Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Kisah Nabi Nuh dan Umat yang Tenggelam karena Azab Allah SWT

Puti Yasmin - wolipop
Rabu, 18 Nov 2020 08:15 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Kapal Karam Laut Hitam
Foto: (Dr Rodrigo Pacheco-Ruiz/Black Sea MAP)/Ilustrasi Kisah Nabi Nuh dan Umat yang Tenggelam karena Azab Allah SWT
Jakarta -

Kisah Nabi Nuh AS banyak mengajarkan tentang kesabaran dan keteguhan hati. Nabi Nuh AS, Rasul ketiga setelah Adam dan Idris diutus ke dunia untuk menegakkan agama Allah. Namun dalam menjalankan tugas kerasulan, Nabi Nuh banyak mengalami ujian dan cobaan.

Musabab kesabaran dan keteguhan hati saat mendapat berbagai ujian dan cobaan, Nabi Nuh pun mendapat gelar Ulul Azmi. Kisah Nabi Nuh AS tertulis dalam Al Quran surat Al-'Ankabut, Yunus dan Hud. Dalam surat Al Quran tersebut, Allah SWT berfirman mengenai bencana air bah yang dapat menenggelamkan semua makhluk hidup.

Nah, berikut kisah Nabi Nuh singkat:

Dalam Al Quran surat Al-'Ankabut ayat 14, Allah SWT berfirman bahwa Nabi Nuh telah hidup bersama kaumnya selama 950 tahun. Namun, ternyata keadaan kaum Nabi Nuh penuh kekufuran hingga akhirnya mereka ditimpa cobaan berupa banjir besar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Arab: وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا نُوْحًا اِلٰى قَوْمِهٖ فَلَبِثَ فِيْهِمْ اَلْفَ سَنَةٍ اِلَّا خَمْسِيْنَ عَامًا ۗفَاَخَذَهُمُ الطُّوْفَانُ وَهُمْ ظٰلِمُوْنَ

Latin: wa laqad arsalnā nụḥan ilā qaumihī fa labiṡa fīhim alfa sanatin illā khamsīna 'āmā, fa akhażahumuṭ-ṭụfānu wa hum ẓālimụn

ADVERTISEMENT

Artinya: Dan sungguh, Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, maka dia tinggal bersama mereka selama seribu tahun kurang lima puluh tahun. Kemudian mereka dilanda banjir besar, sedangkan mereka adalah orang-orang yang zalim.

Walaupun begitu, Nabi Nuh tetap berusaha membawa kaumnya agar lepas dari kekufuran dan menyembah Allah SWT. Ia turut memperingatkan kepada umatnya akan adanya azab Allah yang besar dan dapat menenggelamkan mereka jika mereka kufur. Allah SWT berfirman dalam Surat Yunus ayat 71 berikut ini:

Arab: وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَاَ نُوْحٍۘ اِذْ قَالَ لِقَوْمِهٖ يٰقَوْمِ اِنْ كَانَ كَبُرَ عَلَيْكُمْ مَّقَامِيْ وَتَذْكِيْرِيْ بِاٰيٰتِ اللّٰهِ فَعَلَى اللّٰهِ تَوَكَّلْتُ فَاَجْمِعُوْٓا اَمْرَكُمْ وَشُرَكَاۤءَكُمْ ثُمَّ لَا يَكُنْ اَمْرُكُمْ عَلَيْكُمْ غُمَّةً ثُمَّ اقْضُوْٓا اِلَيَّ وَلَا تُنْظِرُوْنِ

Latin: watlu 'alaihim naba`a nụḥ, iż qāla liqaumihī yā qaumi ing kāna kabura 'alaikum maqāmī wa tażkīrī bi`āyātillāhi fa 'alallāhi tawakkaltu fa ajmi'ū amrakum wa syurakā`akum ṡumma lā yakun amrukum 'alaikum gummatan ṡummaqḍū ilayya wa lā tunẓirụn

Artinya: Dan bacakanlah kepada mereka berita penting (tentang) Nuh ketika (dia) berkata kepada kaumnya, "Wahai kaumku! Jika terasa berat bagimu aku tinggal (bersamamu) dan peringatanku dengan ayat-ayat Allah, maka kepada Allah aku bertawakal. Karena itu bulatkanlah keputusanmu dan kumpulkanlah sekutu-sekutumu (untuk membinasakanku), dan janganlah keputusanmu itu dirahasiakan. Kemudian bertindaklah terhadap diriku, dan janganlah kamu tunda lagi.

