Mengenal Lebih Dekat Rahmat, Pria Difabel yang Viral karena Jago Desain Baju
Rachmadi Rasyad - wolipop
Selasa, 27 Nov 2018 13:35 WIB
Bandung
-
Sambil duduk bersila di lantai berbahan bambu di rumahnya yang sederhana, Rahmat Hidayat memusatkan perhatiannya pada sehelai kertas berwarna putih yang berada di hadapannya. Pada kertas tersebut, dia dengan teliti membuat garis-garis yang membentuk pola hingga menghasilkan karya berupa desain busana dengan warna dan bentuk yang indah.
Meski memiliki keterbatasan fisik atau difabel, hingga saat ini, tidak terhitung karya yang telah dihasilkan melalui goresan penanya. Kepada detikcom, Rahmat pun mengaku sudah lupa kapan dia pertama kali membuat desain busana. Namun, kata pria 25 tahun, minatnya pada bidang desain bermula dari kebiasannya menggambar ketika masih berusia lima tahun.
"Waktu umur lima tahun belum mulai desain, cuma baru gambar-gambar saja. Soalnya saya dari kecil suka gambar dan kebetulan bibi saya suka gambar. Jadi saya belajar dari situ," kata dia ditemui di kediamannya di Kampung Ciawitali, RT 2 RW 6, Desa Sindangkerta, Kecamatan Sindangkerta, Kabupaten Bandung Barat, Selasa (27/11/2018).
Selain terbiasa membuat gambar, Rahmat menyebut bahwa film Korea berjudul King of Fashion hingga Ivan Gunawan turut memotivasinya untuk membuat desain. Sejak itu, dia mulai membuat desain secara otodidak tanpa dibimbing oleh siapa pun.
Sebelum menjadi desainer, Rahmat juga sempat membuat kerajinan berbahan bungkus kopi yang diolah menjadi dompet atau tas. Selain itu, dia juga pernah menjual kerajinan berupa gantungan kunci. Dia pun mengaku jiwa seni yang mengalir di dirinya berasal dari bibinya.
"Dulu, saya pernah membuat kerajinan dari bungkus kopi yang dibuat jadi tas atau dompet. Tapi sudah lama tidak mengerjakan. Juga saya mengerjakan kerajinan berupa gantungan kunci," tutur dia.
Rahmat menuturkan karya yang pertama kali dia buat dijual ke daerah Surabaya dengan harga Rp 500 ribu. Rahmat mengaku sempat merasa takut dicaci maki orang lain sebelum membuat dan berani menjual karyanya tersebut. Namun, adanya keinginan untuk memotivasi kaum difabel membuat ketakutan itu sirna.
"Pertamanya merasa minder takut dicaci maki sama orang. Tapi kalau saya terus takut kapan saya majunya. Saya juga ingin menginspirasi kaum difabel yang lain," ucap dia.
Saat ini, dalam waktu kurang dari satu bulan, Rahmat mengaku bisa menghasilkan satu buah buku yang berisi ratusan lembar karya desain. Adapun satu lembar karya, bisa dikerjakannya dalam waktu puluhan menit saja. Biasanya, kata dia, karya yang selesai dikerjakan dijual di sekitar Pulau Jawa.
"Dijual misalnya di Jawa Tengah, Jawa Timur, Bandung, dan Jakarta. Yang paling sering ke daerah Jawa. Belum pernah ke luar pulau," terang dia.
Rahmat menyebut jika media sosial diandalkannya untuk memasarkan karya dengan dibantu oleh bibinya. Biasanya, karya yang telah dibuat ditampilkan di Instagram.
Dari sana, sambung dia, pembeli akan menghubunginya melalui WhatsApp. Oleh sebab itu, karya yang dibuatnya disesuaikan dengan selera pembeli sehingga tidak terpatok pada busana perempuan saja.
"Saya belum buat, tapi tergantung pemesanan. Kalau ada yang pesen dan suka model cowok saya bikin. Biasanya dihubungin lewat WhatsApp yang dicantumin di media sosial Instagram," kata dia.
Tonton video aksi dan cerita Rahmat, difabel yang jago mendesain gaun, di bawah ini.
(eny/eny)
Meski memiliki keterbatasan fisik atau difabel, hingga saat ini, tidak terhitung karya yang telah dihasilkan melalui goresan penanya. Kepada detikcom, Rahmat pun mengaku sudah lupa kapan dia pertama kali membuat desain busana. Namun, kata pria 25 tahun, minatnya pada bidang desain bermula dari kebiasannya menggambar ketika masih berusia lima tahun.
"Waktu umur lima tahun belum mulai desain, cuma baru gambar-gambar saja. Soalnya saya dari kecil suka gambar dan kebetulan bibi saya suka gambar. Jadi saya belajar dari situ," kata dia ditemui di kediamannya di Kampung Ciawitali, RT 2 RW 6, Desa Sindangkerta, Kecamatan Sindangkerta, Kabupaten Bandung Barat, Selasa (27/11/2018).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Desain baju karya Rahmat Hidayat. Foto: Rachmadi Rasyad/Detikcom |
Selain terbiasa membuat gambar, Rahmat menyebut bahwa film Korea berjudul King of Fashion hingga Ivan Gunawan turut memotivasinya untuk membuat desain. Sejak itu, dia mulai membuat desain secara otodidak tanpa dibimbing oleh siapa pun.
