Demo Masif di Hong Kong, Sneakers Vans Kena Aksi Boikot
Daniel Ngantung - wolipop
Selasa, 08 Okt 2019 11:35 WIB
Hong Kong
-
Di tengah aksi demonstrasi di Hong Kong yang kian memanas, muncul gerakan pemboikotan produk sneakers keluaran Vans. Ada apa gerangan?
Produsen sneakers asal Amerika Serikat tersebut menjadi sasaran aksi boikot para demonstran di Hong Kong lantaran menarik salah satu sneakers-nya yang bertema semangat aksi pro demokrasi Hong Kong.
Seperti dikabarkan CNN, sneakers tersebut dirancang oleh Naomiso yang adalah pemenang kompetisi desain Vans Custom Culture. Setiap tahun, Vans menggelar ajang Vans Custom Culture untuk melombakan desain-desain Vans yang unik hasil kreasi seniman.
Selain menghadiahkan uang sebesar US$ 25 ribu atau sekitar Rp 353 juta, Vans akan memproduksi sneakers Vans karya pemenang. Sneakers Vans versi Naomiso sendiri hadir dengan ilustrasi payung kuning dan orang-orang bermasker yang terinspirasi dari aksi demo pro demokrasi yang pernah terjadi pada 2014.
Dalam keterangan resminya di Facebook, Vans mempertegas posisisnya sebagai perusahaan yang netral terhadap pandangan politik apapun. "Dan karenanya meninjau desain untuk memastikan mereka sejalan dengan nilai-nilai yang telah lama dijunjung tinggi yaitu rasa hormat dan toleransi, serta dengan pedoman yang dikomunikasikan secara jelas untuk kompetisi ini," demikian bunyi pernyaaan tersebut tanpa menyebutkan nama produk yang dimaksud.
Keputusan tersebut lantas memicu kegeraman publik Hong Kong. Di media sosial, ramai ajakan untuk memboikot sneakers Vans. Muncul sejumlah video yang memperlihatkan netizen Hong Kong membuang sneakers Vans ke tempat sampah.
"Saya dulu fans berat Vans, tapi sekarang tidak lagi. Saya tidak akan mendukung merek yang membatasi kreativitas dan pemberontakan," kicau seorang netizen di Twitter. Berbagai hujatan untuk Vans juga disertai hashtag ejekan untuk sneakers Vans 'Off the Wall', mulai dari 'Lick the Great Wall' sampai 'Love the Wall'. Kata The Wall juga merujuk pada inisiatif Presiden AS Donald Trump untuk membangun lebih banyak tembok-tembok pemisah di perbatasan Amerika Serikat dan Meksiko.
Di Hong Kong, situasi belum terlalu kondusif karena masih banyak terjadi demonstrasi yang disertai bentrokan dengan polisi dan aksi vandalisme pendemo terhadap fasilitas publik. Adapun kekacauan dipicu oleh penolakan masyarakat akan adanya RUU Ekstradisi pada Juni lalu sampai akhirnya meluas ke berbagai penjuru kota sampai saat ini.
(dtg/dtg)
Produsen sneakers asal Amerika Serikat tersebut menjadi sasaran aksi boikot para demonstran di Hong Kong lantaran menarik salah satu sneakers-nya yang bertema semangat aksi pro demokrasi Hong Kong.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti dikabarkan CNN, sneakers tersebut dirancang oleh Naomiso yang adalah pemenang kompetisi desain Vans Custom Culture. Setiap tahun, Vans menggelar ajang Vans Custom Culture untuk melombakan desain-desain Vans yang unik hasil kreasi seniman.
Selain menghadiahkan uang sebesar US$ 25 ribu atau sekitar Rp 353 juta, Vans akan memproduksi sneakers Vans karya pemenang. Sneakers Vans versi Naomiso sendiri hadir dengan ilustrasi payung kuning dan orang-orang bermasker yang terinspirasi dari aksi demo pro demokrasi yang pernah terjadi pada 2014.
Dalam keterangan resminya di Facebook, Vans mempertegas posisisnya sebagai perusahaan yang netral terhadap pandangan politik apapun. "Dan karenanya meninjau desain untuk memastikan mereka sejalan dengan nilai-nilai yang telah lama dijunjung tinggi yaitu rasa hormat dan toleransi, serta dengan pedoman yang dikomunikasikan secara jelas untuk kompetisi ini," demikian bunyi pernyaaan tersebut tanpa menyebutkan nama produk yang dimaksud.
Keputusan tersebut lantas memicu kegeraman publik Hong Kong. Di media sosial, ramai ajakan untuk memboikot sneakers Vans. Muncul sejumlah video yang memperlihatkan netizen Hong Kong membuang sneakers Vans ke tempat sampah.
"Saya dulu fans berat Vans, tapi sekarang tidak lagi. Saya tidak akan mendukung merek yang membatasi kreativitas dan pemberontakan," kicau seorang netizen di Twitter. Berbagai hujatan untuk Vans juga disertai hashtag ejekan untuk sneakers Vans 'Off the Wall', mulai dari 'Lick the Great Wall' sampai 'Love the Wall'. Kata The Wall juga merujuk pada inisiatif Presiden AS Donald Trump untuk membangun lebih banyak tembok-tembok pemisah di perbatasan Amerika Serikat dan Meksiko.
Di Hong Kong, situasi belum terlalu kondusif karena masih banyak terjadi demonstrasi yang disertai bentrokan dengan polisi dan aksi vandalisme pendemo terhadap fasilitas publik. Adapun kekacauan dipicu oleh penolakan masyarakat akan adanya RUU Ekstradisi pada Juni lalu sampai akhirnya meluas ke berbagai penjuru kota sampai saat ini.
(dtg/dtg)
Fashion
Anti Gerah dan Bau! 3 Jaket Sport ini Bisa Jadi Pilihan untuk Temani Aktivitasmu
Hobbies & Activities
Penggemar Gitar Akustik Perlu Coba! Donner DAG-1CE Bisa Jadi Gitar Andalanmu
Health & Beauty
Dilema Pilih Sunscreen untuk Kulit Sensitif? 2 Sunscreen Ini Bisa Jadi Pilihanmu
Hobbies & Activities
iReborn Treadmill Elektrik Paris: Biar Olahraga Jadi Lebih Praktis, Nyaman, dan Konsisten
Artikel Terkait
ARTIKEL LAINNYA
Tobatenun Gelar Mauliate, Lelang Koleksi untuk Korban Bencana di Sumatera
Kolaborasi Teranyar BRI Buka Ruang Baru bagi UMKM Naik Kelas
Saat Peron Subway New York City Jadi Catwalk Busana Mewah Chanel
Michael Kors Bawa Liburan ala New York ke Jakarta dengan Bola Salju 6 Meter
Perusahaan Pakaian Dikritik Usai Tag Laundry Dianggap Seksis, Ini Faktanya
Most Popular
1
Ramalan Zodiak 9 Desember: Capricorn Kehilangan Gairah Kerja, Aquarius Tenang
2
60 Ucapan Ulang Tahun Bahasa Inggris Simple untuk Teman hingga Pasangan
3
Foto: Pesona Ana de Armas di F1 Abu Dhabi, Bikin Lews Hamilton Tersenyum
4
Kate Winslet Pamer Kerutan di Usia 50, Anti Botox! Pesonanya Bikin Kagum
5
Ciuman Mesra Kang Tae Oh dan Kim Sejeong Tuai Sorotan, Fans Auto Baper
MOST COMMENTED











































