Dihujat Netizen, Toko Olahraga Ini Tarik Penjualan Hijab Sport dari Pasar
Silmia Putri - wolipop
Rabu, 27 Feb 2019 14:09 WIB
Jakarta
-
Mengikuti jejak Nike, Decathlon sebagai sebagai salah satu ritel produk olahraga terbesar di dunia merilis produk hijab sport. Hijab untuk olahraga ini diklaim memiliki bahan yang ringan dan pola jahit yang nyaman dipakai saat bergerak aktif.
Namun, belum lama diluncurkan, produk hijab sport tersebut ditarik dari penjualan. Rupanya, ritel asal Prancis itu dihujani hujatan di media sosial. Keputusannya untuk merilis produk hijab dianggap ancaman bahkan penghinaan bagi orang Prancis.
Dilansir dari The Guardian, pihak Decathlon menerima lebih dari 500 telepon dan email protes terhadap produk hijab sport tersebut. Bahkan, Menteri Kesehatan Prancis Agnes Buzyn menyampaikan kritiknya secara langsung.
"Ini adalah visi perempuan yang tidak saya ungkap. Saya lebih memilih brand Prancis tidak mempromosikan kerudung," ungkap Agnez dilansir dari The Guardian.
Selain itu, politisi lainnya dari partai La République En Marche, Aurora Berge ikut menyampaikan protesnya di Twitter. Ia menulis bahwa sebagai warga negara Prancis, ia tidak lagi percaya pada brand yang tidak sesuai dengan nilai-nilai yang ada.
Menerima hujatan dari berbagai pihak, Decathlon akhirnya menarik penjualan hijab sport tersebut. Meski baru diluncurkan di Marocco dan baru akan diluncurkan di Prancis, Decathlon memutuskan untuk mendengarkan kritik yang disampaikan masyarakat Prancis.
Kepada RTL Radio, pihak Decathlon mengumumkan penarikan hijab tersebut dari pasar. Xavier Rivoire selaku Decathlon Head of Communications mengungkap alasannya adalah 'untuk memastikan keamanan produk terlebih dahulu'.
Keputusan Decathlon kembali menarik perhatian netizen dunia. Banyak orang menyayangkan sikap rasis orang Prancis terhadap muslim. Banyak pula yang menyarankan Decathlon tetap menjual hijab tersebut di negara muslim seperti Malaysia dan Indonesia.
"Nggak apa-apa, kamu bisa datang dan menjual produk itu di Malaysia, #Decathlon," tulis pengguna Instagram bernama Timo.
Prancis sudah dikenal sebagai negara yang memiliki antipati terhadap muslim. Prancis jadi negara pertama di Eropa yang melarang penggunaan burqa atau cadar, dan kini diikuti negara lainnya seperti Denmark dan Belanda. (sil/sil)
Namun, belum lama diluncurkan, produk hijab sport tersebut ditarik dari penjualan. Rupanya, ritel asal Prancis itu dihujani hujatan di media sosial. Keputusannya untuk merilis produk hijab dianggap ancaman bahkan penghinaan bagi orang Prancis.
Dilansir dari The Guardian, pihak Decathlon menerima lebih dari 500 telepon dan email protes terhadap produk hijab sport tersebut. Bahkan, Menteri Kesehatan Prancis Agnes Buzyn menyampaikan kritiknya secara langsung.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini adalah visi perempuan yang tidak saya ungkap. Saya lebih memilih brand Prancis tidak mempromosikan kerudung," ungkap Agnez dilansir dari The Guardian.
Selain itu, politisi lainnya dari partai La République En Marche, Aurora Berge ikut menyampaikan protesnya di Twitter. Ia menulis bahwa sebagai warga negara Prancis, ia tidak lagi percaya pada brand yang tidak sesuai dengan nilai-nilai yang ada.
Menerima hujatan dari berbagai pihak, Decathlon akhirnya menarik penjualan hijab sport tersebut. Meski baru diluncurkan di Marocco dan baru akan diluncurkan di Prancis, Decathlon memutuskan untuk mendengarkan kritik yang disampaikan masyarakat Prancis.
Kepada RTL Radio, pihak Decathlon mengumumkan penarikan hijab tersebut dari pasar. Xavier Rivoire selaku Decathlon Head of Communications mengungkap alasannya adalah 'untuk memastikan keamanan produk terlebih dahulu'.
Keputusan Decathlon kembali menarik perhatian netizen dunia. Banyak orang menyayangkan sikap rasis orang Prancis terhadap muslim. Banyak pula yang menyarankan Decathlon tetap menjual hijab tersebut di negara muslim seperti Malaysia dan Indonesia.
"Nggak apa-apa, kamu bisa datang dan menjual produk itu di Malaysia, #Decathlon," tulis pengguna Instagram bernama Timo.
Prancis sudah dikenal sebagai negara yang memiliki antipati terhadap muslim. Prancis jadi negara pertama di Eropa yang melarang penggunaan burqa atau cadar, dan kini diikuti negara lainnya seperti Denmark dan Belanda. (sil/sil)
Elektronik & Gadget
Bikin Sejuk Dimanapun Kamu! Intip 3 Rekomendasi Kipas Mini Portable Di Bawah 200 Ribu
Hobbies & Activities
4 Novel Ini Menggugah Rasa dan Pikiran, Layak Dibaca Sekali Seumur Hidup
Elektronik & Gadget
Vivo iQOO 15: Flagship Baru Super Kencang dengan Snapdragon 8 Elite Gen 5 & Layar 144Hz
Elektronik & Gadget
KiiP Wireless EW56: Power Bank Magnetik yang Bikin Hidup Lebih Praktis
Artikel Terkait
ARTIKEL LAINNYA
Ivan Gunawan Gelar Garis Poetih 2026, 12 Desainer Rilis Koleksi Lebaran
Modest Fashion & Art Trade Show, 9 Negara Satukan Estetika Modest di Turki
Jakarta Modest Summit 2025
Ini Rahasia Brand Modest Damakara & Khaanan Indonesia Tembus Eropa & Amerika
Desainer Vivi Zubedi Kirimkan 300 Busananya untuk Korban Bencana Sumatera
Jakarta Modest Summit 2025
Ini Rahasia di Balik Melonjaknya Penjualan Brand: Afiliator, Bukan Influencer
Most Popular
1
Momen Langka! Gwyneth Paltrow Tampil Bersama Apple & Moses di Karpet Merah
2
Foto Kejutan Ultah ke-27 Natasha Wilona, Masih Pakai Piyama & Tanpa Makeup
3
Foto: Sydney Sweeney Seksi ala Marilyn Monroe di Karpet Merah The Housemaid
4
Fashion Korea 2025 Paling Viral: Celana Sagging Cortis & Labubu Rose BLACKPINK
5
Viral Sound Ayu Ting Ting Ya Allah Lindungi Bilqis, Ini Kisah di Baliknya
MOST COMMENTED











































