Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

FrontRow Paris 2025

7 Desainer Indonesia Akan Perkenalkan Karya Wastra di FrontRow Paris 2025

Gresnia Arela Febriani - wolipop
Kamis, 14 Agu 2025 15:00 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Tujuh desainer yang akan unjuk gigi di FrontRow Paris antara lain, Deden Siswanto, AM by Anggiasari Mawardi, Rumah Batik Fractal-LPS, FFF by Ferry Febby Fabry, Putri Anjani by Indina, Roemah Kebaya Vielga, dan NY by Novita Yunus. Mereka akan menampilkan keindahan koleksi wastra pada 6 September 2025 di
Tujuh desainer akan menampilkan keindahan koleksi wastra pada 6 September 2025 di Les Salons Hoche, Paris. Foto: Gresnia/Wolipop.
Jakarta -

Wastra Indonesia kembali melangkah ke panggung mode internasional. Kali ini, tujuh desainer Tanah Air bersiap memperkenalkan kekayaan tekstil tradisional Nusantara dalam ajang FrontRow Paris 2025, yang akan digelar untuk keenam kalinya di Les Salons Hoche, Paris.

Dengan semangat kolaborasi dan identitas lokal, tujuh desainer membawa karya mereka sekaligus misi untuk memperkenalkan keindahan wastra Indonesia.

Tujuh desainer yang akan unjuk gigi di FrontRow Paris antara lain, Deden Siswanto, AM by Anggiasari Mawardi, Rumah Batik Fractal-LPS, FFF by Ferry Febby Fabry, Putri Anjani by Indina, Roemah Kebaya Vielga, dan NY by Novita Yunus.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pembeda tahun ini dengan tahun sebelumnya, mengapa bikin event sendiri di Paris. Padahal di luar banyak event yang sudah besar? Latar belakangnya industri fashion Indonesia itu besar dan menembus Fashion Week di sana tidak mudah. Kuratornya orang Paris dan bisa diterima di sana," ungkap Ali Charisma sebagai Founder FrontRow, dalam konferensi pers FrontRow Paris di Bunga Rampai Restoran, Jakarta Pusat.

FrontRow diharapkan bukan hanya menjadi jembatan menuju pasar Eropa, melainkan ruang aman bagi otentisitas. Ali pun mengungkapkan alasan menggelar FrontRow Paris

ADVERTISEMENT

"Dengan ada kurator di Paris, kita itu kalau ikut di sana diubah, menjadi western. Bahkan modest fashion Indonesia tidak bisa pakai hijab jadi berbeda DNA brandnya. Tapi kalau brandnya modest dan wastra Indonesia terlalu berat. Di lain sisi saya setuju tapi saya ingin balance. Dengan membuat acara sendiri bisa sesuai dengan wastra dan modest," ujar Ali.

Ali juga menekankan pendekatan berbeda tahun ini, dengan menambahkan elemen parade publik di area strategis Paris dari pusat kota hingga stasiun Metro, untuk menciptakan interaksi langsung antara karya dan publik global.

"Bukan hanya buyer, tapi juga turis dan warga lokal akan menjadi audiens. Ini adalah cara menjangkau awareness secara organik, dari jalanan Paris ke showroom dan butik," tambahnya.

Buyer retail, department store, hingga influencer dengan pengaruh kuat akan diundang secara selektif untuk menciptakan komunikasi yang lebih fokus dan potensial berkelanjutan.

"Saya percaya brand kali ini sangat keren dan bisa mewakili fashion Indonesia dengan beda kategori dan ini sangat bagus. Bedanya tahun ini potensi buyer retail dan ada parade fashion di kota Paris. Desainer yang ada 7 ini nanti akan ada parade di area publik tujuannya selain ke publik, di sana turis tidak banyak yang kenal FrontRow dan bisa menarik perhatian. Kita bisa masuk ke Metro dan promosi yang baik. Publik transportasi lainnya dan jalurnya ke mana saja," tuturnya panjang lebar.

Untuk transaksi berkelanjutan, Ali menuturkan akan mengundang pihak butik yang ada di Paris. "Kita masih handmade banyak jumlahnya bisanya ratusan dan mengundang buyer yang skalanya masih seperti itu. Kita juga mengundang buyer dari Departement Store dan VIP buyer dari influencer di sana. Itu yang kamu usahakan dan butik di Prancis bisa bertemu dengan desainer Indonesia," lanjut Ali.

Pengalaman tahun sebelumnya, Ali mengucapkan para desainer Indonesia sudah banyak yang masuk ke retail. Selama tiga tahun, Ali mendatangi butik dengan waktu yang terbatas.

"Mungkin kelemahan kita follow up komunikasi dan akan kita tingkatkan untuk real production. Hampir setiap tahun ganti desainer. Buyer juga bertanya kenapa desainernya tidak ikut lagi,"lanjutnya lagi.

Dengan bergabung Frontrow, tujuh desainer akan membuat promosi yang baik sehingga buyer luar negeri juga yakin. "Kita tahun ini akan membuat E-catalog sebelum kita berangkat ke Paris. Untuk jumlah pengunjungnya sekitar 250-400 orang yang datang. Tahun ini kita sengaja memilah supaya menghargai tamu, sedikit berbeda supaya desainer bisa serius komunikasinya dengan lebih baik. Teknisnya desainer bisa bertemu dengan buyer untuk presentasi di backstage mendengarkan komentar dan pendapat dari pengunjung," sambung Ali.

Seperti apa koleksi dari masing-masing desainer?

Novita Yunus akan membawa brand ready-to-wearnya NY by Novita Yunus dengan membawa 11 koleksi wastra tenun lurik, sutra, kreasi dari embroidery dilengkapi dengan perhiasan. Dia juga membawa tas hasil kerja sama dengan mitra Batik Chic dari anyaman kulit domba.

Roemah Kebaya Vielga, akan ada 10 koleksi dengan konsep petal of legacy. Embroidery manual dari bunga nusantara dan berbagai negara. Selain bordir dan sulam, Roemah Kebaya Velga bekerja sama dengan pengrajin desain perhiasan, Piyo Jewelry.

Selanjutnya ada Rumah Batik Fractal-LPS yang membawakan tema koleksi Rumah Batik yangmenggambarkan hutan tropis di Parahyangan. Busananya ada 10 look dari 30 UMKM di Sukabumi. Hasil pelatihan selama tiga tahun dan memanfaatkan teknologi namun dengan proses cap dan canting.

AM by Angggiasari Mawardi menggunakan material dari sisa deadstock garmen lalu dipatchwork dan batik Cirebon. Koleksi ini menggunakan bahan natural viber linen dan bambu.

Putri Anjani by Indina, membawa koleksi bertajuk Simple but Fashion, mengangkat bahan airy silk dari daun jarak. Serat alam lainnya yang menjadi DNA Putri Anjani, batiknya juga masih dalam tahap celupan.

Brand FFF by Ferry Febby Fabry akan menyuguhkan koleksi wastra dari Donggala, Sulawesi Tengah. Terakhir desainer, Deden Siswanto membawa koleksi Ready to wear berunsur wastra dengan tema serba hitam. Konsep koleksi kali unisex yang terdiri dari 10 koleksi menggunakan kain tenun.

(gaf/eny)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Wolipop Signature
Detiknetwork
Hide Ads