Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Giat Melestarikan Budaya Batik, Era Soekamto Dapat Penghargaan UNESCO

Daniel Ngantung - wolipop
Jumat, 27 Jun 2025 21:03 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Era Soekamto Terima Penghargaan UNESCO
Era Soekamto menerima penghargaan dari UNESCO. (Foto: Dok. Era Soekamto)
Jakarta - Upaya desainer Era Soekamto untuk melestarikan budaya membatik mendapat apresiasi dari Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa atau UNESCO. Sebuah pengakuan yang dimaknainya sebagai tanggung jawab besar untuk lebih berkomitmen dalam melestarikan batik serta nilai dan filosofinya di tengah berbagai tantangan.

Era Soekamto menerima penghargaan dari UNESCO saat acara Gala Nusantara dengan tema 'A Tribute to Indonesia's Heritage - Batik For The World UNESCO' di Sheraton Grand Jakarta Gandaria City Hotel baru-baru ini.

"Sebenarnya ini bukan penghargaan terhadap pencapaian karier saya dan saya pun merasa belum maksimal untuk batik. Namun, ini adalah awal dari perjalanan tersebut," ujar perempuan kelahiran Lombok, Nusa Tenggara Barat, 49 tahun lalu itu kepada Wolipop, Jumat (27/6/2025).

Era Soekamto Terima Penghargaan UNESCOKarya Era Soekamto dipamerkan saat malam penganugerahan. (Foto: Dok. Era Soekamto)

Batik sudah menjadi bagian dari kehidupan Era sebagai desainer ketika mulai terjun ke industri mode Tanah Air 26 tahun lalu. Pengetahuannya tentang batik, baik secara teknik maupun makna yang tersirat, semakin terasah ketika ia menjabat sebagai sebagai direktur kreatif Iwan Tirta Private Collection pada 2012.

Era yang pernah mengenyam pendidikan mode di Raffles Fashion College Singapore pada 1997 itu terekspos oleh arsip-arsip batik karya mendiang maestro Iwan Tirta yang sarat filosofi.

Kebersamaan Era dengan label tersebut berakhir setelah hampir satu dekade. Namun, komitmennya terhadap batik tak putus. Ia pun fokus merintis jenama pribadinya, Era Soekamto Batik.

Koleksi busananya turut dipamerkan sebagai rangkaian malam penganugerahan penghargaan UNESCO. Tersirat kampanye budayanya yang bertajuk 'Adimanungsa' yang dalam bahasa Sanskerta, 'manungsa' dapat dimaknai sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna.

Era Soekamto Terima Penghargaan UNESCOEra Soekamto dan Rinaldy A. Yunardi. (Foto: Dok. Era Soekamto)

'Adimanungsa' merupakan sebuah refleksi bagi setiap pribadi untuk menghargai perjalanan masing-masing. Ada proses yang perlu dihargai, memberdayakan bukan hanya lahiriah, tapi juga batiniah. Setiap manusia adalah 'adi', berharga, luhur, dan layak menyala. Dan setiap karya, jika dilahirkan dari rasa dan kesadaran, akan menjadi doa bagi dunia.

Meski pernah ditampilkan pada 2022, koleksi tersebut mendapat sentuhan baru lewat styling yang berbeda dan perhiasan bergaya etnik karya desainer aksesori ternama Rinaldy A. Yunardi.

Tak hanya berkarya lewat fashion, belakangan Era juga merintis sebuah platform bernama 'Nusantara Wisdom' yang perannya seperti konsultan budaya. Anggota Ikatan Perancang Mode Indonesia (IPMI) ini melihat adanya kebutuhan dari sejumlah instansi ataupun pelaku bisnis yang ingin beroperasi dengan melakukan pendekatan berbasis kearifan lokal Indonesia.

"Sebenarnya saya tidak melihat diri saya sebagai desainer, melainkan budayawan. Di situlah saya serving the higher purpose dengan mendirikan Nusantara Wisdom. Saya menjadi konsultan untuk beberapa perusahaan swasta, pemerintahan juga, termasuk Istana. Ada beberapa daerah butuh bantuan diplomasi budaya dan pencatatan dan digitalisasi aset dari potensi budaya mereka," ungkap Era.

Lewat Nusantara Wisdom, Era ingin berbagi pengetahuannya. Dalam konteks batik, ia juga ingin mendorong para produsen, ataupun desainer, untuk menemukan ciri khas tersendiri.

Kehadiran media sosial ikut membantu mempromosikan batik dan membuka peluang bagi mereka yang ingin berbisnis batik. Sayangnya, banyak pelaku usaha yang tidak percaya diri dengan produknya sendiri sehingga praktik plagiarisme tak terhindarkan.

"Perlu ada edukasi untuk menciptakan motif batik untuk menemukan jati dirinya sendiri. Harus berevolusi sehingga menemukan titik yang diminati market masing-masing," katanya.

(dtg/dtg)



Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Wolipop Signature
Detiknetwork
Hide Ads