Menang Kompetisi Robot Jadi Cara Remaja Berhijab Protes ke Donald Trump
Arina Yulistara - wolipop
Kamis, 01 Des 2016 15:15 WIB
Los Angeles
-
Setelah pemilu selesai dan Donald Trump terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat (AS) pada awal November lalu, banyak masyarakat Amerika yang protes akan hasil seleksinya. Masyarakat muslim pun menjadi khawatir dengan kemenangan Trump karena kampanye 'Anti Muslim' yang pernah diserukannya.
Banyak cara yang dilakukan oleh sejumlah kelompok masyarakat untuk meningkatkan citra muslim di Amerika. Bahkan ada yang sampai berdemo di kawasan Los Angeles setelah Trump resmi jadi Presiden AS untuk menunjukkan protes mereka.
Aksi protes akan hasil pemilu terutama mengenai kampanye 'Anti Muslim' yang pernah dikatakan Trump juga dlakukan oleh remaja AS ini. Ya, Zaina Siyed merupakan salah satu remaja AS yang kecewa dengan hasil pemilu kemarin. Zaina ingin protes tapi tidak dengan berdemo.
Remaja 16 tahun itu lebih memilih untuk berbuat sesuatu demi bisa menunjukkan kepada Trump bahwa masyarakat muslim terutama wanita berhijab bukan teroris tapi justru dapat membangun Amerika menjadi lebih baik. Zaina pun mengikuti kompetisi robot tingkat nasional. Ia ingin menunjukkan bahwa generasi muda muslim bisa berguna untuk bangsa dan negara.
"Aku tidak ingin melihat muslim Amerika jadi korban karena orang-orang yang memilih (Trump) banyak yang memiliki alasan kebencian. Aku tidak ingin mereka percaya dengan representasi muslim yang tersebar di publik akan penindasan dan terorisme. Aku akan mencoba mengubahnya secara bertahap salah satunya dengan mengikuti program pembuatan robot. Ini saatnya bagi kita (muslim) untuk merepresentasikan diri kita lebih baik," papar Zaina seperti dilansir dari Los Angeles Time.
Baca juga: Mannequin Berjilbab Turban Eksis di Butik Chanel Beverly Hills
Wanita yang berdomisili di Chino Hills itu memulai aksinya dengan mengumpulkan anak-anak remaja untuk bergabung dalam kompetisi 'Los Angeles First Lego League'. Zaina berhasil mengumpulkan delapan anggota tim yang terdiri dari gadis remaja berusia 10 sampai 14 tahun. Tak hanya itu, Zaina juga berusaha menggalang dana melalui online untuk membiayai pembuatan robot.
FemSTEM menjadi nama tim yang dibentuknya. Ia berharap bisa menginspirasi gadis-gadis muslim lain untuk terjun ke dunia teknologi demi membuktikan kepada Trump bahwa wanita berhijab dapat dibanggakan. Zaina dan tim menamakan robotnya Rujellalley berasal dari kata Arab yang berarti robot.
Pengerjaan robot dilakukan selama kurang lebih tiga bulan. Zaina dan tim bertemu setidaknya seminggu sekali di Institute of Knowledge, masjid, atau sekolah Islam di Diamond Bar, California, AS.
Sebagai pembimbing, Zaina selalu mendorong timnya untuk bekerja secara cepat dan efisien. Pada hari kompetisi dilakukan di Rialto Middle School, ibu Zaina --Shazia Siyed--, turut mendampingi putrinya bersama tim FemSTEM. Sang ibu ikut mendampingi karena khawatir adanya penyerangan kebencian terhadap anak-anaknya ketika berada di muka publik. Melihat tim FemSTEM terdiri dari enam gadis berjilbab dan tiga anak perempuan muslim.
Shazia mengatakan ia merasa khawatir sejak hasil pemilu keluar. Bahkan sang ibunda sampai mencari pihak penyelenggara dan bertanya apa yang harus dilakukan jika ada yang mendekati tim Zaina dan mengatakan sesuatu negatif. Pihak penyelenggara pun mengatakan akan selalu mengawasi jalannya acara sehingga tidak ada kejadian buruk yang tak diinginkan.
Sementara di dalam ruang kompetisi, tim bergantian menguji robot mereka. Terdapat 20 tim dalam kompetisi tersebut. Tim Zaina membangun masjid lengkap dengan kubah dan menara. Mereka ingin membangun dan menjalankan program robot dalam masjid di Diamond Bar.
