Ini yang Dirasakan Mahasiswi California Coba Berhijab Pertamakali
Arina Yulistara - wolipop
Selasa, 20 Des 2016 13:03 WIB
California
-
Beberapa universitas di sejumlah kawasan Amerika Serikat (AS) menggelar acara hijab untuk merespon adanya kelompok anti-muslim. Salah satu universitas yang menyelenggarakan acara hijab secara rutin adalah California State University, Fresno, AS.
Komunitas muslim --The Muslim Student Association-- di universitas tersebut menggelar acara hijab seminggu sekali, setiap Rabu. Acara yang dinamakan 'Hijab Challenge' itu digelar untuk semua mahasiswi non-muslim yang ingin mencoba berhijab dan merasakan pengalaman sebagai wanita muslim selama satu hari.
Tujuannya untuk mendidik masyarakat serta para mahasiswa tentang mengapa para wanita muslim menggunakan jilbab. Telah dilakukan selama tiga bulan sejak awal Oktober lalu, acara ini semakin ramai dikunjungi oleh mahasiswi yang penasaran bagaimana menjadi seorang wanita muslim.
Acara hijab ini tak hanya menawarkan menggunakan scarf tapi juga burqa serta peci untuk laki-laki. Mereka yang berpartisipasi harus mengambil foto dan mengunggahnya ke media sosial masing-masing dengan hashtag #FSHijabChallenge. Setelahnya mereka diminta menceritakan pengalamannya pasca berhijab seharian.
Sebagai salah satu anggota dari Muslim Student Association, Thalia Arenas, mengatakan kalau beberapa orang berpikir bahwa wanita muslim dipaksa menggunakan jilbab. Padahal tidak demikian.
Bila di Arab Saudi hijab menjadi bagian dari kode etik berpakaian namun di Amerika, wanita berhijab karena keinginan masing-masing. Dengan banyaknya yang berpartisipasi di 'Hijab Challenge', Thalia berharap orang-orang mengerti kalau wanita muslim jangan lagi dipandang sebelah mata atau dilihat sebagai teroris.
"Ini menyedihkan, kita (yang berhijab) sulit dilihat sebagai wanita normal lainnya," ujar Thalia seperti dilansir dari Freno Bee.
Dalam acara tersebut, salah satu mahasiswi bernama Kate Hobbs mencoba berhijab pertamakali. Wanita 18 tahun itu ingin merasakan bagaimana mengenakan jilbab seharian. Ia pun memilih scarf warna hitam yang memiliki detail pada bagian belakangnya.
"Saat aku merenungkannya, ternyata aku cukup berani melakukan hal ini (berhijab)," ujar Hobbs kemudian.
Ketika mencoba memakai jilbab, Hobbs sudah merasa nyaman. Namun ia berharap beberapa orang bertanya tentang penggunaan jilbabnya.
Lain yang dirasakan oleh mahasiswi bernama Keana Jeslyn yang mengaku kalau ia memiliki tatapan kurang menyenangkan dari orang-orang sekitar. Meski demikian, ia merasa senang setiap bertemu dengan wanita berhijab lain yang langsung melempar senyum kepadanya. Beberapa pria juga lebih menghormatinya dan tidak menggodanya.
Acara hijab ini juga didukung oleh rektor kampus yakni Joseph Castro. Bahkan ia akan memberikan hadiah untuk mahasiswi yang berpartisipasi. Castro mengatakan kalau semua orang memiliki kebebasan dalam berbicara termasuk mengeluarkan ekspresi mereka.
"Sebagai universitas umum, ini tempat di mana dosen dan mahasiswa memiliki hak untuk melaksanakan kebebasan dalam berbicara. Kami menghargai keragaman. Melalui kegiatan seperti ini, mahasiswa, staf, dosen, dapat memperluas dan memperdalam ilmu mereka untuk terlibat satu sama lain," ujar Castro.
(ays/ays)
Komunitas muslim --The Muslim Student Association-- di universitas tersebut menggelar acara hijab seminggu sekali, setiap Rabu. Acara yang dinamakan 'Hijab Challenge' itu digelar untuk semua mahasiswi non-muslim yang ingin mencoba berhijab dan merasakan pengalaman sebagai wanita muslim selama satu hari.
Foto: Ist. |
Tujuannya untuk mendidik masyarakat serta para mahasiswa tentang mengapa para wanita muslim menggunakan jilbab. Telah dilakukan selama tiga bulan sejak awal Oktober lalu, acara ini semakin ramai dikunjungi oleh mahasiswi yang penasaran bagaimana menjadi seorang wanita muslim.
