Mampukah Seorang Wanita Benar-benar Memaafkan Suami yang Berselingkuh?
Anna Surti Ariani - wolipop
Kamis, 01 Des 2016 19:14 WIB
Jakarta
-
Saya ibu satu anak yg mempunyai suami usianya lebih muda satu tahun. Saya mendapati suami saya berselingkuh. Saya tidak menyangka hati saya sakit sekali ketika tahu hal itu. Di satu sisi saya ingin cerai namun saya khawatir dengan masa depan anak saya. Saya akui saya memang lebih dominan di keluarga kami. Kami sama-sama bekerja saat ini dan dulu menikah di usia yang masih muda. Haruskah saya memaafkan suami walau sebenarnya hati tidak bisa menerima? Bagaimana agar sakit hati saya hilang jika memang memaafkannya?
Widuri, 28 Tahun
Jawab:
Hai Mbak Widuri,
Emosi apapun yang muncul dalam rumah tangga, yang perlu dikedepankan haruslah akal sehat. Kebanyakan masalah dalam pernikahan, termasuk perselingkuhan, muncul karena adanya masalah antara suami dengan istri. Ada kontribusi salah suami, juga kontribusi salah istri. Oleh karena itu, untuk dapat menyelesaikan masalah, perlu pula ada kontribusi usaha dan pengorbanan dari kedua belah pihak.
Apakah terus menikah atau tidak, selama Anda masih sakit hati terhadap suami, masa depan anak Anda dapat bermasalah. Cukup banyak ibu yang sakit hati kemudian menggiring persepsi anak terhadap ayahnya menjadi negatif, yang kemudian berpengaruh negatif pada konsep diri dan kepribadian anak. Permasalahannya seringkali bukan di status pernikahan, namun pada kondisi emosi kedua orangtua. Perceraian ternyata tidak selalu memperbaiki kondisi emosi yang terlanjur sakit hati.
Oleh karena itu, tugas Anda saat ini adalah menyembuhkan sakit hati Anda. Salah satu cara termudah (yang sebetulnya juga sulit) adalah memaafkan perilaku suami. Terimalah bahwa kondisi ini memang terjadi, dan bahwa Anda berdua punya andil terhadap kondisi ini. Anda dapat dibantu oleh pemuka agama dan psikolog klinis dewasa atau psikolog perkawinan.
Ada baiknya Anda mendapat banyak bantuan dalam menjalani hidup sekian bulan dan sekian tahun ke depan, karena masa-masa ini biasanya cukup sulit dihadapi sendiri. Selain dari para ahli, bantuan juga bisa didapatkan dari para sahabat yang siap mendengarkan curhatan Anda. Anda juga bisa mendapatkan bantuan untuk mengasuh anak dari pengasuh atau keluarga, yang terutama dibutuhkan saat Anda sedang merasa di titik terbawah hidup Anda.
Keputusan untuk melanjutkan atau mengakhiri perkawinan bukanlah keputusan yang mudah. Janganlah memutuskan sendirian saja. Dan janganlah memutuskan saat hati Anda masih merasa sakit mengingat perbuatannya. (kik/kik)
Widuri, 28 Tahun
Jawab:
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hai Mbak Widuri,
Emosi apapun yang muncul dalam rumah tangga, yang perlu dikedepankan haruslah akal sehat. Kebanyakan masalah dalam pernikahan, termasuk perselingkuhan, muncul karena adanya masalah antara suami dengan istri. Ada kontribusi salah suami, juga kontribusi salah istri. Oleh karena itu, untuk dapat menyelesaikan masalah, perlu pula ada kontribusi usaha dan pengorbanan dari kedua belah pihak.
Apakah terus menikah atau tidak, selama Anda masih sakit hati terhadap suami, masa depan anak Anda dapat bermasalah. Cukup banyak ibu yang sakit hati kemudian menggiring persepsi anak terhadap ayahnya menjadi negatif, yang kemudian berpengaruh negatif pada konsep diri dan kepribadian anak. Permasalahannya seringkali bukan di status pernikahan, namun pada kondisi emosi kedua orangtua. Perceraian ternyata tidak selalu memperbaiki kondisi emosi yang terlanjur sakit hati.
Oleh karena itu, tugas Anda saat ini adalah menyembuhkan sakit hati Anda. Salah satu cara termudah (yang sebetulnya juga sulit) adalah memaafkan perilaku suami. Terimalah bahwa kondisi ini memang terjadi, dan bahwa Anda berdua punya andil terhadap kondisi ini. Anda dapat dibantu oleh pemuka agama dan psikolog klinis dewasa atau psikolog perkawinan.
Ada baiknya Anda mendapat banyak bantuan dalam menjalani hidup sekian bulan dan sekian tahun ke depan, karena masa-masa ini biasanya cukup sulit dihadapi sendiri. Selain dari para ahli, bantuan juga bisa didapatkan dari para sahabat yang siap mendengarkan curhatan Anda. Anda juga bisa mendapatkan bantuan untuk mengasuh anak dari pengasuh atau keluarga, yang terutama dibutuhkan saat Anda sedang merasa di titik terbawah hidup Anda.
Keputusan untuk melanjutkan atau mengakhiri perkawinan bukanlah keputusan yang mudah. Janganlah memutuskan sendirian saja. Dan janganlah memutuskan saat hati Anda masih merasa sakit mengingat perbuatannya. (kik/kik)
Home & Living
Ravelle Airy Premium Air Purifier HEPA13 + Aromatherapy: Udara Bersih, Mood Tenang, Hidup Lebih Nyaman
Health & Beauty
Wajib Punya! Rekomendasi 3 Sheet Mask Andalan Kulit Lebih Tenang, Lembap, dan Bebas Stress
Fashion
3 Rekomendasi Dompet Kartu Stylish & Fungsional yang Wajib Kamu Punya!
Fashion
3 Padel Bag Stylish & Fungsional yang Bikin Kamu Makin Siap Turun ke Lapangan!
Artikel Terkait
ARTIKEL LAINNYA
Konsultasi Tarot
Apakah saya bisa balikan dengan mantan saya
Konsultasi Tarot
Kasih Sayang dan Perhatian yang Tak Berbalas, Bagaimana Harus Terima Keadaan?
Konsultasi Tarot
4 Tahun Menikah, Tiba-tiba Rindu Mantan Kekasih Sampai Menangis
Konsultasi Tarot
Mantan Terlalu Cepat Move On, Apakah Hubungan Mereka Serius?
Konsultasi Tarot
Pacaran Baru Seminggu, Kekasih Sudah Berani Pinjam Uang
Most Popular
1
Negara Ini Dikenal Punya Wanita Tercantik Tapi Kekurangan Pria untuk Dinikahi
2
Potret Mikey Madison, Aktris Paling Banyak Di-Google 2025, Perankan Stripper
3
Ramalan Zodiak Cinta 6 Desember: Cinta Gemini Goyah, Leo Jangan Terprovokasi
4
Serum Vitamin C Korea Terbaru yang Lembut di Kulit Tanpa Mengiritasi
5
Viral Influencer Ingin Ubah Tanggal Ulang Tahun Anaknya karena Dekat Natal
MOST COMMENTED











