Dikutip dari Haibunda.com, dakwah Nabi Nuh AS, baik secara terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi mendapat penolakan dari penduduk Bani Rasib. Bahkan mereka menghina, mengejek dan menyebut Nabi Nuh AS sebagai seorang pendusta.

Setelah sekuat tenaga menyampaikan dakwah kepada umat namun mendapat penolakan, Nabi Nuh selalu bertawakal kepada Allah SWT. Dia menyerahkan segala sesuatu kepada Allah SWT.

Allah SWT kemudian memerintahkan Nabi Nuh AS untuk membuat sebuah kapal besar atau bahtera untuk memuat umatnya dan seluruh hewan di sana. Perintah itu kemudian dilaksanakan oleh Nabi Nuh.

Sahabat Hikmah detikcom, Kisah Nabi Nuh dan Ketakwaannya yang Bisa Diajarkan ke Anak dapat dibaca DI SINI ya.

Kisah Nabi Nuh AS ini diabadikan Allah SWT dalam firman-Nya di Surat Hud ayat 40:


Arab: حَتّٰىٓ اِذَا جَاۤءَ اَمْرُنَا وَفَارَ التَّنُّوْرُۙ قُلْنَا احْمِلْ فِيْهَا مِنْ كُلٍّ زَوْجَيْنِ اثْنَيْنِ وَاَهْلَكَ اِلَّا مَنْ سَبَقَ عَلَيْهِ الْقَوْلُ وَمَنْ اٰمَنَ ۗوَمَآ اٰمَنَ مَعَهٗٓ اِلَّا قَلِيْلٌ

Latin: ḥattā iżā jā`a amrunā wa fārat-tannụru qulnaḥmil fīhā ming kullin zaujainiṡnaini wa ahlaka illā man sabaqa 'alaihil-qaulu wa man āman, wa mā āmana ma'ahū illā qalīl

Artinya: Hingga apabila perintah Kami datang dan tanur (dapur) telah memancarkan air, Kami berfirman, "Muatkan lah ke dalamnya (kapal itu) dari masing-masing (hewan) sepasang (jantan dan betina), dan (juga) keluargamu kecuali orang yang telah terkena ketetapan terdahulu dan (muatkan pula) orang yang beriman." Ternyata orang-orang beriman yang bersama dengan Nuh hanya sedikit.

Setelah Nabi Nuh AS dan umatnya selesai membuat bahtera, muncul tanda-tanda akan turun hujan lebat. Nabi Nuh AS memerintahkan pengikutnya untuk naik ke kapal. Hewan-hewan ternak juga dinaikkan ke kapal berpasang-pasangan, jantan dengan betina.

Tak lama kemudian, hujan turun dengan lebat disertai dengan kilat dan angin kencang. Muncul air bah yang deras dan menenggelamkan semua daratan. Nabi Nuh AS dan umatnya selamat karena sudah di atas kapal.

Saat di atas kapal, Nabi Nuh AS sempat melihat anaknya yang berusaha lari ke dataran tinggi untuk mencari selamat dari terjangan air bah. Ia pun meminta agar sang Anak juga ikut bersamanya masuk ke dalam kapal dan tidak bersama orang-orang kafir.

Namun ternyata, sang Anak memilih untuk durhaka dan tak mengikuti perintah Nabi Nuh. Ia mengaku akan berlindung ke gunung untuk menghindari air bah padahal tidak ada yang dapat menyelamatkannya kecuali Allah SWT.

Dalam Quran surat Hud ayat 43, kisah Nabi Nuh AS dan anaknya tertulis bahwa sang Anak termasuk ke dalam orang-orang yang ditenggelamkan dalam bencana tersebut.

