Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Ini Sosok Kate Spade, Desainer yang Meninggal Gantung Diri

Eny Kartikawati - wolipop
Rabu, 06 Jun 2018 06:22 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Desainer Kate Spade tewas gantung diri di apartemennya di New York, Selasa (5/6/2018). Foto: Evan Agostini/Getty Images
New York - Meninggalnya desainer Kate Spade disambut duka oleh para pecinta fashion. Apalagi desainer berusia 55 tahun itu tewas secara mengenaskan dengan menggantung dirinya.

Kate Spade terlahir dengan nama Katherine Noel Brosnahan memiliki tempat spesial di hati para fashionista khususnya penggemar tas. Dia merilis koleksi tas yang pada saat itu mendobrak tren. Nama Spade di belakang namanya yang kini menjadi brand populer merupakan nama sang suami, Andy Spade.

Sebelum meluncurkan lini fashion pada 1993, Kate Spade merupakan editor di majalah Mademoiselle, New York. Pekerjaannya saat itu sebagai editor yang kerap membahas berbagai hal soal aksesori.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kate Spade melihat pada masa tersebut, handbag atau tas tangan menjadi sebuah benda yang eksklusif dan memiliki desain rumit. "Aku ingin tas yang fungsional tapi tetap berkelas dan punya style," ujarnya dalam wawancara dengan New York Times pada 1999.

Kate pun kemudian melahirkan brand Kate Spade yang pada saat itu menjadi sebuah kesegaran dalam dunia aksesori khususnya tas. Wanita yang meninggalkan seorang suami, Andy Spade dan anak perempuan Frances Beatrix Spade berusia remaja itu menawarkan tas berwarna cerah, desain unik, berkelas, namun dijual dengan harga yang lebih terjangkau.

Koleksi Kate Spade di New York Fashion Week 2017.Koleksi Kate Spade di New York Fashion Week 2017. Foto: Getty Images


Baca Juga: Pendiri Tas Kate Spade Tak Lagi Bernama Kate Spade, Ini Nama Barunya

"Kate Spade memahami bahwa kekuatan fashion itu adalah untuk menciptakan kebahagiaan dan merayakan feminitas. Dan tas pertama yang dirilisnya saat itu keluar di saat industri sedang didominasi tren minimalis dan berkelas dari sebuah tas hitam Prada. Dia mengubah permainannya menjadi koleksi berwarna cerah dan unik," kenang Susan Scafidi, pendiri dan direktur di Fashion Law Institute di Fordham University seperti dikutip CBS.

Dengan 'kekuatan' karyanya itu Kate Spade pun menorehkan sukses. Bisnisnya yang awalnya hanya menjual tas berkembang hingga merilis busana, perhiasan, sepatu, kacamata, wewangian, dan produk bayi. Pada 1996, Kate Spade pun membuka butik pertamanya, sebuah toko mungil berukuran 37 m2 di kawasan SoHo, New York.

Seiring waktu bisnis Kate Spade semakin sukses. Desainer yang meninggal dunia dalam usia 55 tahun itu telah memiliki lebih dari 140 toko retail dan outlet di seluruh Amerika Serikat dan 175 toko lainnya di berbagai belahan dunia. Dia pun memiliki kantor dan butik seluas hampir 1.000 m2 di New York. Pada saat dia wafat, kekayaannya diprediksi bernilai US$ 200 juta atau sekitar Rp 2,8 triliun.

"Ada masanya pada akhir 90-an dan awal 2000-an semua orang terlihat membawa tas Kate Spade," kenang Susan Scafidi lagi.

Bagi Susan meninggalnya Kate Spade sebuah awan gelap bagi industri fashion. Ini sangat bertolak belakang dengan apa yang sudah dihadirkan Kate Spade: deretan koleksi berwarna, playful dengan pita dan polka dot.

RIP Kate Spade.


Tonton juga video lengkapnya di 20detik:

(eny/eny)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Detiknetwork
Hide Ads