Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Intimate Interview

Restu Anggraini, Menembus Pasar Dunia dengan Busana Muslim High-Tech

Alissa Safiera - wolipop
Rabu, 09 Mar 2016 16:22 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Foto: Alissa Safiera
Jakarta - Nama Restu Anggraini menjadi salah satu desainer muda yang dilirik beberapa tahun terakhir ini. Boleh dibilang, kehadirannya mendobrak tren modestwear saat itu yang didominasi pastel dan garis feminin dari rok-rok lebar, berganti menjadi garis maskulin yang modern.

Wanita yang akrab disapa Etu mulai mencoba peruntungan di bidang fashion sekitar akhir 2010. Saat itu, iapun masih berkarier sebagai tim marketing event di salah satu e-commerce. Ia dan dua temannya membuat brand modestwear yang fokus pada produksi desain jaket dan blazer. Sayangnya, brand ini tak bertahan lama karena kesibukan pekerjaan masing-masing. Namun akhir dari brand ini justru mengawali karier Etu sebagai desainer.

"Dari sana mulai tahu aku senangnya di sini. Jadi aku mulai kursus dan aku ambil yang dapat sertifikasi di Esmod. Aku resign. Jadi aku merasa kalau mau bikin usaha nggak boleh setengah-setengah nih, dan ini jadi ilmu baru," tutur Etu saat berbincang dengan Wolipop di Melbourne, Australia, Rabu (9/3/2016).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Di tahun 2011, Etu mengeluarkan label utamanya yang dinamakan RA by Restu Anggraini. Respon pasar pun sangat baik saat itu, dengan desain Etu yang mengarah kepada gaya wanita bekerja yang modern. Dari sana, tawaran untuk melebarkan kariernya semakin besar.

Di tahun 2014, Etu mendapatkan tawaran untuk mengisi slot di Jakarta Fashion Week. Tak hanya itu, ia juga berkesempatan bergabung bersama Indonesia Fashion Forward, yakni wadah bagi desainer muda untuk memiliki bekal dan akses ke pasar dunia. Hingga akhirnya label keduanya yang lebih eksklusif rilis, yakni ETU.

Label ini tak hanya berbeda dari segi desain (saat itu modestwear didominasi warna pastel dan gaya yang sangat feminin), namun juga inovasi yang ditawarkan. Etu membuat karyanya berbeda dari pemilihan material teknologi tinggi.

Untuk brand ETU, ia bekerjasama dengan perusahaan tekstil berteknologi tinggi ternama asal Jepang, Toray Industries. Etu mengkreasikan satu material yang dinamakan Ultrasuede. Sedikit informasi, Ultrasuede adalah bahan berteknologi tinggi yang dibuat dengan teknologi ultra-microfiber untuk menandingi kualitas bahan kulit asli. Material yang juga dipakai label ternama seperti Halston Heritage, Issey Miyake, Uniqlo hingga Prada.

Bahan dengan tekstur mirip kulit ini dibuat dari material daur ulang yaitu polyester. Kelebihannya, meski tampak tebal bahan ini tetap nyaman dan mampu menyerap keringat dengan baik sehingga tetap sejuk saat dipakai.

"Jadi kita nggak hanya fokus pada desain tapi juga main di inovasi material," ujarnya.

Brand ETU kini tak hanya dikenal pasar lokal. Di tahun lalu, Etu memamerkan karyanya di Mercedes Benz Tokyo Fashion Week, dan tahun ini akan menampilkan koleksi terbaru untuk pasar Australia di ajang Virgin Australia Melbourne Fashion Festival pada 10 Maret 2016 besok.

"Setiap negara kita mengadakan penelitian dulu, karena satu desain belum tentu cocok di semua negara," jelas wanita 29 tahun ini. (asf/eny)
Tags

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Detiknetwork
Hide Ads