Perjuangan Pemain Golf Berhijab di Amerika, Tak Menyerah Meski Di-Bully
Senin, 22 Apr 2019 11:30 WIB
Jakarta - Tak semua hijabers memiliki kesempatan untuk menekuni profesi yang dicintainya, khususnya di negara minoritas muslim seperti Amerika Serikat. Hijab masih menjadi isu yang sensitif. Mereka harus berjuang untuk membuktikan hijab bukan simbol penindasan dan terorisme.
Tak heran jika sejumlah hijabers menjadi viral karena berhasil membuktikan potensinya. Sebut saja Ibtihaj Muhammad, atlet anggar berhijab Amerika pertama dan Ilhan Omar yang terpilih jadi anggota Kongres berhijab pertama di AS.
Selain nama-nama populer tersebut, ada beberapa hijabers yang masih memperjuangkan karirnya di bidang olahraga. Salah satunya adalah
Ia jatuh cinta pada permainan golf sejak usia delapan tahun. Namun, pemain golf berhijab masih sangat jarang. Jangankan di Amerika, di Indonesia pun pemain golf berhijab tak terlalu terdengar.
Didukung oleh ayahnya, Ahmed mengikuti pertandingan golf di usia remaja. Ia menjadi kontestan berhijab pertama pada turnamen American Junior Golf Association di Las Vegas.
Aksinya pun mencuri perhatian. Pertandingan tersebut mengantarkan Ahmed untuk memperoleh beasiswa di University of Nebrashka, di Lincoln, Amerika. Ia mendapat pelatihan golf dan bergabung dalam tim golf Nebrashka.
Wanita berusia 18 tahun itu pun mulai sering terlihat dalam berbagai turnamen golf. Sosoknya semakin menjadi perhatian. Tak jarang, muncul pertanyaan tentang hijabnya.
"Ada yang bilang bahwa muslimah (berhijab) sepertiku tidak seharusnya bermain golf, kita tidak punya hak untuk tinggal di Amerika, aku harus pulang. Semua perkataan itu sempat menggangguku, tapi tidak menghentikanku," ungkap Ahmed dilansir dari Golf Channel.
Meski banyak di-bully, Ahmed mengaku cukup keras kepala menanggapinya. Ia bertekad untuk membuktikan orang-orang bahwa mereka salah. Ia siap untuk berjuang lebih keras lagi.
Pelatih tim golf Nerabskha juga kerap memuji Ahmed di media. Dilansir dari Omaha, pelatih bernama Krapfl mengagumi kegigihan Ahmed.
"Aku pikir dia menghadapi semuanya dengan hebat. Aku tahu dengan pasti ada beberapa situasi orang-orang melihatnya dan mengkhawatirkan busana yang dia pakai. Tapi, aku pikir, tim kami dan para pelatih bisa menjadi support system baginya," tutur Krapfl dilansir dari Omaha.
Ahmed bermimpi suatu hari nanti, ia bisa menjadi pelatih dan berbagi ilmu. Ia ingin memberikan sumbangsih kepada dunia golf yang selama ini mendukungnya.
(sil/sil)
Tak heran jika sejumlah hijabers menjadi viral karena berhasil membuktikan potensinya. Sebut saja Ibtihaj Muhammad, atlet anggar berhijab Amerika pertama dan Ilhan Omar yang terpilih jadi anggota Kongres berhijab pertama di AS.
Selain nama-nama populer tersebut, ada beberapa hijabers yang masih memperjuangkan karirnya di bidang olahraga. Salah satunya adalah
Ia jatuh cinta pada permainan golf sejak usia delapan tahun. Namun, pemain golf berhijab masih sangat jarang. Jangankan di Amerika, di Indonesia pun pemain golf berhijab tak terlalu terdengar.
Didukung oleh ayahnya, Ahmed mengikuti pertandingan golf di usia remaja. Ia menjadi kontestan berhijab pertama pada turnamen American Junior Golf Association di Las Vegas.
Aksinya pun mencuri perhatian. Pertandingan tersebut mengantarkan Ahmed untuk memperoleh beasiswa di University of Nebrashka, di Lincoln, Amerika. Ia mendapat pelatihan golf dan bergabung dalam tim golf Nebrashka.
![]() |
Wanita berusia 18 tahun itu pun mulai sering terlihat dalam berbagai turnamen golf. Sosoknya semakin menjadi perhatian. Tak jarang, muncul pertanyaan tentang hijabnya.
"Ada yang bilang bahwa muslimah (berhijab) sepertiku tidak seharusnya bermain golf, kita tidak punya hak untuk tinggal di Amerika, aku harus pulang. Semua perkataan itu sempat menggangguku, tapi tidak menghentikanku," ungkap Ahmed dilansir dari Golf Channel.
Meski banyak di-bully, Ahmed mengaku cukup keras kepala menanggapinya. Ia bertekad untuk membuktikan orang-orang bahwa mereka salah. Ia siap untuk berjuang lebih keras lagi.
Pelatih tim golf Nerabskha juga kerap memuji Ahmed di media. Dilansir dari Omaha, pelatih bernama Krapfl mengagumi kegigihan Ahmed.
"Aku pikir dia menghadapi semuanya dengan hebat. Aku tahu dengan pasti ada beberapa situasi orang-orang melihatnya dan mengkhawatirkan busana yang dia pakai. Tapi, aku pikir, tim kami dan para pelatih bisa menjadi support system baginya," tutur Krapfl dilansir dari Omaha.
Ahmed bermimpi suatu hari nanti, ia bisa menjadi pelatih dan berbagi ilmu. Ia ingin memberikan sumbangsih kepada dunia golf yang selama ini mendukungnya.