Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Mengintip Keindahan Tenun Lombok Seharga Rp 12 Juta di Desa Sukarara, NTB

Arina Yulistara - wolipop
Selasa, 05 Apr 2016 13:24 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Foto: Arina Yulistara/Wolipop
Jakarta - Setiap daerah di Indonesia memiliki kain khas masing-masing tidak terkecuali Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Tenun dengan motif subahnale yang diambil dari kata subhanallah menjadi ciri khas kota dengan julukan seribu masjid itu.

Ketika Wolipop berkunjung ke Desa Sukarara yang dikenal sebagai desa tenun, ragam kain tenun dipamerkan untuk menarik para wisatawan. Tidak hanya yang sudah menjadi kain utuh saja, Anda juga bisa melihat bagaimana proses pembuatan tenunnya.

Untuk menjadi satu kain tenun sepanjang satu meter tidak dibuat dalam waktu singkat. Bisa menghabiskan waktu satu hingga tiga bulan dalam menenunnya. Para penenun harus ekstra sabar ketika membuatnya terutama kalau motifnya rumit.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam acara audisi Sunsilk Hijab Huntr 2016 ke Lombok, Wolipop berkesempatan mengunjungi salah satu tempat kerajinan tenun yang populer di Desa Sukarara yakni Seret Penginang Art Shop, Jl Raya Sukarara, Lombok, NTB. Harga yang ditawarkan untuk satu hingga dua meter tenun Lombok mulai dari Rp 500 ribu hingga Rp 12 juta. Seperti apa keindahan tenun Lombok seharga Rp 12 juta?

Kadri perwakilan dari Seret Penginang menjelaskan bahwa kain Lombok seharga Rp 12 juta menggunakan perpaduan sutera dan benang emas. Satu kain panjangnya sekitar dua meter. Ditenunnya pun secara eksklusif harus orang-orang yang dituakan. Menurut Kadri, bila anak gadis yang menenun sutera dan benang emas maka bisa sakit.

"Ditenunnya ini juga harus sama orangtua karena ini sudah begitu dari nenek moyang dulu untuk menjaga keasliannya dan biar nggak pamali. Kalau gadis nenun ini bisa sakit dan itu bukan mitos tapi benar terjadi. Kalaupun mau, harus ada upacaranya dulu sebelum nenun," tutur Kadri saat berbincang dengan Wolipop di Seret Penginang, Desa Sukarara, Lombok, NTB, Minggu (3/4/2016).

Kain tenun seharga Rp 12 juta tersebut dibuat dalam waktu yang tidak singkat, kurang lebih empat bulan. Kadri mengatakan peminatnya banyak dari Jakarta dan manca negara. Kain tenunnya juga sudah terjual mulai dari Jerman, Jepang, hingga Amerika. (ays/ays)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Detiknetwork
Hide Ads