Hindari Obesitas dengan Makan Perlahan
Eya Ekasari - wolipop
Rabu, 02 Nov 2011 17:32 WIB
Jakarta
-
Dalam rutinitas yang serba cepat, seringkali Anda terpaksa melahap makanan dengan terburu-buru. Waspadalah, karena kebiasaan itu justru bisa meningkatkan risiko terkena obesitas.
Penelitian terbaru telah membuktikan bahwa makan dengan cepat dapat menyebabkan diabetes pada saat usia lanjut. Orang yang menelan makanannya dengan cepat cenderung mengonsumsi makanan lebih banyak dibanding orang yang makan dengan santai.
Peneliti percaya bahwa makan cepat akan menghentikan produksi hormon peptida YY dan glukagon-peptida di usus yang berfungsi sebagai penunda nafsu makan pada otak. Hormon
yang seharusnya memberi tahu otak bahwa makanan di perut sudah penuh menjadi tidak berfungsi, sehingga membuat orang tidak merasa kenyang.
Kebiasaan makan cepat ini biasanya dilakukan oleh mereka yang sibuk seperti karyawan kantoran. Menurut professor Stephen Bloom dari Imperial College, London, "Makan cepat sambil mengerjakan pekerjaan di depan komputer akan mempercepat risiko obesitas."
Selain itu, mengonsumsi makanan dengan cara seperti ini juga berisiko tinggi terkena banyak macam penyakit. Hal ini karena, makan dengan cepat dapat meningkatkan kuantitas gula dalam darah dengan seketika.
"Tingkat glukosa pada orang yang memiliki Impaired Glucose Tolerance (IGT)biasanya menjadi lebih tinggi, sehingga mereka punya kemingkinan besar untuk terkena diabetes," ujar Dokter Pradeep Ratnaparkhi, seperti yang dikutip dari Times of India.
Oleh karena itu, Stephen Bloom menyarankan agar kebiasaan memakan terburu-buru segera dihilangkan. Menurutnya, kebiasaan makan secara perlahan bisa bantu orang hindari penyakit dan membuat tubuh menjadi tetap langsing.
(eya/hst)
Penelitian terbaru telah membuktikan bahwa makan dengan cepat dapat menyebabkan diabetes pada saat usia lanjut. Orang yang menelan makanannya dengan cepat cenderung mengonsumsi makanan lebih banyak dibanding orang yang makan dengan santai.
Peneliti percaya bahwa makan cepat akan menghentikan produksi hormon peptida YY dan glukagon-peptida di usus yang berfungsi sebagai penunda nafsu makan pada otak. Hormon
yang seharusnya memberi tahu otak bahwa makanan di perut sudah penuh menjadi tidak berfungsi, sehingga membuat orang tidak merasa kenyang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, mengonsumsi makanan dengan cara seperti ini juga berisiko tinggi terkena banyak macam penyakit. Hal ini karena, makan dengan cepat dapat meningkatkan kuantitas gula dalam darah dengan seketika.
"Tingkat glukosa pada orang yang memiliki Impaired Glucose Tolerance (IGT)biasanya menjadi lebih tinggi, sehingga mereka punya kemingkinan besar untuk terkena diabetes," ujar Dokter Pradeep Ratnaparkhi, seperti yang dikutip dari Times of India.
Oleh karena itu, Stephen Bloom menyarankan agar kebiasaan memakan terburu-buru segera dihilangkan. Menurutnya, kebiasaan makan secara perlahan bisa bantu orang hindari penyakit dan membuat tubuh menjadi tetap langsing.
(eya/hst)
Elektronik & Gadget
Capek Cuci Piring? Bosch SMS4HMC65Q Bisa Jadi Penyelamat Dapur Kamu
Health & Beauty
Kulit Auto Bersih & Pori Mengecil! 3 Clay Mask Ini Wajib Kamu Coba
Home & Living
Mulai 2026 Tanpa Drama: Rekomendasi Planner Simple, Estetik, dan Fungsional!
Health & Beauty
Duo Serum Andalan Orang Korea untuk Kulit Cerah & Sehat: Anua vs Numbuzin, Mana yang Cocok Buat Kamu?
Artikel Terkait
ARTIKEL LAINNYA
Tren 'Ozempic Body' Makin Ekstrem, Kini Beralih ke Pengangkatan Tulang Rusuk
6 Tren Diet yang Viral dan Populer Sepanjang 2025
6 Bulan Diet Ayam Rebus, Influencer Ini Nyaris Kehilangan Nyawa
Bintang Mukbang Tzuyang Makan Segunung Malah Makin Kurus, Ini Penyebabnya
Bihun Aman untuk Diet? Simak Fakta dan Kandungan Gizinya
Most Popular
1
51 Tahun Seperti 20-an! Aksi Supermodel Cantik Jadi Cheerleader Viral
2
8 Pesona Fuji yang Masuk 100 Wajah Tercantik 2025 di Dunia
3
8 Foto Raisa Liburan Akhir Tahun Berdua Zalina ke Korea Usai Resmi Bercerai
4
Tren 'Ozempic Body' Makin Ekstrem, Kini Beralih ke Pengangkatan Tulang Rusuk
5
Potret Zhang Ruonan yang Diduga Diet Ekstrem, Muat Pakai Baju Anak-anak
MOST COMMENTED











































