Intip Pembuatan Perhiasan Berlian Frank & Co hingga The Palace
Mahalnya perhiasan berlian mungkin sering bikin Anda terkaget-kaget. Bukan tanpa alasan, perhiasan berlian memiliki proses pembuatan yang sangat rumit seperti yang dilakukan oleh salah satu perusahaan perhiasan berlian premium dalam negeri di kawasan Ciracas, Jakarta Timur.
PT Central Mega Kencana (CMK) merupakan salah satu perusahaan perhiasan lokal dengan ragam perhiasan premium yang bisa dengan mudah ditemui di berbagai pusat perbelanjaan terkenal dengan brandnya Mondial, Frank & co., serta The Palace. Salah satu brandnya, Frank & co. bahkan akan genap berusia 26 tahun di 21 April tahun ini.
General Manager Production PT CMK, Rendra mengungkap rumitnya proses pembuatan perhiasan berlian yang memadukan keahlian (craftsmanship) serta teknologi terkini. Product development awal dimulai dari desainer yang merancang desain-desain perhiasan dalam bentuk sketsa secara konvensional.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di CMK, desainer dibebaskan untuk membuat desain sebanyak-banyaknya namun tetap diarahkan dengan DNA dari masing-masing brand yang ada. Desainer juga diarahkan untuk mengerjakan desain sesuai season, misalnya Valentine, Anniversary, Lebaran, Christmas/Year End, dan lain-lain. Dari bermacam desain tersebut, beberapa desain terpilih akan dibuat dalam bentuk sketsa 3D.
"Kalau mungkin kenal software 3D CAD seperti AutoCAD dan sebagainya, ada juga software khusus untuk mendesain 3D perhiasan. Setelah dibuat sketsa tangan dibuat sketsa 3D dalam komputer, lalu kita lakukan 3D printing. Artinya, dari desain 3D yang ada di komputer kita cetak prototipenya melalui mesin 3D printing," jelas Rendra dalam Agenda Company Visit PT CMK dalam rangka ulang tahun Frank & co. yang berlangsung Senin (18/3/2022).
Proses pembuatan perhiasan. Foto: dok. Erika Dyah Fitriani/detikcom |
Setelah melalui proses cetak 3D, pihaknya akan melakukan finishing. Lalu membuat resin master dengan bentuk yang sama persis seperti perhiasan dengan model yang akan dibuat. Selanjutnya, dibuat rubber master atau cetakan karet yang menjadi awal mula perhiasan untuk dibuat dalam mass production jumlah besar.
Setelah tahap product development, pihaknya akan mulai melakukan mass production dengan diawali production planning berupa Wax Injection.
"Dari cetakan karet (rubber master) tadi kita menginjeksi karet untuk jadi model perhiasan. Setelahnya kita finishing dan bersihkan dari kotoran lalu kita bentuk pohon lilin/wax tree. Lalu kita lakukan proses casting dengan lapisan emas, jadi akan ada yang namanya pohon emas," paparnya.
Selanjutnya, ada proses Kitting by BOM untuk mencontohkan komponen dari perhiasan tersebut menjadi satu perhiasan yang utuh.
Proses pembuatan perhiasan. Foto: dok. Erika Dyah Fitriani/detikcom |
"Karena satu perhiasan itu bisa terdiri dari beberapa komponen. Tidak serta merta kita buat 1 perhiasan langsung jadi seperti yang kita kenakan. Ada beberapa komponen yang dibutuhkan. Lalu ada proses assembly (perakitan) masing-masing komponen," ujar Rendra.
Ia menambahkan ada proses polishing untuk membuat emas hasil casting tak lagi kusam. Setelah dipoles, dilakukan proses pasang batu (stone setting) dengan tenaga ahli yang dimiliki CMK. Kemudian proses grafir dan final polishing. Rendra mengatakan proses double polishing menjadi salah satu yang membedakan CMK dengan yang lain sebab pihaknya ingin menghasilkan perhiasan dengan kilau lebih maksimal.
Setelah dilakukan polishing, ada proses plating untuk memberi tambahan lapisan pada perhiasan agar lebih berkilau. Lalu, ada final Quality Control (QC) yang dilakukan untuk memastikan kualitas perhiasan tetap terjaga.
Adapun QC dalam produksi perhiasan di CMK dilakukan di masing-masing tahap, tak hanya di akhir saja. Total, ada 55 parameter yang harus dicek untuk memastikan kelayakan jual perhiasan.
"Semua barang yang dihasilkan harus sesuai standar kualitas yang ditentukan. Di akhir pun ada QC lagi untuk menentukan apakah perhiasan yang dihasilkan sudah layak untuk dijual ke customer. Nanti akan ada feedbacknya, apakah sudah oke atau reject. Kalau reject tentunya tidak dijual, jadi akan kita rework lagi atau kalau ada kerusakan fatal kita ulang lagi dari awal. Setelah approved, siap didistribusikan di toko-toko CMK di Indonesia," tutur Rendra.