Arab: قَالَ سَاٰوِيْٓ اِلٰى جَبَلٍ يَّعْصِمُنِيْ مِنَ الْمَاۤءِ ۗقَالَ لَا عَاصِمَ الْيَوْمَ مِنْ اَمْرِ اللّٰهِ اِلَّا مَنْ رَّحِمَ ۚوَحَالَ بَيْنَهُمَا الْمَوْجُ فَكَانَ مِنَ الْمُغْرَقِيْنَ

Latin: qāla sa`āwī ilā jabaliy ya'ṣimunī minal-mā`, qāla lā 'āṣimal-yauma min amrillāhi illā mar raḥim, wa ḥāla bainahumal-mauju fa kāna minal-mugraqīn

Artinya: Dia (anaknya) menjawab, "Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat menghindarkan aku dari air bah!" (Nuh) berkata, "Tidak ada yang melindungi dari siksaan Allah pada hari ini selain Allah yang Maha Penyayang." Dan gelombang menjadi penghalang antara keduanya; maka dia (anak itu) termasuk orang yang ditenggelamkan.

Setelah bencana tersebut, Allah SWT pun memerintahkan bumi untuk menelan air banjir besar tersebut dan langit untuk berhenti menurunkan air hujannya. Kapal pun berlabuh bersama orang beriman dan hewan-hewan.

Arab: وَقِيْلَ يٰٓاَرْضُ ابْلَعِيْ مَاۤءَكِ وَيَا سَمَاۤءُ اَقْلِعِيْ وَغِيْضَ الْمَاۤءُ وَقُضِيَ الْاَمْرُ وَاسْتَوَتْ عَلَى الْجُوْدِيِّ وَقِيْلَ بُعْدًا لِّلْقَوْمِ الظّٰلِمِيْنَ

Latin: wa qīla yā arḍubla'ī mā`aki wa yā samā`u aqli'ī wa gīḍal-mā`u wa quḍiyal-amru wastawat 'alal-jụdiyyi wa qīla bu'dal lil-qaumiẓ-ẓālimīn

Artinya: Dan difirmankan, "Wahai bumi! Telanlah airmu dan wahai langit (hujan!) berhentilah." Dan air pun disurutkan, dan perintah pun diselesaikan dan kapal itupun berlabuh di atas gunung Judi, dan dikatakan, "Binasalah orang-orang zalim." (Hud:44)

Setelah kapalnya berlabuh, Nabi Nuh tak lupa untuk memanjatkan doa kepada Allah SWT. Ia memohon agar anaknya termasuk ke dalam golongan orang beriman. Namun, Allah berfirman terkait hal itu dalam surat Hud ayat 46

Arab: قَالَ يٰنُوْحُ اِنَّهٗ لَيْسَ مِنْ اَهْلِكَ ۚاِنَّهٗ عَمَلٌ غَيْرُ صَالِحٍ فَلَا تَسْـَٔلْنِ مَا لَيْسَ لَكَ بِهٖ عِلْمٌ ۗاِنِّيْٓ اَعِظُكَ اَنْ تَكُوْنَ مِنَ الْجٰهِلِيْنَ

Latin: qāla yā nụḥu innahụ laisa min ahlik, innahụ 'amalun gairu ṣāliḥin fa lā tas`alni mā laisa laka bihī 'ilm, innī a'iẓuka an takụna minal-jāhilīn

Artinya: Dia (Allah) berfirman, "Wahai Nuh! Sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu, karena perbuatannya sungguh tidak baik, sebab itu jangan engkau memohon kepada-Ku sesuatu yang tidak engkau ketahui (hakikatnya). Aku menasihatimu agar (engkau) tidak termasuk orang yang bodoh."


Kisah Nabi Nuh pun menjadi pelajaran bagi manusia bahwa segala sesuatu adalah milik Allah SWT dan dalam kekuasaannya, sesuai Quran surat Al Ankabut ayat 15

Arab: فَاَنْجَيْنٰهُ وَاَصْحٰبَ السَّفِيْنَةِ وَجَعَلْنٰهَآ اٰيَةً لِّلْعٰلَمِيْنَ

Latin: fa anjaināhu wa aṣ-hābas-safīnati wa ja'alnāhā āyatal lil-'ālamīn

Artinya: Maka Kami selamatkan Nuh dan orang-orang yang berada di kapal itu, dan Kami jadikan (peristiwa) itu sebagai pelajaran bagi semua manusia.

Bunda Sahabat Hikmah detikcom, kisah Nabi Nuh ini bisa diceritakan kepada ananda menjelang tidur atau di saat waktu luang.

(pay/erd)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Wolipop Signature
Detiknetwork
Hide Ads