Ketika Gucci 'Rampok' Desain Balenciaga untuk Koleksi Selebrasi 100 Tahun
Jumat, 16 Apr 2021 15:30 WIB
Ada yang menarik di koleksi terbaru Gucci, 'Aria'. Di antara busana dan aksesori yang tersaji, muncul sebuah tas mungil yang siluetnya sangat menyerupai tas hour-glass Balenciaga yang ikonis itu. 'Rasa' Balenciaga juga hadir pada pilihan atasan dengan statement shoulder-pad.
'Aria' (yang dalam dunia opera berarti sebuah lagu yang dilantunkan secara solo alias sendiri) menjadi koleksi perdana Gucci untuk tahun ini setelah memutuskan keluar dari tradisi 'fashion week' sesuai jadwal kalender mode dunia. Langkah ini merupakan salah satu strategi Gucci dalam menghadapi perubahan iklim bisnis akibat pandemi COVID-19.
Koleksi busana musim dingin 2021 ini pun turut menandai dimulainya perayaan 100 tahun rumah mode Italia tersebut eksis. Maka dari itu, Direktur Kreatif Gucci Alessandro Michele mengemas 'Aria' semenarik mungkin agar terasa lebih istimewa dari biasanya.
Fashion show 'Aria' hadir dalam konsep film pendek berdurasi 15 menit yang disutradarai oleh Alessandro bersama fotografer Floria Sigismondi. Film tersebut tayang perdana di seluruh platform digital Gucci, Kamis (15/4/2021).
Tak hanya itu, spirit kolaborasi juga hadir dalam rupa desain. Tak tanggung-tanggung, seperti rumor yang beredar sebelumnya, Gucci benar-benar menggandeng rivalnya, Balenciaga.
Meski sama-sama berada di bawah naungan grup Kering, kedua merek ini tetaplah lawan satu sama lain di ranah produk luxury.
Alessandro mengatakan, bekerja di Gucci menyadarkannya betapa penting "membangun dialog dengan pihak luar." Dan menurutnya, Demna Gvasalia dari Balenciaga adalah orang yang tepat untuk berkolaborasi.
![]() |
Sebagai teman dan rekan sejawat, desainer yang telah mengabdi kepada Gucci sejak enam tahun lalu ini sangat mengagumi karya Demna di Balenciaga. Kekaguman itu yang lantas memotivasinya untuk 'merampok' ide Demna. "Aku pencuri yang hebat, seorang perampok," katanya berseloroh saat jumpa pers virtual, seperti dikutip The Guardian.
Perkawinan antara keduanya hadir dalam tas hour-glass Balenciaga yang dihiasi monogram 'GG' khas Gucci. Sebaliknya, tas Gucci Jackie muncul dengan kombinasi monogram 'GG' dan Balenciaga.
![]() |
Di jajaran busana, dress bersiluet minimalis nan edgy yang menjadi tawaran Balenciaga di beberapa musim terakhir, kali ini di-Gucci-kan dengan sentuhan maksimalis lewat taburan manik-manik nan berkilauan di sekujur busana.
"Demna sangat suka dengan ideku memakai motif dan gayanya untuk dibuat menjadi sesuatu yang berbeda... Aku membuatnya lebih terang dan berkilauan," ujar Alessandro.
Di luar Balenciaga, karya Tom Ford untuk Gucci juga menjadi aspirasi Alessandro. Salah satunya setelan beludu merah yang pernah Gwyneth Paltrow pakai di MTV Video Music Awards 1996. Interpretasi versi Alessandro terasa makin seksi dengan padanan kalung kulit dan rantai bernuansa BDSM.
Referensi equestrian atau olahraga berkuda ikut memperkuat koleksi yang terdiri dari 94 look ini, terutama pada jajaran aksesori seperti boots dan topi. Salah satu topi dihiasi nama 'Savoy', sebuah hotel mewah di London, Inggris. Di hotel inilah, Guccio Gucci pernah bekerja sebagai bellboy lalu terinspirasi membuat tas kulit seperti yang dibawa para tamu. Ide tersebut yang menjadi cikal-bakal Gucci.
![]() |
Fashion show ditutup dengan adegan para model menemukan sebuah taman yang eksotis, sebagai tempat pelarian setelah melalui ingar bingar catwalk yang ramai oleh kilatan cahaya blitz. "Ini adalah tempat bermain yang bisa kita bagi bersama," kata Alessandro.
Sesuai pernyataannya, taman tersebut seolah merepresentasikan fashion sebagai sebuah ekosistem yang penuh dengan peluang bagi para pelakunya untuk saling bersinergi.
![]() |
Belakangan, topik plagiarisme di industri fashion Indonesia sedang hangat diperbincangkan setelah ada dugaan penjiplakan desain milik Sejauh Mata Memandang oleh sesama jenama lokal.
Menyangkut isu tersebut, sebuah pelajaran bisa dipetik dari 'Aria'. Alih-alih mencuri desain, lebih baik berkolaborasi seperti Gucci dan Balenciaga.
(dtg/dtg)