Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Curhat Mesty Ariotedjo Soal Gaya Hidup Dokter yang Sangat Tidak Sehat

Anggi Mayasari - wolipop
Sabtu, 14 Okt 2017 16:07 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Foto: Instagram
Jakarta -
Kelelahan bekerja kerap kali menjadi masalah serius yang bisa menganggu kesehatan. Bahkan beberapa kasus kematian terjadi akibat bekerja melebihi batas waktu normal. Tak terkecuali profesi dokter yang rentan dengan jam kerja berlebihan.

Pekerjaan di bidang medis yang dihadapkan untuk membantu dan menolong pasien tentu bukanlah perkara mudah, karena dibutuhkan ketelitian dan keterampilan. Lantas bagaimana dengan kehidupan dokter yang harus bekerja 110 jam seminggu?
Curhat Mesty Ariotedjo Soal Gaya Hidup Dokter yang Sangat Tidak SehatFoto: Anggi Mayasari/Wolipop
Dokter cantik MestyAriotedjo pun mengaku saat ini tengah memperjuangkan hidup sehat. Sebagai dokter, ia tidak boleh terlalu lelah dalam bekerja karena bisa membahayakan kondisi pasien.

"Dokter hidupnya sehat? Enggak, sangat tidak sehat, dan itu yang sangat saya perjuangkan saat ini. Saya sedang vokal sekali terhadap departemen dan rumah sakit ya, karena kami bekerja 110 jam seminggu, apakah itu ideal? Sama sekali tidak," kata Mesty saat ditemui di Suasana Restauran, Jakarta Selatan, belum lama ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Karena ketika kita terlalu capek pun yang rugi pasiennya, karena kan sekarang banyak patient safety yang bermasalah dan banyak kasus-kasusnya," lanjutnya.
Curhat Mesty Ariotedjo Soal Gaya Hidup Dokter yang Sangat Tidak SehatFoto: Anggi Mayasari/Wolipop
Wanita 28 tahun yang namanya masuk dalam daftar wanita muda sukses Asia oleh majalah Forbes ini pun tengah memperjuangkan pengurangan jam kerja dokter. "Karena di Amerika sendiri jam kerja dokter itu sudah dibatasi 80 jam seminggu. Jika bekerja berurutan selama 24 jam, abis itu mereka harus free dulu sehari. Jadi ya masih jauh dari ideal," kata Mesty.

Untuk itu, wanita yang juga dikenal di dunia hiburan sebagai model dan pemain harpa ini mengajukan beberapa permohonan agar pihak rumah sakit menambah dokter yang berkualitas. Tak hanya itu, kuota pendidikan untuk dokter juga perlu ditambah. "Jadi bayangkan saja dalam satu angkatan saya hanya berdua belas, dan dalam satu hari itu satu dokter menangani tiga puluh pasien," terang Mesty.

Hal tersebut terkadang membuat Mesty kurang istirahat dan tidur. Jika berlangsung terus menerus dikhawatirkan akan berdampak buruk pada kesehatannya maupun keselamatan pasien. "Sebenarnya bisa kalau kita nggak tidur, cuma ya itu kadang kalau nggak tidur kita juga kurang fokus, jalan juga udah susah untuk tegaknya," ungkapnya.
(agm/ami)
Tags

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Detiknetwork
Hide Ads