Peringatan Hari Batik Nasional, Ini Sejarah dan Faktanya
Lusiana Mustinda - wolipop
Senin, 30 Sep 2019 18:14 WIB
Jakarta
-
Hari Batik Nasional jatuh pada 2 Oktober mendatang. Batik di Indonesia memiliki sejarah yang cukup panjang. Mau tahu bagaimana sejarahnya?
Nama batik diambil dari kata 'amba titik" yang dalam bahasa Jawa berarti 'menulis titik' dengan tujuan menghias kain. Istilah ini menggambarkan bagaimana cara membuat titik dengan lilin yang menetes pada kain.
Pengembangan batik sudah dilakukan sejak zaman Kesultanan Mataram kemudian berlanjut pada Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta. Hal inilah yang membuat adanya batik Solo serta Jogja.
Berikut ini beberapa hal yang kamu perlu ketahui soal sejarah batik dan Hari Batik Nasional di Indonesia:
1. Zaman Majapahit
Dikutip dalam jabarprov.go.id batik telah menjadi kebudayaan di kerajaan Majapahit seperti Mojokerto dan Tulung Agung. Mojokerto menjadi pusat kerjaan Majapahit dimana batik dikenal pada saat itu.
Sedangkan Bonorowo, kala itu dikuasai oleh Adipati Kalang yang tak mau tunduk pada kerajaan Majapahit. Akibatnya, sempat terjadi pertempuran di sekitar Desa Kalangbret yang menyebabkan Adipati Kalang tewas dan Majapahit berhasil menguasai Tulung Agung.
Sejak saat itu, prajurit yang tinggal di wilayah Tulung Agung mulai membawa budaya batik dari Majapahit. Dalam perkembangannya, batik Mojokerto dan Tulung Agung banyak dipengaruhi oleh batik Yogyakarta.
Hal ini dikarenakan selama bentrokan tentara kolonial Belanda dengan pasukan Pangeran Diponegoro, beberapa pasukan Kyai Mojo mengundurkan diri ke arah timur di daerah Majan. Oleh karena itu karakteristik batik Kalangbret dari Mojokerto hampir sama dengan Jogja, dasarnya putih dan warnanya cokelat muda, serta biru gelap.
2. Zaman Penyebaran Islam
Kala itu seni batik baru terbatas di dalam lingkungan Keraton. Oleh karena putri keraton Solo menjadi istri Kyai Hasan Basri, maka dibawalah ke Tegal Sari dan diikuti oleh pengiring-pengiringnya. Di samping itu, banyak juga keluarga keraton Solo belajad di pesantren milik sang kyai.
Daerah perbatikan lama yang bisa kita lihat sekarang yakni daerah Kauman yaitu Kepatihan Wetan sekarang dan dari sini meluas ke desa-desa seperti Ronowijoyo, Mangunsuman, Kertosari, Setono, Cokromenggalan, Kadipaten, Nologaten, Bangunsari, Cekok, Banyudono, dan Ngunut.
Waktu itu obat-obat yang dipakai dalam pembatikan ialah buatan dalam negeri sendiri dari kayu-kayuan antara lain pohon tom, mengkudu, kayu tinggi. Sedangkan bahan kain putihnya juga memakai buatan sendiri dari tenunan gendong. Kain putih import bam dikenal di Indonesia kira-kira akhir abad ke-19.
3. Masuknya Batik Cap
Pembuatan batik cap di Ponorogo baru dikenal setelah perang dunia pertama yang dibawa oleh seorang dari China bernama Kwee Seng dari Banyumas.
Daerah Ponorogo awal abad ke-20 terkenal batiknya dalam pewarnaan nila yang tidak luntur dan itulah sebabnya pengusaha-pengusaha batik dari Banyumas dan Solo banyak memberikan pekerjaan kepada pengusaha-pengusaha batik di Ponorogo.
Berkat dikenalnya batik cap, maka produksi Ponorogo setelah perang dunia pertama sampai pecahnya perang dunia kedua terkenal dengan batik kasarnya yaitu batik cap mori biru. Pasaran batik cap kasar Ponorogo kemudian terkenal seluruh Indonesia.
