10 Puisi tentang Ayah yang Sudah Meninggal, Haru Penuh Rindu
Senin, 24 Jan 2022 05:30 WIB
Membaca puisi tentang ayah yang sudah meninggal bisa menjadi salah satu momen mengenang kembali sosoknya yang penuh cinta. Di bawah ini ada kumpulan puisi tentang ayah yang sudah meninggal.
Ayah merupakan pria hebat yang menjadi panutan, karena sikapnya yang tegas, hangat, pekerja keras dan penuh kasih sayang. Setiap anak tentu merasa sangat kehilangan dan sedih ketika sang ayah berpulang ke sisi Tuhan.
Tak sedikit dari mereka pasti ingin mengingat kembali semua kenangan indah yang dimiliki tentang ayah. Puisi tentang ayah yang sudah meninggal ini mungkin bisa mewakili kerinduanmu dan mengungkapkan betapa pentingnya dirinya.
Berikut Ini Kumpulan Puisi tentang Ayah yang Sudah Meninggal:
1. Yang Tidak Pergi
Karya : Anonim
Raga dan jiwa mungkin pergi
Tapi cinta kita tidak pergi
Sayang kita tidak pernah pergi
Ada selalu di dalam hati
Cinta kami untuk ayah
Cinta yang akan selalu bersemi
Sayang kami untuk ayah
Sayang yang tiada berhenti
Ayah tidak pernah pergi
Karena cinta dan sayang ini
Ayah selalu ada bagi kami
Di dalam sanubari.
2. Puisi tentang Ayah yang Sudah Meninggal
Karya : Widya SEO
Ayah . .
Tak terasa begitu cepat waktu berlalu
Kerinduanku akan masa kecil bersamamu
Kini hanya bisa ku kenang, tak kan lagi terulang
Meskipun kini kau jauh disana
Aku yakin kau akan bahagia
Hanya do'a yang dapat kuberikan padamu kini
Semoga apa yang telah kau berikan padaku, dapat menjadi contoh
Semoga aku menjadi pribadi yang sepertimu, tegas, berwawasan, dan berjiwa kasih
Aku rindu padamu yah.!!
Masih terasa goresan luka kepergianmu
Masih membayang kenangan indah masalalumu
Kini semua benar - benar telah berlalu
Sedih ini bercampur pilu
Tangis ini bercampur rindu
Sesungguhnya aku ...
Masih butuh kasih sayangmu
Masih ingin dipelukanmu
Namun... apalah dayaku
Kini ku hanya bisa memandang nisanmu
Mengenang jasa dan kebaikanmu
Menuruti semua nasihatmu
Ayah
Do'a ku ini mengiringi perjalananmu
Semoga Tuhan mengampuni dosa - dosamu
Semoga Tuhan menerima amal ibadahmu
Dan semoga tempat yang layak ditujukan untukmu
Aku... slalu menyayangimu.
3. Selalu di Hati
Karya: Anonim
Kini kita tidak lagi berada di dunia yang sama
Kita terpisah ruang dan waktuKita tidak lagi bisa bertatap muka
Dan aku hanya bisa menatapmu dari foto saja
Tak kan pernah ada yang berubah
Sejauh apapun engkau pergi, ayah
Ayah adalah pengukir jiwa kami
Ayah akan selalu ada di hati kami
Engkau adalah pahlawan untuk hidup kami
Engkau adalah cahaya untuk hidup kami
Engkau adalah pelita untuk hidup kami
Engkau akan selalu ada di hati kami
Kami tidak akan terlalu larut larut bersedih
Doa kami selalu untuk ayah
Doa kami untuk kebahagiaan ayah di surga
Doa kami agar ayah tenang di sisi-Nya.
4. Lelaki terhebat
Lelaki yang telah terbaring itu ayahku
Dia adalah lelaki terhebat yang pernah kukenal
Dia adalah lelaki terbaik yang mengayomiku
Tak pernah mengeluh meski sakit kadang dirasa
Lelaki terhebat itu adalah ayahku
Dia adalah sosok lelaki sederhana
Dia adalah sosok yang cerdas
Dia adalah tumpuan dimana kaki kami
Lelaki yang telah terbaring disanaIa adalah ayahku yang terhebat
Ia tidak akan membiarkanku terluka
Ia akan selalu mendampingiku
Lelaki yang telah terbaring di sana
Lelaki yang telah berisitirahat bersama-Nya.
Semoga kekuatan darimu membuatku selalu bertahanSemoga cintamu mengilhami hidupku
Nasehatmu takkan kulupa
Segala petuah hidup yang kusimpan
Lelaki terhebat itu adalah ayahku
Yang terbaik di dunia ini.
5. Kerinduan
Karya : Niki Ayu Anggini
Ayah dimana engkau berada
Di sini aku merindukanmu menginginkan untuk berjumpa
Merindukan akan belaianmu
Kasih sayangmu selalu ku rindu
Engkau selalu hadir di mimpi
Mimpi yang begitu nyata bagiku
Menginginkan engkau untuk kembali
Aku selalu mengharapkan engkau hadir
Menemani aku setiap hari
Menemani masa pertumbuhanku ini
Aku tumbuh menjadi besar
Tanpa engkau di sisiku
Tanpa engkau yang menemani hari-hariku.
6. Puisi tentang Ayah yang Sudah Meninggal
Karya : Lee Risar
Ayah apa kabar?
Tahukah ayah bahwa aku sekarang merindukanmu?
Bahkan sangat merindukanmu.
Sejak kepergianmu ibu sering menangis
Tetapi kadang-kadang ia menyembunyikan air matanya.
Ibu pun berusaha kuat
Agar aku pun kuat ayah.
Aku tahu ibu melakukannya untuk aku,
Dan saat-saat seperti itulah kami saling berpelukan
Seolah saling menyembuhkan luka
Dan mengobati rasa sakit yang perihnya menusuk-nusuk hati
Seperti onak duri yang masih tertancap dalam daging
Ibu kadang bertanya sudah makan?
Tetapi sambil membendung air matanya
Yang sesekali merembes dan basah.
Aku bisa merasakan
Betapa ibu sangat kehilanganmu ayah,
Sama sepertiku
Ayah...
Mengapa begitu cepat meninggalkan kami?
7. Getar malam rinduku
Karya : Eko Putra Ngudidaharjo
Ingin kugali gundukan itu
Dan mencabut papan nama setiap dukaku
Biarlah nafasku memeluk tentangmu
Puisi-puisi gelap menimangku
Sajak berair mata merangkulku
Dan merambatkan tiap ratap di sekitar gelap
Seolah kau utus jangkrik untuk memejamkan lelahkuNyanyi cerita tentang dahaga merindu
Seolah kau titipkan restumu
Lewat dingin malam menyuap
Mantra-mantra penghapus basah tatapku
Tiap dendang lantun macapat mengiring sendu
Seperti suara hati yang tersampaikan padaku
Bahkan suara gitar berbeda saat anganku
Menuju kenangmu
Getar yang memancar melahirkan syair
Bak pujangga berlagu
Ini untukmu,Itu buatmu,
Dan do'a sebagai baktiku
Miss you Ayah.
8. Titip Rindu buat Ayah
Karya: Srifatmawaty Timumu
Ku tak dapat menghantarkan kepergianmu.
Langit mendung turut berduka
Semua riuh rendah mengingat amal kebaikanmu
Ayah,
Di bawah nisan dan kamboja ini
Aku tertunduk
Kujatuhkan air mata untukmu
Ayah,
Kau yang mengajarkan aku tentang arti kehidupan
Kau yang mengajarkan aku menghargai sesama
Kini ayah pergi,
Pergi untuk selamanya
Tuhan,
Jika boleh aku bertemu ayah
Ku ingin memeluknya dengan penuh rasa kasih sayangTuhan,
Kutahu semua itu takkan pernah terjadi
Tapi, aku hanya dapat berkata kepada-Mu
9. Kehilangan
Karya: Desi Maylani
Ayah,
Kehilanganmu seperti aku kehilangan dunia
Seperti aku kehilangan seluruh daya
Seperti aku kehilangan separuh jiwa
Ayah,
Dari keringatmu aku hidup
Dari tanganmu aku makan dan minum
Dari nasehatmu aku menjadi manusia
Ayah,
Kepergianmu memukul hatiku
Kepergianmu mencabik jiwaku
Kepergianmu meruntuhkanku
Ayah,
Semoga engkau berbahagia di sana
Semoga engkau tenang di surga-Nya
Semoga amalanmu diterima oleh-Nya.
10. Perginya Dirimu
Karya: Muzdalifah Agustina
Tak ada kata yang pantas terucapkan
Hanya derai bening yang selalu bercucuranMembayangkan segala kenangan
Teringat akan semua kebersamaan
Walau ucapmu terkadang pahit
Sentakmu buatku sakit
Namun kan ku coba tuk bangkit
Tak peduli itu mudah ataupun sulit
Keluh kesah selalu kau sembunyikan
Kau simpan dalam sebuah senyuman
Apapun yang kau rahasiakan
Aku selalu bisa merasakan
Itu dahulu,
Saat kau masih bersamaku
Banyak hal yang buatku malu
Malu karna telah menyia-nyiakanmu
Kini hanya sesal yang tersisa di jiwa
Ingin sekali aku mengulang semua
Jika Tuhan mengizinkannya
Aku takan lagi buatmu kecewa
Andai Tuhan beritahu aku
Bahwa Ia akan mengambil ayah lebih dulu
Mungkin aku takan lakukan itu
Kan ku buat dia bahagia karna aku.
Itulah beberapa puisi tentang ayah yang sudah meninggal. Semoga bisa mengingatkan kembali akan sosoknya yang penuh kekaguman.
Simak Video "Puisi untuk Putin, Artis Annalynne McCord Jadi Sorotan Netizen"
[Gambas:Video 20detik]
(eny/eny)