Setelah melalui hari yang panjang dan lebih dari tujum jam berkompetisi, seluruh tim akhirnya berkumpul untuk penutupan. Awalnya FemSTEM merasa putus asa karena robot yang mereka ciptakan tidak bekerja sesuai harapan.
Kemudian salah satu juri dalam kompetisi tersebut, Cindy Muñoz, menyebutkan bahwa ia akan mempersembahkan penghargaan kepada tim wanita muda yang penuh semangat. Tim Zaina pun merasa terkejut karena hanya ada 2 tim wanita dalam kompetisi. Dan nama mereka lah yang dinobatkan sebagai pemenang.
Zaina dan tim tak bisa menahan tangisnya. Bahkan tangan mereka gemetar saat menerima trofi kemenenagan. Zaina pun bangga akan kerja keras timnya selama ini dan ia juga berterima kasih kepada juri.
"Sebagai seorang wanita yang terjun di STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematics), aku bangga. Berharap bisa menjadi inspirasi untuk generasi berikutnya. Aku sangat bersemangat untuk melihat perempuan, minoritas, muslim, yang bisa mengubah pandangan orang lain tentang mereka dengan cara positif," pungkas Zaina.
Keberhasilannya dalam kompetisi robot itu membuat Zaina ingin terus berusaha membangkitkan semangat kepada kaum minoritas. Ia memiliki mimpi tidak hanya menjadi pemimpin untuk wanita-wanita muslim tapi juga kaum minoritas lainnya.
Baca juga: Foto: Penampilan Miss Universe Pia Wurtzbach Saat Berhijab di Dubai
(ays/ays)
Banyak cara yang dilakukan oleh sejumlah kelompok masyarakat untuk meningkatkan citra muslim di Amerika. Bahkan ada yang sampai berdemo di kawasan Los Angeles setelah Trump resmi jadi Presiden AS untuk menunjukkan protes mereka.
Aksi protes akan hasil pemilu terutama mengenai kampanye 'Anti Muslim' yang pernah dikatakan Trump juga dlakukan oleh remaja AS ini. Ya, Zaina Siyed merupakan salah satu remaja AS yang kecewa dengan hasil pemilu kemarin. Zaina ingin protes tapi tidak dengan berdemo.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Aku tidak ingin melihat muslim Amerika jadi korban karena orang-orang yang memilih (Trump) banyak yang memiliki alasan kebencian. Aku tidak ingin mereka percaya dengan representasi muslim yang tersebar di publik akan penindasan dan terorisme. Aku akan mencoba mengubahnya secara bertahap salah satunya dengan mengikuti program pembuatan robot. Ini saatnya bagi kita (muslim) untuk merepresentasikan diri kita lebih baik," papar Zaina seperti dilansir dari Los Angeles Time.
Baca juga: Mannequin Berjilbab Turban Eksis di Butik Chanel Beverly Hills
Wanita yang berdomisili di Chino Hills itu memulai aksinya dengan mengumpulkan anak-anak remaja untuk bergabung dalam kompetisi 'Los Angeles First Lego League'. Zaina berhasil mengumpulkan delapan anggota tim yang terdiri dari gadis remaja berusia 10 sampai 14 tahun. Tak hanya itu, Zaina juga berusaha menggalang dana melalui online untuk membiayai pembuatan robot.
Foto: Los Angeles Time |
FemSTEM menjadi nama tim yang dibentuknya. Ia berharap bisa menginspirasi gadis-gadis muslim lain untuk terjun ke dunia teknologi demi membuktikan kepada Trump bahwa wanita berhijab dapat dibanggakan. Zaina dan tim menamakan robotnya Rujellalley berasal dari kata Arab yang berarti robot.
Pengerjaan robot dilakukan selama kurang lebih tiga bulan. Zaina dan tim bertemu setidaknya seminggu sekali di Institute of Knowledge, masjid, atau sekolah Islam di Diamond Bar, California, AS.
Sebagai pembimbing, Zaina selalu mendorong timnya untuk bekerja secara cepat dan efisien. Pada hari kompetisi dilakukan di Rialto Middle School, ibu Zaina --Shazia Siyed--, turut mendampingi putrinya bersama tim FemSTEM. Sang ibu ikut mendampingi karena khawatir adanya penyerangan kebencian terhadap anak-anaknya ketika berada di muka publik. Melihat tim FemSTEM terdiri dari enam gadis berjilbab dan tiga anak perempuan muslim.
