadi menggapainya..

Dengan hati-hati
Mencoba mengisi dengan ingin yang masih ada
Berusaha tetap menggapai sesuatu yang susah untuk diraih..

Berusaha sabar menikmati...
Memberi kasih..
Memberi sayang...
Memberi cinta...

Yang semua masih belum pasti..
Kan hadir menemani akhirnya hari...
Bagiku semua hanya fiksi dan opini ..
Kan sulit tuk menjadi fakta...
Aku hanya mampu meminta..
Dan berharap ..

Nah itulah tadi 10 puisi tentang kesedihan, kesepian, perpisahan, dan air mata yang mungkin menggambarkan perasaan kamu saat ini.

(bai/inf)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Detiknetwork
Hide Ads