Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Donald Trump Presiden AS Terpilih, Wanita Muslim Amerika Takut Berhijab

Hestianingsih - wolipop
Jumat, 11 Nov 2016 14:48 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Foto: Instagram
Jakarta - Terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat ke-45 tak hanya membuat banyak pihak, terutama warga AS terkejut tapi juga kekhawatiran. Dalam sejumlah pidatonya pada masa kampanye, pengusaha sekaligus politikus ini dengam frontal menyatakan akan membatasi masuknya umat Muslim ke negara adidaya tersebut.

Seperti dilaporkan Huffington Post, wanita Muslim di Amerika kini takut mengenakan hijab. Alasannya, karena mereka khawatir akan dijadikan target perilaku kebencian terhadap Islam.

Kini dengan waktu kurang dari dua hari lagi sebelum Donald menginjakkan kaki ke Gedung Putih, para wanita Muslim muda mengutarakan ketakutannya di Twitter. Seorang pengguna Twitter bercuit dirinya disarankan agar tidak memakai hijab, niqab atau burka di tempat umum.
Foto: Thinkstock

"My mom literally just texted me "don't wear the Hijab please" and she's the most religious person in our family...." tulis pemilik akun @harryonmen. Dari cuitannya, sangat ironis, mengingat orang yang memintanya tidak menggunakan hijab adalah ibunya sendiri yang notabene paling relijius di antara keluarganya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tanggapan lain datang dari akun @akindaddy yang menulis, "The fact that muslim women are having to consider not wearing hijabs for their own safety is fucking terrifying."

Akun @akindaddy mengekspresikan kecemasannya, ketika tiba waktu di mana para wanita Muslim terpaksa melepas hijabnya demi keselamatan mereka sendiri. Menurutnya itu sangat mengerikan.

Namun ada pula yang bertekad tetap mengenakan hijabnya, apa pun yang terjadi. "Best believe my hijab will only be tighter and more visible for all to see when trumps becomes president. Black female Muslim and proud af," cuit pemilik akun @Chimmyq.

Di tengah ketakutan wanita Muslim Amerika memakai hijab, beberapa memberi dukungan agar terus mempertahankan apa yang menjadi prinsip mereka. "@harryonmen @irishmaniall i dont know you, but my heart goes out to you and your family, we are all here for you. I am truly sorry," tulis @njhconfused yang berharap semua akan baik-baik saja dan mencoba menenangkan mereka.
Foto: Ilustrator: Bagus S Nugroho

Pemilik akun @narjisfn bahkan menyarankan para wanita Muslim berhijab untuk tidak keluar rumah sendirian dan lekas meminta bantuan apabila menjadi korban tindak kekerasan. "If you don't feel safe to wear hijab in your area, please reach out to a friend/have a call-buddy/don't walk alone whenever you're out," tulisnya.

Salah satu pernyataan Donald Trump yang cukup kontroversial diungkapkannya saat pemilihan kandidat presiden pada Desember 2015. Kala itu, ia menyerukan akan menghentikan masuknya umat Muslim ke Amerika Serikat karena menurutnya, Muslim mendukung tindak kekerasan.

Dalam kesempatan yang sama, pemilik apartemen Trump Tower ini juga berujar, "Menciptakan database untuk melacak orang Muslim yang tinggal di negara ini."

Kekhawatiran wanita Muslim di Amerika Serikat memang cukup beralasan. Mengingat serangan terhadap masyarakat Muslim sempat terjadi di belahan dunia lainnya, karena sebuah peristiwa yang mengakibatkan ketidakstabilan politik. Data yang dilaporkan situs Mashable mencatat, kasus kriminal akibat kebencian terhadap agama dan rasis tertentu meningkat hingga 41 persen di Inggris, sebagai imbas referendum Brexit. (hst/hst)
Tags

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Detiknetwork
Hide Ads