Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Kebaya Glamor di Icons Party, Apresiasi untuk Warisan Budaya Tak Benda Baru

Daniel Ngantung - wolipop
Selasa, 10 Des 2024 19:01 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artis di Icons Charity Gala 2024
Foto: Mohammad Abduh/detikcom
Jakarta -

Icon Charity Gala yang digelar oleh majalah Harper's Bazaar Indonesia dan Bakti Budaya Djarum Foundation pekan lalu di Four Seasons Hotel Jakarta, menjadi momen istimewa bagi kebaya.

Sejumlah selebriti hadir memamerkan gaya terbaik mereka dalam balutan kebaya, termasuk Luna Maya yang tampil anggun dengan kebaya putih kontemporer dari Sejauh Mata Memandang, serta Dian Sastrowardoyo yang memancarkan pesona klasik dengan kebaya janggan hitam rancangan Didi Budiardjo. Dian juga menerima penghargaan "Icons" dalam acara tersebut.

Artis di Icons Charity Gala 2024Artis di Icons Charity Gala 2024 Foto: Mohammad Abduh/detikcom

Malam gala ini terasa semakin spesial berkat pengumuman UNESCO beberapa hari sebelumnya, yang menetapkan kebaya sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB). Pengajuan ini dilakukan melalui nominasi bersama oleh lima negara, yaitu Indonesia, Malaysia, Thailand, Brunei Darussalam, dan Singapura, setelah proses selama dua tahun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Direktur Program Bakti Budaya Djarum Foundation, Renitasari Adrian, menyatakan rasa bangganya atas pengakuan ini. "Upaya berbagai kelompok dan komunitas di Indonesia membuahkan hasil dengan ditetapkannya kebaya sebagai WBTB. Kebaya memang menjadi milik bersama lima negara, sesuai dengan sejarahnya. Kolaborasi ini justru memperkuat posisi kebaya di mata dunia," ujarnya.

Renita menambahkan bahwa Bakti Budaya Djarum Foundation terus berkomitmen menjadikan kebaya bagian dari gaya hidup. "Kami ingin kebaya tidak hanya menjadi pelestarian budaya, tetapi juga mendorong ekonomi kreatif, termasuk desainer, penjahit, dan artisan wastra Indonesia. Bahkan, kebaya kini mulai diminati generasi muda, terutama model kebaya vintage," tambahnya.

ADVERTISEMENT

Sementara itu, Tenik Hartono, editor buku 'Kebaya, Keanggunan yang Diwariskan', mengungkapkan bahwa apresiasi terhadap kebaya di Indonesia masih kurang. "Banyak perempuan modern di kota besar menganggap kebaya hanya untuk acara formal dan sulit dikenakan. Padahal, kebaya asli Indonesia memiliki desain yang longgar dan nyaman," jelasnya.

Tenik juga menyoroti kurangnya dokumentasi tentang kebaya di Indonesia, yang membuat negara ini harus berbagi nominasi dengan negara lain. "Singapura dan Malaysia memiliki buku serta museum kebaya yang lengkap, sementara Indonesia baru mulai mendokumentasikannya secara serius," katanya. Namun, ia mengapresiasi pembentukan Tim Nasional Kebaya dan kampanye nasional yang telah berhasil membawa pengakuan UNESCO.

Sebagai simbol warisan budaya, kebaya kini kembali bersinar berkat semakin banyaknya acara glamor dengan dress code kebaya. Kehadiran para selebriti dan tokoh publik yang mengenakan kebaya diharapkan dapat meningkatkan popularitas pakaian tradisional ini dan menjadikannya bagian dari identitas perempuan Indonesia.

(dtg/dtg)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Wolipop Signature
Detiknetwork
Hide Ads