Acara hijab ini tak hanya menawarkan menggunakan scarf tapi juga burqa serta peci untuk laki-laki. Mereka yang berpartisipasi harus mengambil foto dan mengunggahnya ke media sosial masing-masing dengan hashtag #FSHijabChallenge. Setelahnya mereka diminta menceritakan pengalamannya pasca berhijab seharian.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bila di Arab Saudi hijab menjadi bagian dari kode etik berpakaian namun di Amerika, wanita berhijab karena keinginan masing-masing. Dengan banyaknya yang berpartisipasi di 'Hijab Challenge', Thalia berharap orang-orang mengerti kalau wanita muslim jangan lagi dipandang sebelah mata atau dilihat sebagai teroris.
"Ini menyedihkan, kita (yang berhijab) sulit dilihat sebagai wanita normal lainnya," ujar Thalia seperti dilansir dari Freno Bee.
Foto: Ist. |
Dalam acara tersebut, salah satu mahasiswi bernama Kate Hobbs mencoba berhijab pertamakali. Wanita 18 tahun itu ingin merasakan bagaimana mengenakan jilbab seharian. Ia pun memilih scarf warna hitam yang memiliki detail pada bagian belakangnya.
"Saat aku merenungkannya, ternyata aku cukup berani melakukan hal ini (berhijab)," ujar Hobbs kemudian.
Ketika mencoba memakai jilbab, Hobbs sudah merasa nyaman. Namun ia berharap beberapa orang bertanya tentang penggunaan jilbabnya.
Lain yang dirasakan oleh mahasiswi bernama Keana Jeslyn yang mengaku kalau ia memiliki tatapan kurang menyenangkan dari orang-orang sekitar. Meski demikian, ia merasa senang setiap bertemu dengan wanita berhijab lain yang langsung melempar senyum kepadanya. Beberapa pria juga lebih menghormatinya dan tidak menggodanya.
Acara hijab ini juga didukung oleh rektor kampus yakni Joseph Castro. Bahkan ia akan memberikan hadiah untuk mahasiswi yang berpartisipasi. Castro mengatakan kalau semua orang memiliki kebebasan dalam berbicara termasuk mengeluarkan ekspresi mereka.
"Sebagai universitas umum, ini tempat di mana dosen dan mahasiswa memiliki hak untuk melaksanakan kebebasan dalam berbicara. Kami menghargai keragaman. Melalui kegiatan seperti ini, mahasiswa, staf, dosen, dapat memperluas dan memperdalam ilmu mereka untuk terlibat satu sama lain," ujar Castro.
(ays/ays)
Fashion
Semester Baru Datang! Saatnya Upgrade Tas Sekolah Si Kecil
Home & Living
Siapkan BBQ Malam Tahun Baru yang Seru & Ngangenin dengan Perlengkapan BBQ & Hotpot Ini!
Home & Living
3 Ide Kado Spesial Tahun Baru untuk Orang Tersayang!
Health & Beauty
Tahun Baru, Warna Baru! 3 Lip Produk Ini Layak Dicoba Pekerja Kantoran dan Wanita Kuliahan
Artikel Terkait
ARTIKEL LAINNYA
Kaleidoskop 2025
Ini 7 Tren Hijab 2025: Pashmina Meleyot, Motif hingga Menjuntai
Kaleidoskop 2025
Ini Brand Hijab yang Menguasai Tren 2025, dari Lafiye hingga Na The Label
Bank Mega Syariah Resmi Luncurkan Program Loyalitas MPC Points
Juara Emeron Hijab Hunt Nakeisha Rilis Single Nanti, Ini Kisah di Baliknya
126 Brand Lokal Diskon Baju dan Hijab Hingga 90% di Bazar GlamLocal, PIM 3
Most Popular
1
10 Aktris Tercantik 2025, Ana de Armas Hingga Dilraba Dilmurat
2
7 Potret Marshanda Pakai Seragam SMA di Usia 36 Tahun, Dipuji Masih Pantas
3
Aktor Marvel Ini Digosipkan Punya 'Affair' dengan Michelle Obama
4
Perseteruan Reuni F4 Semakin Memanas, Ken Chu Akhirnya Minta Maaf
5
Putri Chef Gordon Ramsay Menikah di Tengah Konflik Keluarga, Mertua Tak Hadir
MOST COMMENTED












































Foto: Ist.
Foto: Ist.