Kualitas Berlian yang Digunakan
Tak hanya prosesnya yang rumit, kualitas berlian juga menjadi salah satu alasan mengapa perhiasan ini memiliki harga yang cenderung fantastis. Bahkan, satu cincin berlian bisa berharga hingga puluhan juta rupiah.
Merchandise Director PT CMK, Tanya Alissia menjelaskan CMK membeli berlian dari seluruh supplier di dunia dengan memastikan berlian tersebut didapat dari sumber yang bertanggung jawab (conflict free diamond). Tak hanya itu, berlian yang digunakan juga harus murni berasal dari alam, bukan berlian buatan.
"Praktik mencampur diamond natural dan sintetis itu sudah sangat umum, sehingga kita harus memfilter dan memastikan semua diamond yang masuk ke CMK harus dicek sebelumnya. Maka ada CMK Lab, di situlah semua berlian yang masuk ke CMK kita tes tanpa melakukan tes random. Artinya, butiran yang kecil sekalipun kita cek satu per satu apakah itu berlian natural," ungkap Tanya.
Untuk memastikan kualitas dan akurasi berlian, CMK Lab tak hanya mengandalkan kemampuan gemologist. Tapi juga mengandalkan teknologi termasuk teknologi Sarine, salah satu perusahaan teknologi yang meng-handle 90% peredaran diamond di dunia. Seluruh proses dari tambang hingga lab menggunakan mesin Sarine.
Lalu ada juga mesin dari perusahaan teknologi Inggris yang beroperasi dengan teknologi AI. Teknologi ini sudah mengecek ribuan atau jutaan diamond sehingga algoritmanya sudah diset untuk mengecek berlian dengan akurasi yang sangat baik.
Proses pembuatan perhiasan. Foto: dok. Erika Dyah Fitriani/detikcom |
COO PT CMK, Petronella Soan menambahkan perhiasan berlian memiliki harga yang cenderung mahal karena berlian sendiri merupakan bahan yang ditambang melalui proses yang sangat panjang.
Ia menjelaskan bahan dasar berlian yakni karbon terbentuk di dalam tanah/bumi sekian ribu kilometer sehingga terbentuk jadi kristal. Prosesnya memakan waktu berjuta tahun, sehingga saat ditambang pun membutuhkan biaya besar.
"Setelah selesai juga harus dipastikan agar tidak memberikan dampak pada lingkungan untuk menjaga alam dari tambang conflict free," ujarnya.
Ia menambahkan rough diamond yang sudah didapat pun hanya sekitar 10%-nya saja yang bisa menjadi perhiasan. Sebab sisanya banyak digunakan di industri lain.
"Itulah kenapa kalau dikalkulasi bisnis, misal dapat rough diamond 1.000 karat yang bisa dijadikan perhiasan sangat sedikit. Kenapa perhiasan mahal? Karena sourcing berliannya memang sedikit. Proses cutting-nya juga menentukan mahalnya diamond," pungkasnya.
Home & Living
Ravelle Airy Premium Air Purifier HEPA13 + Aromatherapy: Udara Bersih, Mood Tenang, Hidup Lebih Nyaman
Health & Beauty
Wajib Punya! Rekomendasi 3 Sheet Mask Andalan Kulit Lebih Tenang, Lembap, dan Bebas Stress
Fashion
3 Rekomendasi Dompet Kartu Stylish & Fungsional yang Wajib Kamu Punya!
Fashion
3 Padel Bag Stylish & Fungsional yang Bikin Kamu Makin Siap Turun ke Lapangan!
Kain Antik 100 Tahun Jadi Primadona di Koleksi 4 Dekade Adrian Gan Berkarya
Belum Setahun, Desainer Baru Versace Keluar Setelah Prada Resmi Akuisisi
Pantone Umumkan Tren Warna 2026: Cloud Dancer, Warna Putih Jernih
Prada Resmi Akuisisi Rivalnya, Versace, Senilai Rp22,2 Triliun
A$AP Rocky Jadi Brand Ambassador Terbaru Chanel
8 Foto Alyssa Daguise-Al Ghazali Baby Moon di Thailand, Bumil Tampil Stylish
Foto: Pesona Winter aespa yang Digosipkan Pacaran dengan Jungkook BTS
Studi Ungkap Kencan Online Bikin Wanita Tergoda Operasi Plastik, Ini Alasannya
Cita-cita Lisa BLACKPINK Terwujud, Bintangi Film Action Pertama Sejak Debut












































Proses pembuatan perhiasan. Foto: dok. Erika Dyah Fitriani/detikcom
Proses pembuatan perhiasan. Foto: dok. Erika Dyah Fitriani/detikcom
Proses pembuatan perhiasan. Foto: dok. Erika Dyah Fitriani/detikcom