Ini Deretan Busana Batik Karya 3 Desainer Indonesia yang Memukau di Paris
Daniel Ngantung - wolipop
Jumat, 08 Jun 2018 11:31 WIB
tautan telah disalin
Anda menyukai artikel ini
Artikel disimpan
Jakarta - Tiga desainer Indonesia sukses memanggungkan batik di pentas dunia lewat 'Batik for the World'. Inilah karya mereka yang memukau di Paris.
'Batik for the World', dihelat di markas UNESCO, Paris, Prancis, 6-12 Juni 2018. Memamerkan ragam kecantikan batik Nusantara, 'Batik for the World' dibuka dengan peragaan busana karya Oscar Lawalata, Edward Hutabarat, dan Denny Wirawan. Foto: Rio Motret/Image Dynamics
Rancangan desainer senior Edward Hutabarat mengawali presentasi yang dihadiri sekitar seribuan tamu tersebut. Foto: Rio Motret/Image Dynamics
Bang Edo, begitu sapaan akrabnya, mencoba memperkenalkan batik lewat koleksi busana pengantin yang kasual. Batik motif megamendung dan sawunggaling menjadi andalannya. Foto: Rio Motret/Image Dynamics
"Bukan sekadar memperkenalkan batik, tapi mereka mau pakai juga. Selain itu, saya juga mau memberikan opsi kepada pengantin yang ingin tampil santai di pernikahan," ungkap Bang Edo. Foto: Rio Motret/Image Dynamics
Gaun-gaun bersiluet A mendominasi koleksi ini. Bang Edo juga mengaplikasikan teknik patchwork yang memberi keunikan tersendiri pada karyanya. Foto: Rio Motret/Image Dynamics
Mempercantik look busana Edward Hutabarat, topi anyaman perajin Singaraja dan Karangasem Bali yang dihiasi bunga-bunga segar khas Prancis. Foto: Rio Motret/Image Dynamics
Peragaan lalu dilanjutkan dengan koleksi Oscar Lawalata. Desainer 40 tahun ini mengangkat batik dari lima daerah di Jawa Timur, seperti Trenggalek, Madura, Ponorogo, Surabaya, dan Tuban. Foto: Rio Motret/Image Dynamics
Di tangan Oscar, batik-batik tersebut disulap menjadi deretan gaun cocktail yang simpel namun tetap elegan.Β Foto: Rio Motret/Image Dynamics
"Dari segi motif, semuanya hampir sama. Perbedaannya ada di permainan warna yang cenderung cerah. Perajinnya juga menggunakan pewarna alam. Ini yang ingin kami tegaskan kepada pasar di sini," kata Oscar tentang keunikan batik khas Jawa Timur. Foto: Rio Motret/Image Dynamics
Adapun koleksi Denny Wirawan menjadi pamungkas peragaan tersebut. Seperti koleksi sebelumnya, Denny tetap berkomitmen mengangkat batik khas Kudus, Jawa Tengah. Foto: Rio Motret/Image Dynamics
Batik kudus diolah Denny menjadi deretan busana malam yang anggun dan mewah. "Masyarakat internasional, mungkin nggak tahu kalau batik ternyata bisa diolah menjadi berbagai pilihan busana. Lewat koleksi ini saya ingin menunjukkan gaun malam dari batik," kata Denny. Foto: Rio Motret/Image Dynamics
Sukses mencuri atensi, look pertama yang menampilkan gaun merah bersiluet coat dengan kerah dan lengan bervolume. Busana ini hadir dengan motif batik yang Denny 'tempel' di atas bahan jacquard berkilauan dengan teknik bordir. Foto: Rio Motret/Image Dynamics
Di akhir acara, para desainer mendapat tepuk tangan meriah dari para tamu undangan. Selain fashion show dan pameran, 'Batik for the World' yang terselenggara berkat dukungan Bakti Budaya Djarum Foundation ini juga diisi dengan workshop dan talkshow seputar batik. Foto: Rio Motret/Image Dynamics