Sekar Jagad, Diplomasi Gaya Jokowi di Hari Batik Nasional
Daniel Ngantung - wolipop
Rabu, 02 Okt 2019 15:56 WIB
Solo
-
Presiden Joko Widodo atau Jokowi merayakan Hari Batik Nasional dengan menghadiri 'Membatik untuk Negeri' di Istana Mangkunegaran, Solo, Jawa Tengah, Rabu (2/10/2019). Untuk momen spesial tersebut, kemeja batik motif sekar jagad menjadi andalan Jokowi.
Menurut desainer Era Soekamto yang juga hadir di acara tersebut, pilihan busana Jokowi ini kembali mempertegas gaya khasnya yang senantiasa berbau diplomasi. "Kalau diperhatikan, pakaian Pak Jokowi selalu diplomatis. Termasuk batik sekar jagad ini," ujar Era kepada Wolipop di sela acara 'Membatik untuk Negeri'.
Menurutnya, batik sekar jagad memiliki makna yang selaras dengan filosofi Manunggaling Kawula Gusti. "Artinya tentang persatuan, semua menjadi kesatuan," tambah Direktur Kreatif Iwan Tirta Private Collection itu.
Lebih menarik lagi, lanjut Era, motif ini memiliki komposisi yang bergaya motif slobog. Ia mengungkapkan, banyak orang yang mengenal batik slobog hanya dipakai untuk jenazah. "Tapi kalau diriset lebih jauh, kain ini justru awalnya untuk penobatan raja dan bayi yang baru lahir. Itu artinya, sekar jagad adalah alfa dan omega, awal dan akhir," papar Era.
Sekar jagad adalah satu dari empat motif batik yang turut dijadikan Kementerian Luar Negeri RI sebagai prioritas saat berdiplomasi.
Era juga mengatakan, motif lain yang pernah menjadi pilihan Jokowi untuk berdiplomasi adalah batik wayang. "Pernah dipakai saat ke keraton Solo. Pilihan bisa dimaknai cara Jokowi memposisikan dirinya sebagai wayang. Dia boleh saja di depan, tapi tetap mendahulukan orang lain," ujar Era.
Di acara 'Membatik untuk Negeri', Jokowi juga sempat membatik bersama 500 orang dari berbagai elemen masyarakat. Acara ini digagas oleh Yayasan Batik Indonesia dengan dukungan Bakti Budaya Djarum Foundation. Menurut Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation Renitasari Adrian, mencintai Batik Indonesia adalah tanggung jawab masyarakat Indonesia sebagai bangsa yang berbudaya.
"Yayasan Batik Indonesia sebagai induk organisasi pembatik di Indonesia memiliki visi dan misi untuk pelestarian dan pembinaan batik yang juga menjadi perhatian Bakti Budaya Djarum Foundation. Karena itu, kami sudah beberapa kali bekerja sama dan mendukung kegiatan yang dilakukan oleh Yayasan Batik Indonesia agar batik sebagai ikon budaya bangsa Indonesia dapat dilestarikan, dikembangkan, dan menjadi bagian dari gaya hidup yang kekinian, khususnya bagi generasi muda Indonesia," terang Renita dalam keterangan resminya.
(dtg/eny)
Menurut desainer Era Soekamto yang juga hadir di acara tersebut, pilihan busana Jokowi ini kembali mempertegas gaya khasnya yang senantiasa berbau diplomasi. "Kalau diperhatikan, pakaian Pak Jokowi selalu diplomatis. Termasuk batik sekar jagad ini," ujar Era kepada Wolipop di sela acara 'Membatik untuk Negeri'.
Menurutnya, batik sekar jagad memiliki makna yang selaras dengan filosofi Manunggaling Kawula Gusti. "Artinya tentang persatuan, semua menjadi kesatuan," tambah Direktur Kreatif Iwan Tirta Private Collection itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Foto: Dok. Image Dynamics |
Lebih menarik lagi, lanjut Era, motif ini memiliki komposisi yang bergaya motif slobog. Ia mengungkapkan, banyak orang yang mengenal batik slobog hanya dipakai untuk jenazah. "Tapi kalau diriset lebih jauh, kain ini justru awalnya untuk penobatan raja dan bayi yang baru lahir. Itu artinya, sekar jagad adalah alfa dan omega, awal dan akhir," papar Era.