4. Asal Muasal Hari Batik Nasional
Sudah puluhan tahun batik menjadi kebanggaan masyarakat Indonesia. Sampai pada akhirnya Hari Batik Nasional dirayakan setiap tahunnya di tanggal 2 Oktober.
Hari Batik Nasional berawal ketika batik masuk dalam Daftar Perwakilan Warisan Budaya Tak-benda UNESCO (ICH). Sejarah hari batik nasional diinisiasi saat batik diakui pada saat sidang ke-4 Komite Antar -Pemerintah tentang Warisan Budaya Tak-benda yang diselenggarakan UNESCO di Abu Dhabi pada 2 Oktober 2009.
5. Perayaan Hari Batik Nasional 2019
Tahun ini, perayaan Hari Batik Nasional kembali digelar di dua kota besar yaitu DKI Jakarta pada 24-27 September dan Solo pada 2 Oktober 2019.
Selamat Hari Batik Nasional detikers!
(lus/nwy)
Nama batik diambil dari kata 'amba titik" yang dalam bahasa Jawa berarti 'menulis titik' dengan tujuan menghias kain. Istilah ini menggambarkan bagaimana cara membuat titik dengan lilin yang menetes pada kain.
Pengembangan batik sudah dilakukan sejak zaman Kesultanan Mataram kemudian berlanjut pada Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta. Hal inilah yang membuat adanya batik Solo serta Jogja.
Berikut ini beberapa hal yang kamu perlu ketahui soal sejarah batik dan Hari Batik Nasional di Indonesia:
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikutip dalam jabarprov.go.id batik telah menjadi kebudayaan di kerajaan Majapahit seperti Mojokerto dan Tulung Agung. Mojokerto menjadi pusat kerjaan Majapahit dimana batik dikenal pada saat itu.
Sedangkan Bonorowo, kala itu dikuasai oleh Adipati Kalang yang tak mau tunduk pada kerajaan Majapahit. Akibatnya, sempat terjadi pertempuran di sekitar Desa Kalangbret yang menyebabkan Adipati Kalang tewas dan Majapahit berhasil menguasai Tulung Agung.
Sejak saat itu, prajurit yang tinggal di wilayah Tulung Agung mulai membawa budaya batik dari Majapahit. Dalam perkembangannya, batik Mojokerto dan Tulung Agung banyak dipengaruhi oleh batik Yogyakarta.
Hal ini dikarenakan selama bentrokan tentara kolonial Belanda dengan pasukan Pangeran Diponegoro, beberapa pasukan Kyai Mojo mengundurkan diri ke arah timur di daerah Majan. Oleh karena itu karakteristik batik Kalangbret dari Mojokerto hampir sama dengan Jogja, dasarnya putih dan warnanya cokelat muda, serta biru gelap.
2. Zaman Penyebaran Islam
Kala itu seni batik baru terbatas di dalam lingkungan Keraton. Oleh karena putri keraton Solo menjadi istri Kyai Hasan Basri, maka dibawalah ke Tegal Sari dan diikuti oleh pengiring-pengiringnya. Di samping itu, banyak juga keluarga keraton Solo belajad di pesantren milik sang kyai.
Daerah perbatikan lama yang bisa kita lihat sekarang yakni daerah Kauman yaitu Kepatihan Wetan sekarang dan dari sini meluas ke desa-desa seperti Ronowijoyo, Mangunsuman, Kertosari, Setono, Cokromenggalan, Kadipaten, Nologaten, Bangunsari, Cekok, Banyudono, dan Ngunut.
Waktu itu obat-obat yang dipakai dalam pembatikan ialah buatan dalam negeri sendiri dari kayu-kayuan antara lain pohon tom, mengkudu, kayu tinggi. Sedangkan bahan kain putihnya juga memakai buatan sendiri dari tenunan gendong. Kain putih import bam dikenal di Indonesia kira-kira akhir abad ke-19.
