×
Ad

Saat Para 'Suhu' Mode Indonesia Berbagi Ilmu di Instalasi Fashion GAYA Archive

Daniel Ngantung - wolipop
Senin, 22 Sep 2025 11:30 WIB
Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana dan Ketua Umum Ikatan Perancang Mode Indonesia (IPMI) Sjamsidar Isa di pameran GAYA 2025. (Foto: Daniel Ngantung/detikcom)
Jakarta -

Bagi mereka yang tertarik dengan dunia mode dan dinamikanya di Indonesia, dapat berinteraksi dan belajar langsung dengan para desainer ternama di ruang publik tentu merupakan kesempatan yang langka dan berharga. Di instalasi terbaru persembahan Indonesian Fashion Designer Council (IFDC) atau Ikatan Perancang Mode Indonesia (IPMI), para 'suhu' turun gunung untuk berbagi ilmu.

Pameran tersebut bertajuk GAYA Archive Fashion Installation 2025 dan berlangsung di area Promenade Senayan City, pada 19-28 September 2025, berbarengan dengan Fashion Nation. 'Gaya' sudah menjadi agenda tahunan IPMI yang sudah digelar rutin sejak tiga tahun terakhir.

Tahun ini tema yang diusung adalah 'Archive', menampilkan tiga karya terbaik dari masing-masing anggota IPMI. Tak tanggung-tanggung, bukan lima atau 10 anggota IPMI saja yang berpartisipasi seperti tahun sebelumnya, tapi seluruh 25 desainer.


Momen peresmian GAYA Archive Fashion Installation 2025 di Senayan City, Jakarta. (Foto: Daniel Ngantung/detikcom)

Mereka antara lain nama-nama besar di panggung fashion Tanah Air. Sebut saja Sebastian Gunawan, Eddy Betty, Didi Budiardjo, Ghea Panggabean, Denny Wirawan, Mel Ahyar, Andreas Odang, Era Soekamto, Liliana Lim, Hian Tjen, Monica Ivena, Ria Miranda, Wilsen Willim, dan Rama Dauhan.

"Alhamdullilah, semua anggota aktif bisa berpartisipasi tahun ini," ujar salah satu pendiri sekaligus Ketua Umum IPMI Sjamsidar Isa selepas acara peresmian, Jumat (19/9/2025). Turut meresmikan pameran, Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana.

Ibu Tjami, demikian Sjamsidar akrab disapa, mengungkapkan ide 'Gaya' berawal dari keinginan untuk mencari alternatif dalam mempresentasikan koleksi pakaian selain dari format peragaan busana.

Perkumpulan yang berdiri sejak 1985 ini sebenarnya memiliki IPMI Trend Show untuk menyuguhkan karya terbaru anggotanya sebagai tawaran prediksi tren fashion setahun ke depan.

Pameran GAYA Archive Fashion Installation 2025 persembahan Ikatan Perancang Mode Indonesia (IPMI) atau Indonesian Fashion Designer Council (IFDC) di Senayan City, 19-28 September 2025. (Foto: Daniel Ngantung/detikcom)

"Kalau dulu fashion show digelar dengan konsep gala dinner di meja bundar. IPMI pada era 80-an menjadi pencetus peragaan berformat seperti di teater di Indonesia," cerita Tjami.

IPMI Trend Show sempat absen karena pandemi COVID-19 hingga akhirnya dibuat sesuatu yang berbeda, lebih segar, dengan harapan lebih berdampak kepada audiens.

"Beda dari fashion show yang biasanya cuma berdurasi 30-60 menit, di sini pengunjung dapat melihat lebih dekat karya para desainer, dan mengetahui lebih lanjut cerita di baliknya langsung dari perancangnya," jelas Tjami yang juga aktif sebagai pengurus Cita Tenun Indonesia (CTI) itu.

Setiap tahun, tambahnya, publik semakin antusias terutama para akademisi. Lantas semua desainer IPMI pun mendapat tugas untuk mendampingi mereka dengan jadwal yang telah diatur sebelumnya. Tak ada biaya yang dipungut untuk menikmati instalasi ini.

Pameran GAYA Archive Fashion Installation 2025. (Foto: Dok. IPMI)

Desainer Wilsen Willim misalnya, mendadak menjadi 'tour guide' untuk 20 murid dari salah satu sekolah mode di Jakarta, Minggu (21/9/2025).

"Mereka excited sekali. Sebenarnya tadi sesinya lebih banyak sharing soal bangun brand fashion. Semoga mereka banyak belajar," ungkap Wilsen saat dihubungi melalui aplikasi pesan.

Di pameran 'Gaya' yang tahun ini didukung pula oleh Bakti Budaya Djarum Foundation, Wilsen memamerkan karya terbaiknya seperti interpretasi baru kebaya janggan yang sempat dipakai oleh Dian Sastrowardoyo di catwalk tahun lalu. Busana yang sama kemudian menjadi andalan Raline Shah ketika menghadiri salah satu acara di Cannes Film Festival 2024.

Wilsen tak hanya menjelaskan tentang karyanya, tetapi juga seluruh koleksi dari desainer lain yang dipamerkan. "Sebenarnya nggak ada persiapan khusus. Honestly quite easy, karena mereka punya ciri khas masing-masing," ujar desainer muda yang tengah naik daun itu.

Melihat antusiasme para murid sekolah mode, IPMI bahkan melibatkan mereka dalam mempersiapkan pameran ini. Tjami mencontohkan, mereka ikut membantu desainer saat memasangkan pakaian ke manekin.

Empat anggota IPMI, yakni Rama Dauhan, Liliana Lim, Yogie Pratama, dan Yosafat Dwi Kurniawan, secara khusus mendapat mandat untuk mengeksekusi pameran tahun ini.

Biasa sibuk mendandani para model dengan kreasi mereka menjelang peragaan, kali ini pada hari pembukaan, mereka sibuk mondar-mandir sebagai panitia dengan alat bantu komunikasi handy talkie yang terpasang di telinga.

"Di sini kita bisa belajar juga bahwa kerjaan desainer tak melulu glamor. Perancang harus siap menghadapi segala situasi dan tantangan," kata Tjami yang meski sudah berusia 79 tahun masih aktif melakukan pembinaan kepada perajin wastra atau kain tradisional di berbagai pelosok daerah Indonesia.

Selain GAYA Archive Fashion Installation 2025, Senayan City dan IPMI juga menggelar pameran kostum Pagelaran Sabang Merauke di area yang sama. Pementasan bertaraf internasional itu melibatkan para desainer IPMI untuk menciptakan kostum khusus bagi para penyanyi dan penari.



Simak Video "Wilsen Willim, Desainer Muda yang Peduli Tenun dan Batik Lawas"

(dtg/dtg)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork