Tren Baju Olahraga <i>Fashionable</i>
Belum Populer, Ini Tantangan Brand Baju Olahraga Lokal Menjual Produknya
Intan Kemala Sari - wolipop
Jumat, 12 Agu 2016 18:20 WIB
Jakarta
-
Memakai baju olahraga yang fashionable kini menjadi suatu tren tersendiri di kalangan wanita. Pasalnya, mereka ingin tetap terlihat menarik meskipun sedang berolahraga dan berpeluh keringat. Melihat kebutuhan tersebut, peluang bisnis untuk menghadirkan pakaian olahraga yang fashionable semakin terbuka lebar.
Namun bisnis yang dirintisnya tidak berjalan mulus begitu saja. Ada beberapa tantangan yang dirasakan oleh para pemilik brand busana olahraga lokal asli Tanah Air. Apa saja?
Raisa Widjaja, CEO sekaligus Creative Director brand busana olahraga HAY United menuturkan, tantangan yang paling besar untuk ia dan timnya adalah banyak orang yang penasaran ingin mencoba busana yang dijualnya. Namun sayangnya, hal itu sulit terwujud lantaran produk-produk baju olahraganya seperti sports bra, legging, celana pendek, hingga jaket hanya dijual secara online.
"Tantangannya orang mau mencoba dulu karena mereka mau megang bahannya untuk tahu apakah bahan ini enak dipakai atau tidak. Karena kami menjualnya secara online, jadi itu sepertinya agak sulit," kata Raisa saat dihubungi Wolipop, Selasa (9/8/2016).
Akan tetapi ia melihat, kini semakin banyak para calon pembeli yang sudah mulai mengerti jenis-jenis bahan baju olahraga. Mereka memiliki gambaran tersendiri berdasarkan deskripsi material yang tertera di dalam situs belanjanya. Kini hal tersebut bukan masalah berarti untuknya, karena wanita 29 tahun itu saat ini sudah memiliki toko yang berada di Bali dan Singapura.
Tantangan lain yang dirasakannya adalah, beberapa orang berpikir bahwa tidak perlu membeli baju khusus berolahraga karena sebenarnya olahraga bisa dilakukan dengan kaus dan celana legging atau celana pendek. Raisa cukup mengerti dengan hal tersebut karena memang ada beberapa orang yang berpikir demikian.
Tetapi menurutnya, jika seseorang mulai terjun ke dunia olahraga, di awal-awal mereka memang belum terlalu percaya diri untuk memakai baju olahraga dan menonjolkan tubuhnya. Tetapi, semakin orang terbiasa berolahraga dan mulai melihat perubahan bentuk badannya, seolah timbul suatu keinginan untuk tampil lebih stylish dengan membeli pakaian olahraga yang fashionable agar lebih semangat berolahraga.
Arianto Gunawan selaku Chief Executive Office Corenation Active memiliki tantangan tersendiri dalam memasarkan produknya, salah satu yang paling sering dialami adalah dari sosial media. Melalui tagar-tagar di Instagram, tak sedikit online shop yang menjual pakaian olahraga dengan harga yang lebih murah.
"Kalau saya pribadi tantangan paling besar sih market-market di pusat grosir. Harganya murah, hanya Rp 50 ribuan tetapi produk tiruan. Karena mereka pikir dibanding beli yang asli tapi mahal mending beli yang tiruan karena lebih murah. Tantangan lainnya bersaing dengan merek lokal lainnya. Itu menantang sih, kalau tidak bagaimana mau berkembang," jelas Arianto saat dihubungi Wolipop, Selasa (9/8/2016).
Untuk mengatasi tantangan tersebut, pria 35 tahun itu tak menampik bahwa berkomunikasi dengan market melalui internet dan sosial media adalah cara yang tepat untuk dilakukan. Berinteraksi dengan para calon pelanggan menjadi salah satu bukti bahwa ia dan timnya sungguh-sungguh dalam melayani pembeli.
"Customer relation kami harus kuat. Kami juga harus bisa komunikasi dengan market dan meyakinkan mereka kalau kami memang menjual kualitas di atas kuantitas," pungkas pria lulusan S-2 Sofware Engineering di salah satu Universitas di Amerika itu. (itn/itn)
Namun bisnis yang dirintisnya tidak berjalan mulus begitu saja. Ada beberapa tantangan yang dirasakan oleh para pemilik brand busana olahraga lokal asli Tanah Air. Apa saja?
Raisa Widjaja, CEO sekaligus Creative Director brand busana olahraga HAY United menuturkan, tantangan yang paling besar untuk ia dan timnya adalah banyak orang yang penasaran ingin mencoba busana yang dijualnya. Namun sayangnya, hal itu sulit terwujud lantaran produk-produk baju olahraganya seperti sports bra, legging, celana pendek, hingga jaket hanya dijual secara online.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akan tetapi ia melihat, kini semakin banyak para calon pembeli yang sudah mulai mengerti jenis-jenis bahan baju olahraga. Mereka memiliki gambaran tersendiri berdasarkan deskripsi material yang tertera di dalam situs belanjanya. Kini hal tersebut bukan masalah berarti untuknya, karena wanita 29 tahun itu saat ini sudah memiliki toko yang berada di Bali dan Singapura.
Tantangan lain yang dirasakannya adalah, beberapa orang berpikir bahwa tidak perlu membeli baju khusus berolahraga karena sebenarnya olahraga bisa dilakukan dengan kaus dan celana legging atau celana pendek. Raisa cukup mengerti dengan hal tersebut karena memang ada beberapa orang yang berpikir demikian.
Tetapi menurutnya, jika seseorang mulai terjun ke dunia olahraga, di awal-awal mereka memang belum terlalu percaya diri untuk memakai baju olahraga dan menonjolkan tubuhnya. Tetapi, semakin orang terbiasa berolahraga dan mulai melihat perubahan bentuk badannya, seolah timbul suatu keinginan untuk tampil lebih stylish dengan membeli pakaian olahraga yang fashionable agar lebih semangat berolahraga.
Arianto Gunawan selaku Chief Executive Office Corenation Active memiliki tantangan tersendiri dalam memasarkan produknya, salah satu yang paling sering dialami adalah dari sosial media. Melalui tagar-tagar di Instagram, tak sedikit online shop yang menjual pakaian olahraga dengan harga yang lebih murah.
"Kalau saya pribadi tantangan paling besar sih market-market di pusat grosir. Harganya murah, hanya Rp 50 ribuan tetapi produk tiruan. Karena mereka pikir dibanding beli yang asli tapi mahal mending beli yang tiruan karena lebih murah. Tantangan lainnya bersaing dengan merek lokal lainnya. Itu menantang sih, kalau tidak bagaimana mau berkembang," jelas Arianto saat dihubungi Wolipop, Selasa (9/8/2016).
Untuk mengatasi tantangan tersebut, pria 35 tahun itu tak menampik bahwa berkomunikasi dengan market melalui internet dan sosial media adalah cara yang tepat untuk dilakukan. Berinteraksi dengan para calon pelanggan menjadi salah satu bukti bahwa ia dan timnya sungguh-sungguh dalam melayani pembeli.
"Customer relation kami harus kuat. Kami juga harus bisa komunikasi dengan market dan meyakinkan mereka kalau kami memang menjual kualitas di atas kuantitas," pungkas pria lulusan S-2 Sofware Engineering di salah satu Universitas di Amerika itu. (itn/itn)
Hobbies & Activities
Penggemar Gitar Akustik Perlu Coba! Donner DAG-1CE Bisa Jadi Gitar Andalanmu
Health & Beauty
Dilema Pilih Sunscreen untuk Kulit Sensitif? 2 Sunscreen Ini Bisa Jadi Pilihanmu
Hobbies & Activities
iReborn Treadmill Elektrik Paris: Biar Olahraga Jadi Lebih Praktis, Nyaman, dan Konsisten
Health & Beauty
Lip Care Goals! 3 Produk Andalan Untuk Bibir Halus dan Sehat Sepanjang Hari
Artikel Terkait
ARTIKEL LAINNYA
Perusahaan Pakaian Dikritik Usai Tag Laundry Dianggap Seksis, Ini Faktanya
Sentuhan Modern dan Mewah Grano Leather di Koleksi Musim Dingin Pedro
Kain Antik 100 Tahun Jadi Primadona di Koleksi 4 Dekade Adrian Gan Berkarya
Belum Setahun, Desainer Baru Versace Keluar Setelah Prada Resmi Akuisisi
Pantone Umumkan Tren Warna 2026: Cloud Dancer, Warna Putih Jernih
Most Popular
1
Ramalan Zodiak 8 Desember: Aries Jangan Spekulasi, Gemini Lakukan Terobosan
2
5 Gaya Berani Katie Holmes Pakai Busana Lingerie di Musim Dingin
3
8 Foto Audi Marissa ke Seoul Tanpa Anak & Suami, Jalani Operasi Sedot Lemak
4
Ayah Meghan Markle Sakit Keras, Kini Memohon Bisa Bertemu Putrinya
5
Siapa Bonnie Blue? Bintang OnlyFans Kontroversial yang Ditangkap di Bali
MOST COMMENTED











