Sebelum menjadi desainer, Rahmat juga sempat membuat kerajinan berbahan bungkus kopi yang diolah menjadi dompet atau tas. Selain itu, dia juga pernah menjual kerajinan berupa gantungan kunci. Dia pun mengaku jiwa seni yang mengalir di dirinya berasal dari bibinya.
"Dulu, saya pernah membuat kerajinan dari bungkus kopi yang dibuat jadi tas atau dompet. Tapi sudah lama tidak mengerjakan. Juga saya mengerjakan kerajinan berupa gantungan kunci," tutur dia.
Rahmat menuturkan karya yang pertama kali dia buat dijual ke daerah Surabaya dengan harga Rp 500 ribu. Rahmat mengaku sempat merasa takut dicaci maki orang lain sebelum membuat dan berani menjual karyanya tersebut. Namun, adanya keinginan untuk memotivasi kaum difabel membuat ketakutan itu sirna.
Rahmat Hidayat viral karena keterbatasan fisik tak menghalanginya berkarya mendesain busana. Foto: Instagram |
"Pertamanya merasa minder takut dicaci maki sama orang. Tapi kalau saya terus takut kapan saya majunya. Saya juga ingin menginspirasi kaum difabel yang lain," ucap dia.
Saat ini, dalam waktu kurang dari satu bulan, Rahmat mengaku bisa menghasilkan satu buah buku yang berisi ratusan lembar karya desain. Adapun satu lembar karya, bisa dikerjakannya dalam waktu puluhan menit saja. Biasanya, kata dia, karya yang selesai dikerjakan dijual di sekitar Pulau Jawa.
"Dijual misalnya di Jawa Tengah, Jawa Timur, Bandung, dan Jakarta. Yang paling sering ke daerah Jawa. Belum pernah ke luar pulau," terang dia.
Rahmat menyebut jika media sosial diandalkannya untuk memasarkan karya dengan dibantu oleh bibinya. Biasanya, karya yang telah dibuat ditampilkan di Instagram.
Dari sana, sambung dia, pembeli akan menghubunginya melalui WhatsApp. Oleh sebab itu, karya yang dibuatnya disesuaikan dengan selera pembeli sehingga tidak terpatok pada busana perempuan saja.
"Saya belum buat, tapi tergantung pemesanan. Kalau ada yang pesen dan suka model cowok saya bikin. Biasanya dihubungin lewat WhatsApp yang dicantumin di media sosial Instagram," kata dia.
Tonton video aksi dan cerita Rahmat, difabel yang jago mendesain gaun, di bawah ini.
(eny/eny)
Hobbies & Activities
Penggemar Gitar Akustik Perlu Coba! Donner DAG-1CE Bisa Jadi Gitar Andalanmu
Health & Beauty
Dilema Pilih Sunscreen untuk Kulit Sensitif? 2 Sunscreen Ini Bisa Jadi Pilihanmu
Hobbies & Activities
iReborn Treadmill Elektrik Paris: Biar Olahraga Jadi Lebih Praktis, Nyaman, dan Konsisten
Health & Beauty
Lip Care Goals! 3 Produk Andalan Untuk Bibir Halus dan Sehat Sepanjang Hari
Artikel Terkait
ARTIKEL LAINNYA
Saat Peron Subway New York City Jadi Catwalk Busana Mewah Chanel
Michael Kors Bawa Liburan ala New York ke Jakarta dengan Bola Salju 6 Meter
Perusahaan Pakaian Dikritik Usai Tag Laundry Dianggap Seksis, Ini Faktanya
Sentuhan Modern dan Mewah Grano Leather di Koleksi Musim Dingin Pedro
Kain Antik 100 Tahun Jadi Primadona di Koleksi 4 Dekade Adrian Gan Berkarya
Most Popular
1
Potret Pernikahan Selebgram Amanda Zahra yang Trending, Jadi Pengantin Sunda
2
Cher Siap Menikah Lagi Menjelang Usia 80 dengan Pria 39 Tahun
3
Michael Kors Bawa Liburan ala New York ke Jakarta dengan Bola Salju 6 Meter
4
Tampak Kaya Raya Ternyata Gelandangan, Pria Tipu 5 Wanita Berakhir Ditangkap
5
Viral Verificator
Banjir Bandang Aceh, Viral Guru Ungkap Detik-detik Mencekam Saat Air Meluap
MOST COMMENTED












































Desain baju karya Rahmat Hidayat. Foto: Rachmadi Rasyad/Detikcom
Rahmat Hidayat viral karena keterbatasan fisik tak menghalanginya berkarya mendesain busana. Foto: Instagram