Batik Marunda yang cantik. Foto: Rahmi Anjani/Wolipop |
3. Masuknya Batik Cap
Pembuatan batik cap di Ponorogo baru dikenal setelah perang dunia pertama yang dibawa oleh seorang dari China bernama Kwee Seng dari Banyumas.
Daerah Ponorogo awal abad ke-20 terkenal batiknya dalam pewarnaan nila yang tidak luntur dan itulah sebabnya pengusaha-pengusaha batik dari Banyumas dan Solo banyak memberikan pekerjaan kepada pengusaha-pengusaha batik di Ponorogo.
Berkat dikenalnya batik cap, maka produksi Ponorogo setelah perang dunia pertama sampai pecahnya perang dunia kedua terkenal dengan batik kasarnya yaitu batik cap mori biru. Pasaran batik cap kasar Ponorogo kemudian terkenal seluruh Indonesia.
4. Asal Muasal Hari Batik Nasional
Sudah puluhan tahun batik menjadi kebanggaan masyarakat Indonesia. Sampai pada akhirnya Hari Batik Nasional dirayakan setiap tahunnya di tanggal 2 Oktober.
Hari Batik Nasional berawal ketika batik masuk dalam Daftar Perwakilan Warisan Budaya Tak-benda UNESCO (ICH). Sejarah hari batik nasional diinisiasi saat batik diakui pada saat sidang ke-4 Komite Antar -Pemerintah tentang Warisan Budaya Tak-benda yang diselenggarakan UNESCO di Abu Dhabi pada 2 Oktober 2009.
Hari Batik Nasional. Foto: Istimewa |
5. Perayaan Hari Batik Nasional 2019
Tahun ini, perayaan Hari Batik Nasional kembali digelar di dua kota besar yaitu DKI Jakarta pada 24-27 September dan Solo pada 2 Oktober 2019.
Selamat Hari Batik Nasional detikers!
(lus/nwy)
Tags
hari batik nasional 2019
hari batik nasional jatuh pada tanggal
hari batik nasional adalah
sejarah hari batik nasional
selamat hari batik nasional
Hobbies & Activities
Penggemar Gitar Akustik Perlu Coba! Donner DAG-1CE Bisa Jadi Gitar Andalanmu
Health & Beauty
Dilema Pilih Sunscreen untuk Kulit Sensitif? 2 Sunscreen Ini Bisa Jadi Pilihanmu
Hobbies & Activities
iReborn Treadmill Elektrik Paris: Biar Olahraga Jadi Lebih Praktis, Nyaman, dan Konsisten
Health & Beauty
Lip Care Goals! 3 Produk Andalan Untuk Bibir Halus dan Sehat Sepanjang Hari
Artikel Terkait
ARTIKEL LAINNYA
Perusahaan Pakaian Dikritik Usai Tag Laundry Dianggap Seksis, Ini Faktanya
Sentuhan Modern dan Mewah Grano Leather di Koleksi Musim Dingin Pedro
Kain Antik 100 Tahun Jadi Primadona di Koleksi 4 Dekade Adrian Gan Berkarya
Belum Setahun, Desainer Baru Versace Keluar Setelah Prada Resmi Akuisisi
Pantone Umumkan Tren Warna 2026: Cloud Dancer, Warna Putih Jernih
Most Popular
1
Siapa Bonnie Blue? Bintang OnlyFans Kontroversial yang Ditangkap di Bali
2
Perusahaan Pakaian Dikritik Usai Tag Laundry Dianggap Seksis, Ini Faktanya
3
10 Drama Korea Netflix Rating Tertinggi 2025, Paling Banyak Ditonton
4
Ramalan Zodiak Cinta 7 Desember: Gemini Diskusi Baik-baik, Pisces Jaga Ucapan
5
Jakarta X Beauty 2025
Cerita Jastiper Omzet Tembus Rp 10 Juta Sehari di Jakarta X Beauty 2025
MOST COMMENTED












































Batik Marunda yang cantik. Foto: Rahmi Anjani/Wolipop
Hari Batik Nasional. Foto: Istimewa