Sekar jagad adalah satu dari empat motif batik yang turut dijadikan Kementerian Luar Negeri RI sebagai prioritas saat berdiplomasi.
Era juga mengatakan, motif lain yang pernah menjadi pilihan Jokowi untuk berdiplomasi adalah batik wayang. "Pernah dipakai saat ke keraton Solo. Pilihan bisa dimaknai cara Jokowi memposisikan dirinya sebagai wayang. Dia boleh saja di depan, tapi tetap mendahulukan orang lain," ujar Era.
(Foto: Andhika Prasetia/detikcom) |
Di acara 'Membatik untuk Negeri', Jokowi juga sempat membatik bersama 500 orang dari berbagai elemen masyarakat. Acara ini digagas oleh Yayasan Batik Indonesia dengan dukungan Bakti Budaya Djarum Foundation. Menurut Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation Renitasari Adrian, mencintai Batik Indonesia adalah tanggung jawab masyarakat Indonesia sebagai bangsa yang berbudaya.
"Yayasan Batik Indonesia sebagai induk organisasi pembatik di Indonesia memiliki visi dan misi untuk pelestarian dan pembinaan batik yang juga menjadi perhatian Bakti Budaya Djarum Foundation. Karena itu, kami sudah beberapa kali bekerja sama dan mendukung kegiatan yang dilakukan oleh Yayasan Batik Indonesia agar batik sebagai ikon budaya bangsa Indonesia dapat dilestarikan, dikembangkan, dan menjadi bagian dari gaya hidup yang kekinian, khususnya bagi generasi muda Indonesia," terang Renita dalam keterangan resminya.
(dtg/eny)
Fashion
Anti Gerah dan Bau! 3 Jaket Sport ini Bisa Jadi Pilihan untuk Temani Aktivitasmu
Hobbies & Activities
Penggemar Gitar Akustik Perlu Coba! Donner DAG-1CE Bisa Jadi Gitar Andalanmu
Health & Beauty
Dilema Pilih Sunscreen untuk Kulit Sensitif? 2 Sunscreen Ini Bisa Jadi Pilihanmu
Hobbies & Activities
iReborn Treadmill Elektrik Paris: Biar Olahraga Jadi Lebih Praktis, Nyaman, dan Konsisten
Artikel Terkait
ARTIKEL LAINNYA
Tobatenun Gelar Mauliate, Lelang Koleksi untuk Korban Bencana di Sumatera
Kolaborasi Teranyar BRI Buka Ruang Baru bagi UMKM Naik Kelas
Saat Peron Subway New York City Jadi Catwalk Busana Mewah Chanel
Michael Kors Bawa Liburan ala New York ke Jakarta dengan Bola Salju 6 Meter
Perusahaan Pakaian Dikritik Usai Tag Laundry Dianggap Seksis, Ini Faktanya
Most Popular
1
Foto: Pesona Ana de Armas di F1 Abu Dhabi, Bikin Lews Hamilton Tersenyum
2
Kate Winslet Pamer Kerutan di Usia 50, Anti Botox! Pesonanya Bikin Kagum
3
Ciuman Mesra Kang Tae Oh dan Kim Sejeong Tuai Sorotan, Fans Auto Baper
4
Before After Cocona XG Jalani Pengangkatan Payudara, Umumkan Identitas Baru
5
Cantiknya Amanda Zahra Jadi Pengantin Sunda, Flawless Dengan Riasan Soft Glam
MOST COMMENTED












































Foto: Dok. Image Dynamics
(Foto: Andhika Prasetia/detikcom)