Bos Vogue Anna Wintour Serukan Pakai Baju Bekas Demi Kurangi Limbah
Daniel Ngantung - wolipop
Jumat, 29 Nov 2019 16:36 WIB
Athena
-
Jangan merasa gengsi bila memakai baju bekas atau baju yang sama berulang kali. Anna Wintour, bos majalah fashion Vogue yang kerap dipandang sebagai ikon tren dunia, justru menganjurkannya atas nama gaya hidup yang ramah lingkungan.
Menjadi pembicara di sebuah konferensi yang digelar Vogue Yunani di Athena, Yunani, baru-baru ini, Anna Wintour sempat menyinggung soal fashion yang berkelanjutan (sustainable). Ia lalu menyoroti limbah fashion yang salah satunya disebabkan oleh perilaku manusia yang terbiasa membuang pakaian meski baru memakainya sekali.
"Menurut saya, fashion seharusnya merupakan sebuah karya seni dan produk kreatif, tidak diperlakukan seperti sampah yang baru sekali pakai lalu dibuang," ungkap Anna kepada Reuters setelah konferensi tersebut.
Maka, kata Anna, penting untuk membiasakan diri memakai pakaian yang sama berulang kali. Bila kondisinya baik, tak ada salahnya juga memberikan baju tersebut kepada generasi seterusnya.
"Fokus kita seharusnya bagaimana merawat baju yang sudah kamu punya, lalu menghargai dan memakainya terus menerus, atau mewariskannya kepada anak-cucu kita atau siapa saja," ungkap Anna yang sudah 31 tahun memimpin Vogue itu.
Sebuah laporan pada 2016 dari perusahaan konsultan McKinsey & Company menyebut, produksi fashion meningkat dua kali lipat pada periode 2000 - 2014. Tercatat, setiap orang rata-rata membeli garmen sebanyak 60 persen. Kondisi tersebut tak lepas dari merebaknya industri fast-fashion. (dtg/dtg)
Menjadi pembicara di sebuah konferensi yang digelar Vogue Yunani di Athena, Yunani, baru-baru ini, Anna Wintour sempat menyinggung soal fashion yang berkelanjutan (sustainable). Ia lalu menyoroti limbah fashion yang salah satunya disebabkan oleh perilaku manusia yang terbiasa membuang pakaian meski baru memakainya sekali.
Anna Wintour (Foto: Getty Images) |
"Menurut saya, fashion seharusnya merupakan sebuah karya seni dan produk kreatif, tidak diperlakukan seperti sampah yang baru sekali pakai lalu dibuang," ungkap Anna kepada Reuters setelah konferensi tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Foto: Getty Images |
Sebuah laporan pada 2016 dari perusahaan konsultan McKinsey & Company menyebut, produksi fashion meningkat dua kali lipat pada periode 2000 - 2014. Tercatat, setiap orang rata-rata membeli garmen sebanyak 60 persen. Kondisi tersebut tak lepas dari merebaknya industri fast-fashion. (dtg/dtg)
Elektronik & Gadget
Bikin Sejuk Dimanapun Kamu! Intip 3 Rekomendasi Kipas Mini Portable Di Bawah 200 Ribu
Hobbies & Activities
4 Novel Ini Menggugah Rasa dan Pikiran, Layak Dibaca Sekali Seumur Hidup
Elektronik & Gadget
Vivo iQOO 15: Flagship Baru Super Kencang dengan Snapdragon 8 Elite Gen 5 & Layar 144Hz
Elektronik & Gadget
KiiP Wireless EW56: Power Bank Magnetik yang Bikin Hidup Lebih Praktis
Artikel Terkait
ARTIKEL LAINNYA
Sambut Natal 2025, Coach Hadirkan Evolusi Tabby Bag Bernuansa Quiet Luxury
Bukan Tas atau Sepatu, Hermes Jual Plester Luka Rp 3,2 Juta, Ini Istimewanya
Prada Jual Sandal Made-in-India Rp 15 Juta, Diawali Kontroversi
Season of Elegance, Kolaborasi Metro-MegaFirst Padukan Mode dan Aksi Sosial
Justin Bieber Rilis Sneakers Cetak 3D, Harga Dibanderol Rp 22 Jutaan
Most Popular
1
Foto Mesra Atalia Praratya & Ridwan Kamil, 29 Tahun Bersama Kini Gugat Cerai
2
Bukan Tas atau Sepatu, Hermes Jual Plester Luka Rp 3,2 Juta, Ini Istimewanya
3
Sambut Natal 2025, Coach Hadirkan Evolusi Tabby Bag Bernuansa Quiet Luxury
4
Aksi 'Sultan' Timothee Chalamet Borong Cokelat, Habiskan Rp 78 Juta
5
8 Drama Kerajaan Korea 2025 Terbaru, Jalan Cerita Seru Bikin Nagih
MOST COMMENTED













































