Hijabers 15 Tahun Ini Jadi Mahasiswi Termuda di Universitas Gajah Mada
Eny Kartikawati - wolipop
Selasa, 08 Agu 2017 11:39 WIB
Jakarta
-
Hijabers asal Sidoarjo, Jawa Timur ini menorehkan prestasi di kampus Universitas Gajah Mada (UGM). Kamila Putri Hanisa yang baru berusia 15 tahun ini tercatat sebagai mahasiswa baru termuda di UGM.
Memakai hijab putih, Kamila Putri Hanisa tersenyum bahagia saat namanya disebut di upacara penerimaan mahasiswa baru UGM tahun akademik 2017/2018 di Grha Sabha Pramana, Bulaksumur, Senin (7/8/2017). Dia disebut sebagai mahasiswa termuda UGM karena masuk kampus tersebut dalam usia 15 tahun lima bulan.
Kamila diterima menjadi mahasiswa baru Departemen Geografi dan Ilmu Lingkungan, Fakultas Geografi UGM. Dia masuk melalui jalur seleksi SBMPTN. "Seneng bisa diterima di Fakultas Geografi UGM," katanya seperti dikutip dari situ resmi UGM.
Kamila bisa menjadi mahasiswi termuda karena dia melakukan lompatan kelas atau mengikuti kelas akselesari sejak duduk di bangku sekolah dasar. " Kalau tidak akselerasi, mungkin saya masih duduk di kelas X SMA," ujarnya. Sebelum menjadi mahasiswi UGM, Kamila merupakan lulusan MI Nahdlatul Ulama Minu Pucang, Sidoarjo, Jawa Timur, SMP Negeri 1 Sidoarjo, SMA Negeri 2 Sidoarjo, Jawa Timur.
Menjadi siswa kelas akselerasi sejak SD, tentu bukan hal muda untuk Kamila. Menurut dara kelahiran 26 Februari 2002 itu, kunci dari kesuksesannya hingga bisa masuk kuliah di usia 15 tahun adalah berusaha mengikuti semua pelajaran dan rajin belajar.
Yang juga menjadi penyemangatnya dalam menjalani kelas akselerasi adalah dukungan orangtuanya. "Itu sangat berpengaruh, apalagi kalau lagi down atau stress. Belajar di kelas-kelas akselerasi sangat padat banget," tuturnya.
Selain jadwal pelajaran yang padat, tantangan lainnya yang dihadapi Kamila selama mengikuti kelas akselerasi adalah harus mampu mencapai target nilai yang sudah ditentukan. Siswa-siswa yang tidak memenuhi capaian patokan nilai yang telah ditentukan maka bisa diturunkan dari kelas akselerasi.
"Misalkan ada beberapa mata pelajaran yang berada di bawah nilai 92, seperti matematika, fisika, kimia dan lain-lain. Meski begitu bapak ibu guru masih memberi toleransi, dengan ujian ulang. Gimana-gimana, kelas akselerasi ini adalah pilihan saya," katanya.
Segala kerja kerasnya di kelas akselerasi itu kini sudah terbayar. Dia berhasil masuk kuliah dalam usia 15 tahun. Dia pun memiliki target bisa menyelesaikan kuliah dengan cepat. ""Pinginnya setelah lulus melanjutkan S2 ke luar negeri," kata remaja yang bercita-cita bekerja di National Geographic itu. (eny/eny)
Memakai hijab putih, Kamila Putri Hanisa tersenyum bahagia saat namanya disebut di upacara penerimaan mahasiswa baru UGM tahun akademik 2017/2018 di Grha Sabha Pramana, Bulaksumur, Senin (7/8/2017). Dia disebut sebagai mahasiswa termuda UGM karena masuk kampus tersebut dalam usia 15 tahun lima bulan.
Kamila diterima menjadi mahasiswa baru Departemen Geografi dan Ilmu Lingkungan, Fakultas Geografi UGM. Dia masuk melalui jalur seleksi SBMPTN. "Seneng bisa diterima di Fakultas Geografi UGM," katanya seperti dikutip dari situ resmi UGM.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menjadi siswa kelas akselerasi sejak SD, tentu bukan hal muda untuk Kamila. Menurut dara kelahiran 26 Februari 2002 itu, kunci dari kesuksesannya hingga bisa masuk kuliah di usia 15 tahun adalah berusaha mengikuti semua pelajaran dan rajin belajar.
Yang juga menjadi penyemangatnya dalam menjalani kelas akselerasi adalah dukungan orangtuanya. "Itu sangat berpengaruh, apalagi kalau lagi down atau stress. Belajar di kelas-kelas akselerasi sangat padat banget," tuturnya.
Selain jadwal pelajaran yang padat, tantangan lainnya yang dihadapi Kamila selama mengikuti kelas akselerasi adalah harus mampu mencapai target nilai yang sudah ditentukan. Siswa-siswa yang tidak memenuhi capaian patokan nilai yang telah ditentukan maka bisa diturunkan dari kelas akselerasi.
"Misalkan ada beberapa mata pelajaran yang berada di bawah nilai 92, seperti matematika, fisika, kimia dan lain-lain. Meski begitu bapak ibu guru masih memberi toleransi, dengan ujian ulang. Gimana-gimana, kelas akselerasi ini adalah pilihan saya," katanya.
Segala kerja kerasnya di kelas akselerasi itu kini sudah terbayar. Dia berhasil masuk kuliah dalam usia 15 tahun. Dia pun memiliki target bisa menyelesaikan kuliah dengan cepat. ""Pinginnya setelah lulus melanjutkan S2 ke luar negeri," kata remaja yang bercita-cita bekerja di National Geographic itu. (eny/eny)
Elektronik & Gadget
Bikin Sejuk Dimanapun Kamu! Intip 3 Rekomendasi Kipas Mini Portable Di Bawah 200 Ribu
Hobbies & Activities
4 Novel Ini Menggugah Rasa dan Pikiran, Layak Dibaca Sekali Seumur Hidup
Elektronik & Gadget
Vivo iQOO 15: Flagship Baru Super Kencang dengan Snapdragon 8 Elite Gen 5 & Layar 144Hz
Elektronik & Gadget
KiiP Wireless EW56: Power Bank Magnetik yang Bikin Hidup Lebih Praktis
Artikel Terkait
ARTIKEL LAINNYA
Ivan Gunawan Gelar Garis Poetih 2026, 12 Desainer Rilis Koleksi Lebaran
Modest Fashion & Art Trade Show, 9 Negara Satukan Estetika Modest di Turki
Jakarta Modest Summit 2025
Ini Rahasia Brand Modest Damakara & Khaanan Indonesia Tembus Eropa & Amerika
Desainer Vivi Zubedi Kirimkan 300 Busananya untuk Korban Bencana Sumatera
Jakarta Modest Summit 2025
Ini Rahasia di Balik Melonjaknya Penjualan Brand: Afiliator, Bukan Influencer
Most Popular
1
Momen Langka! Gwyneth Paltrow Tampil Bersama Apple & Moses di Karpet Merah
2
Foto Kejutan Ultah ke-27 Natasha Wilona, Masih Pakai Piyama & Tanpa Makeup
3
Foto: Sydney Sweeney Seksi ala Marilyn Monroe di Karpet Merah The Housemaid
4
Fashion Korea 2025 Paling Viral: Celana Sagging Cortis & Labubu Rose BLACKPINK
5
Viral Sound Ayu Ting Ting Ya Allah Lindungi Bilqis, Ini Kisah di Baliknya
MOST COMMENTED











































