Inspirasi Batik di Gaun Pengantin Kasual Karya Edward Hutabarat
Daniel Ngantung - wolipop
Selasa, 12 Jun 2018 17:00 WIB
tautan telah disalin
Anda menyukai artikel ini
Artikel disimpan
Paris - Promosi batik di Paris, Edward Hutabarat mengenalkannya lewat koleksi gaun pengantin kasual. Seperti apa?
Bersama Oscar Lawalatan dan Denny Wirawan, desainer Edward Hutabarat mendapat kesempatan untuk pamer karya dalam acara 'Batik for the World' di markas UNESCO, Paris, Prancis baru-baru ini. Untuk momen istimewa tersebut, Bang Edo, begitu ia akrab disapa, menampilkan koleksi gaun pengantin kasual bermaterialkan batik megamendung dan sawunggaling. (Foto: Daniel Ngantung/Wolipop)
"Bukan sekadar memperkenalkan batik, tapi memberikan sesuatu yang mereka mau pakai juga. Selain itu, saya juga memberikan opsi kepada pengantin yang ingin tampil santai di pernikahan," ungkap Edo tentang koleksinya. (Foto: Rio Motret/Image Dynamics)
Gaun-gaun bergaya 'resort' yang longgar dan rileks bersiluet A mendominasi koleksi yang terdiri dari delapan tampilan busana (look) ini.Β Kesan kasual semakin terasa berkat tambahan kantong sebagai aksen di setiap gaun. (Foto: Daniel Ngantung/Wolipop)
Selain gaun, muncul pula busana bersiluet jumpsuit dan celana pendek yang dibungkus jubah batik. "Gayanya Eropa, tapi akarnya tetap Indonesia," ujar desainer yang sudah berkarya lebih dari tiga dekade ini. (Foto: Daniel Ngantung/Wolipop)
Model tampil dengan gaun batik megamendung penuh warna.Β Menariknya, gaun ini terbuat dari kain sisa yang disatukan lagi dengan teknik patchwork. "Kain-kain perca batik digabung lagi menjadi sesuatu. Sangat sayang kan kalau kain hasil perajin itu dibuang," kata Edo. (Foto: Daniel Ngantung/Wolipop)
Salah satu gaun berbahan batik sawunggaling rancangan Edo. Batik sawunggaling karya maestro batik Go Tik Swan menjadi ilham Edo dalam menciptakan koleksi ini. (Foto: Daniel Ngantung/Wolipop)
Bang Edo menyempurnakan koleksinya dengan topi-topi karya perajin di Karangasem dan Singaraja, Bali, seharga Rp 50 ribuan. Topi tersebut lalu dipercantik lagi dengan potongan bunga segar yang Edo beli di sebuah pasar di Paris sehari sebelum acara. (Foto: Daniel Ngantung/Wolipop)
"Koleksi ini 95 persen Indonesia. Sisanya, lima persen rasa Prancis dari pilihan bunganya," kata Edo. Sekali lagi, karya Edo ini membuktikan betapa batik sebagai warisan budaya Indonesia dengan nilai histori dan filosofinya sangat fleksibel dengan tren kekinian sehingga bisa mendunia. (Foto: Daniel Ngantung/Wolipop)