Foto: Los Angeles Time |
Foto: Los Angeles Time |
Shazia mengatakan ia merasa khawatir sejak hasil pemilu keluar. Bahkan sang ibunda sampai mencari pihak penyelenggara dan bertanya apa yang harus dilakukan jika ada yang mendekati tim Zaina dan mengatakan sesuatu negatif. Pihak penyelenggara pun mengatakan akan selalu mengawasi jalannya acara sehingga tidak ada kejadian buruk yang tak diinginkan.
Sementara di dalam ruang kompetisi, tim bergantian menguji robot mereka. Terdapat 20 tim dalam kompetisi tersebut. Tim Zaina membangun masjid lengkap dengan kubah dan menara. Mereka ingin membangun dan menjalankan program robot dalam masjid di Diamond Bar.
Setelah melalui hari yang panjang dan lebih dari tujum jam berkompetisi, seluruh tim akhirnya berkumpul untuk penutupan. Awalnya FemSTEM merasa putus asa karena robot yang mereka ciptakan tidak bekerja sesuai harapan.
Kemudian salah satu juri dalam kompetisi tersebut, Cindy Muñoz, menyebutkan bahwa ia akan mempersembahkan penghargaan kepada tim wanita muda yang penuh semangat. Tim Zaina pun merasa terkejut karena hanya ada 2 tim wanita dalam kompetisi. Dan nama mereka lah yang dinobatkan sebagai pemenang.
Zaina dan tim tak bisa menahan tangisnya. Bahkan tangan mereka gemetar saat menerima trofi kemenenagan. Zaina pun bangga akan kerja keras timnya selama ini dan ia juga berterima kasih kepada juri.
"Sebagai seorang wanita yang terjun di STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematics), aku bangga. Berharap bisa menjadi inspirasi untuk generasi berikutnya. Aku sangat bersemangat untuk melihat perempuan, minoritas, muslim, yang bisa mengubah pandangan orang lain tentang mereka dengan cara positif," pungkas Zaina.
Keberhasilannya dalam kompetisi robot itu membuat Zaina ingin terus berusaha membangkitkan semangat kepada kaum minoritas. Ia memiliki mimpi tidak hanya menjadi pemimpin untuk wanita-wanita muslim tapi juga kaum minoritas lainnya.
Baca juga: Foto: Penampilan Miss Universe Pia Wurtzbach Saat Berhijab di Dubai
(ays/ays)
Elektronik & Gadget
Bikin Sejuk Dimanapun Kamu! Intip 3 Rekomendasi Kipas Mini Portable Di Bawah 200 Ribu
Hobbies & Activities
4 Novel Ini Menggugah Rasa dan Pikiran, Layak Dibaca Sekali Seumur Hidup
Elektronik & Gadget
Vivo iQOO 15: Flagship Baru Super Kencang dengan Snapdragon 8 Elite Gen 5 & Layar 144Hz
Elektronik & Gadget
KiiP Wireless EW56: Power Bank Magnetik yang Bikin Hidup Lebih Praktis
Artikel Terkait
ARTIKEL LAINNYA
Ivan Gunawan Gelar Garis Poetih 2026, 12 Desainer Rilis Koleksi Lebaran
Modest Fashion & Art Trade Show, 9 Negara Satukan Estetika Modest di Turki
Jakarta Modest Summit 2025
Ini Rahasia Brand Modest Damakara & Khaanan Indonesia Tembus Eropa & Amerika
Desainer Vivi Zubedi Kirimkan 300 Busananya untuk Korban Bencana Sumatera
Jakarta Modest Summit 2025
Ini Rahasia di Balik Melonjaknya Penjualan Brand: Afiliator, Bukan Influencer
Most Popular
1
Transformasi Influencer yang Meninggal Tragis, Dada 38J hingga Tato Bola Mata
2
Foto: Adu Gaya Para Bintang di Karpet Merah Emily in Paris Season 5
3
Viral Penampilan Bodyguard Tercantik, Berlatih Bela Diri di Kuil Shaolin
4
8 Rekomendasi Cushion yang Bagus untuk Usia 40 tahun ke Atas
5
Cerita Hyun Bin Bulking Demi Terlihat Sangar di Drakor Baru, Naik 14 Kg
MOST COMMENTED












































Foto: Los Angeles Time
Foto: Los Angeles Time
Foto: Los Angeles Time