Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Kisah Siswi Dilarang Masuk Kelas karena Pakai Hijab Jadi Kontroversi

Gresnia Arela Febriani - wolipop
Jumat, 21 Jan 2022 11:40 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Foto mahasiswi yang duduk di tangga kampus yang viral di media sosial. Mereka dilaporkan dilarang masuk kelas karena menggunakan hijab.
Foto siswi yang sedang duduk di tangga sekolah. Mereka tidak boleh masuk kelas karena menggunakan hijab. Foto: Dok. Al Jazeera.
Jakarta -

Siswi yang bernama A H Almas (18 tahun) dan dua temannya terkejut ketika ingin masuk ruangan kelas. Sebab, sang guru berteriak dan menyuruh mereka untuk keluar kelas. Kejadian tersebut terjadi pada pagi di bulan Desember 2021.

Dikutip dari Al Jazeera, tiga siswi Muslim di India tidak diizinkan untuk duduk di kelas karena mengenakan hijab. Mereka adalah siswi di Perguruan Tinggi Pra-Universitas Negeri (Goverment PU College) khusus wanita di distrik Udupi, kota di negara bagian Karnataka, India,

"Ketika kami tiba di pintu kelas, guru mengatakan kami tidak bisa masuk kelas dengan hijab," kata Almas kepada Al Jazeera. "Guru meminta kami untuk melepaskannya," ucapnya lagi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketiga siswi tersebut merasa bingung dan harus membuka hijab jika ingin masuk ke ruangan kelas. Sejak saat itu, bukan hanya tiga siswi tersebut yang tidak bisa masuk kelas karena berhijab, tiga siswi muslim lainnya yang memakai hijab mengalami nasib serupa. Mereka harus duduk di luar kelas.

ADVERTISEMENT
Sejumlah wartawan yang menyoroti kasus mahasiwi tidak boleh masuk kelas karena memakai hijab.Sejumlah wartawan mewawancarai siswi tidak boleh masuk kelas karena memakai hijab. Foto: Dok. Al Jazeera.

Administrasi sekolah menyebut keenam siswi tersebut melanggar aturan karena mengenakan hijab, yang bukan bagian dari seragam. Tetapi para siswa mengatakan kepada Al Jazeera bahwa hijab adalah bagian dari iman mereka. Dan memakainya adalah hak yang dijamin oleh hukum.

A H Almas dan siswi lainnya yang berhijab dinyatakan absen dari kelas sejak 31 Desember 2021. Padahal mereka datang ke sekolah setiap hari.

"Kami tidak akan mengalah, tidak mungkin," ucap Aliya Assadi, siswa berhijab lainnya yang tidak diizinkan masuk kelas, kepada Al Jazeera.

Kisah para siswi di India dilarang masuk kelas karena berhijab ini viral setelah foto mereka duduk di tangga, di luar kelas mereka. Foto ini menarik perhatian netizen yang ikut memprotes tindakan sekolah pada para siswi berhijab tersebut.

"Karena foto inilah masalah kami disorot di media," kata Aliya Assadi.

Pihak sekolah memaksa siswi untuk menuliskan surat pernyataan jika mereka sengaja tidak masuk kelas. Klik halaman selanjutnya.

Al Jazeera melaporkan aksi para siswi yang memilih tetap memakai hijab ini membuat pihak administrasi sekolah melakukan tindakan tegas. Pihak sekolah memaksa para siswi tersebut untuk menulis surat yang mengakui bahwa mereka melewatkan kelas dengan sengaja.

"Kami mencoba menolak tetapi kepala sekolah dan guru mengancam bahwa kami merusak karier mereka," ucap Zainab, siswi lainnya.

Zainab kini lega karena apa yang terjadi di sekolahnya mendapat perhatian dari seluruh dunia. Namun, para siswa juga menghadapi penghinaan dan diskriminasi atas pembangkangan yang mereka lakukan.

"Harus tinggal di luar kelas sepanjang hari bukanlah hal yang menyenangkan untuk dilakukan. Guru dan sesama siswa mengejek kami. Mereka bertanya kepada kami apa masalah kami dalam melepas hijab. 'Mengapa kamu tidak bisa mengikuti aturan saja?' tanya mereka," kata Almas yang merasa kesal.

"Salah satu teman saya jatuh sakit karena penyiksaan mental ini," lanjutnya.

Sementara itu dalam konfirmasinya, kepala sekolah yang bernama Rudre Gowda menuturkan bahwa mereka tidak dapat mengizinkan para siswi mengenakan hijab di ruang kelas. Rudre menegaskan hijab bukan bagian dari seragam. Dia mengaku hanya mematuhi arahan dari Kementerian Pendidikan India.

Gowda melanjutkan ini adalah pertama kalinya masalah siswi berhijab muncul di sekolah. Namun alumni sekolah tersebut mengatakan hal serupa pernah terjadi sebelumnya.

"Begitu seorang guru membuat seorang siswi yang mengenakan hijab duduk di lantai di tengah kelas dan menanggalkan hijabnya, kami menghadapi banyak penghinaan karena memilih untuk mengenakan hijab. Tetapi pada saat itu, mereka mengizinkan kami di dalam kelas," Athiya salah satu alumni yang saat ini belajar di Universitas Manipal di Karnataka, India.

Larangan siswi memakai hijab di sekolah karena bukan bagian dari seragam ini memicu kemarahan di India. Kelompok mahasiswa dan hak asasi manusia menuduh pihak sekolah bias terhadap minoritas Muslim.

"Kami berdiri teguh dengan mereka dalam solidaritas dan dukungan mutlak. Kami menuntut agar mereka yang berada di pemerintahan menghentikan skors untuk para siswi muslim yang berhijab. Dan para siswi ini harus diizinkan memasuki ruang kelas dengan hijab, harga diri dan martabat mereka," ucap aktivis Afreen Fatima, sekretaris Gerakan Persaudaraan di New Delhi.

"Ini adalah Islamofobia. Ini adalah apartheid," katanya lagi.

Protes para mahasiswi dilarang masuk kelas karena menggunakan hijab.Protes para siswi dilarang masuk kelas karena menggunakan hijab. Foto: Dok. Al Jazeera.

Dukungan lainnya untuk para siswi muslim yang dilarang masuk kelas karena berhijab itu datang dari asosiasi pengacara lokal. Mereka menulis surat kepada pemerintah negara bagian, menuntut penyelidikan terhadap pihak sekolah dan guru karena melecehkan para siswa.

"Penolakan pendidikan kepada siswa Muslim dan memaksa mereka untuk memilih antara mendapatkan pendidikan dan iman mereka adalah masalah hak asasi manusia," tulis asosiasi itu dalam suratnya.

Campus Front of India (CFI), sebuah organisasi mahasiswa Muslim yang aktif di negara-negara bagian India Selatan, juga mendesak pihak sekolah untuk membatalkan aturannya tentang hijab. "Para siswi menuntut hak-hak dasar mereka. Kami berdiri bersama mereka dalam perjuangan ini," kata Aseel Akram, anggota CFI di Udupi kepada Al Jazeera.

Akram menambahkan para siswi tersebut sudah bertemu dengan pihak sekolah untuk menyelesaikan masalah ini. Tetapi setelah pertemuan itu belum ada tindakan yang diambil. Dia menuduh pihak sekolah berada di bawah tekanan dari pemerintah negara bagian untuk menolak hak-hak siswi itu.

(gaf/eny)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Wolipop Signature
Detiknetwork
Hide Ads