Kisah Wanita Jepang Dapat Rp 419 Juta Setelah Ungkap Kasus Pemerkosaannya
Rahmi Anjani - wolipop
Selasa, 24 Des 2019 08:00 WIB
tautan telah disalin
Anda menyukai artikel ini
Artikel disimpan
Jakarta - Jurnalis Shiori Ito baru saja memenangkan kasus pemerkosaan yang terjadi padanya di 2015. Ia pun menjadi wanita pelopor pengungkapan kasus pemerkosaan di Jepang
Jurnalis Shiori Ito memenangkan tuntutan pemerkosaan yang dilakukan oleh Nariyuki Yamaguchi, seorang teman baik dan biographer Perdana Menteri Shinzo Abe. Ia baru saja memenangkan kasus itu dan mendapat kompensasi senilai ratusan $30 ribu atau sekitar Rp 491 jutaan. Ito pun dianggap sebagai salah satu pahlawan yang mempelopori gerakan MeToo di Jepang. Foto: Getty Images
Shiori Ito menjadi simbol vital MeToo atau gerakan wanita mengungkap peristiwa pelecehan seksual yang dialami mereka. Pada 2017, ia melapor polisi sebelum akhirnya membuka kasusnya pada publik. Di Jepang, masalah tersebut sempat menjadi perbincangan hangat seperti kasus Harvey Weinstein di Amerika Serikat. Foto: Getty Images
Kejadian tersebut berawal dari pertemuan Ito dan Yamaguchi pada suatu malam empat tahun lalu di sebuah bar dan berlanjut makan malam. Ito tidak mengingat pasti peristiwa tersebut, namun ia tahu ia sempat merasakan pusing lalu pingsan. Di malam tersebut, Yamaguchi pun dituduh memberinya obat dan memanfaatkan kesempatan untuk melakukan sesuatu yang menyebabkannya kerusakan mental dan fisik. Foto: Getty Images
Noriyuki Yamaguchi sendiri merupakan seorang pemegang posisi tinggi. Ia adalah kepala biro Washington untuk Tokyo Broadcasting System dan biographer Shinzo Abe kala itu. Atas tuduhan Ito, Yamaguchi pun mengelak dan dua bulan setelah investigasi, para jaksa menghentikan kasus itu. Foto: Getty Images
Setelah itu, Ito mengambil langkah yang banyak wanita di Jepang tak berani lakukan yakni mengungkapnya ke publik. Ia mengadakan konferensi pers lalu menerbitkan sebuah buku. Ito pun mengungkap jika polisi telah memiliki semua bukti bahwa ada dugaan perkosaan sebelum tiba-tiba kasusnya dihentikan. Foto: Getty Images
"Apa yang aku minta dari kalian adalah aku butuh bantuan untuk mencari tahu hal-hal ini. Aku tidak bisa melakukan ini sendirian dan aku sudah berpikir bahwa ini waktu yang tepat untuk melakukan lebih banyak investigasi mengenai ini karena aku tidak bisa sendiri. Aku butuh bantuan kalian," katanya dalam konferensi pers dengan suara hampir menangis. Foto: Getty Images
Berbeda dengan di Amerika Serikat, hal ini menjadi sesuatu yang tabu untuk dibicarakan di Jepang. Dilaporkan jika tidak banyak wanita yang melaporkan kasus pelecehan bahkan pemerkosaan dan kasus-kasus itu jarang menghasilkan penangkapan atau persekusi. Ito sendiri mengaku sempat ragu untuk langsung melapor dan menganggap hal itu adalah kesalahannya. Foto: Getty Images
Namun profesinya sebagai jurnalis menguatkan Ito untuk akhirnya mengusut kasus ini. "Jika aku tidak menghadapi kenyataan itu. Aku pikir aku tidak bisa bekerja sebagai jurnalis," ungkap dilansir NY Times. Foto: Getty Images
Perlu waktu yang tidak sebentar untuk akhirnya Yamaguchi akhirnya terbukti bersalah. Ito pun memenangkan kasus dan dianggap berjasa karena menjadi pelopor bagi para wanita untuk melaporkan tindakan pelecehan seksual. Setelah itu, dikatakan jika semakin banyak kasus pemerkosaan yang diusut ke polisi. Foto: Getty Images
"Aku sangat senang aku bisa memberikan hasil yang bagus kepada semua orang. Bahkan dengan dukungan sebanyak ini, seorang korban bisa menjadi gugup, khawatir. Bahkan hari ini, ada begitu banyak orang yang melawannya sendirian. Aku harap bisa menjadi lebih mudah untuk mereka merasa lebih tidak khawatir untuk maju ke depan," ungkapnya. Foto: Getty Images