Cara Buka Puasa yang Benar untuk Tubuh Lebih Sehat Berenergi

Kalap makan saat buka puasa bisa mengganggu kesehatan, khususnya pencernaan. Selain perut jadi terasa penuh dan tidak nyaman, juga bisa membuat lambung perih.

Selain itu langsung makan besar saat buka puasa juga berisiko membuat tubuh terasa lemas. Sebab setelah seharian berpuasa, perut menjadi kosong, dan ketika tiba-tiba diisi banyak makanan sistem pencernaan bisa terganggu.

Pakar gizi dr. Putri Sakti, M. Gizi, Sp.GK, AIFO-K memberi tips cara buka puasa yang benar agar tubuh tetap dapat beraktivitas dengan optimal, terutama untuk menjalankan ibadah salat Tarawih. Hal utama yang terpenting adalah mengasup gizi lengkap dan seimbang, artinya ada karbohidrat, protein serta lemak sehat.

"Iftar saat adzan sebaiknya jangan langsung konsumsi porsi besar. Sekitar 10 persen (dari total makanan) bisa pakai kurma atau buah potong. Tujuannya mengembalikan kadar gula darah," tuturnya.

Setelah menyantap hidangan buka puasa, dr. Putri menyarankan sebaiknya memberi jeda waktu sebelum menikmati hidangan utama, atau makan berat. Lakukan ibadah terlebih dahulu yakni salat Maghrib.

"Setelah itu baru bisa makan gizi seimbang," tambahnya.

Konsumsi sedikitnya 40 persen dari total kebutuhan energi harian. Makan berat ini bisa dilakukan antara setelah salat Maghrib atau sebelum Tarawih. Selain karbohidrat, protein dan lemak sehat, lengkapi juga gizi dengan konsumsi sayur serta buah.

Dokter yang praktek di RS Permata Cibubur ini juga menyarankan untuk memperbanyak konsumsi makanan mengandung vitamin A,D,E dan K saat buka puasa. Sebab jenis-jenis vitamin ini lebih optimal diserap saat mengonsumsi cukup lemak sehat.

"Vitamin A,D,E,K cenderung lebih diutamakan setelah makan utama saat buka puasa," tandasnya.

Keempat jenis vitamin penting tersebut bisa didapatkan dari hati sapi atau ayam, ubi, bayam, wortel, salmon, kuning telur, susu, alpukat, udang, brokoli, kacang almond, anggur, dan kacang kedelai.