Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Tarian Mewah Busana Cheongsam Sebastian Gunawan

Alissa Safiera - wolipop
Rabu, 04 Feb 2015 09:23 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Foto: M. Abduh/Wolipop
Jakarta -

Perayaan tahun baru Imlek atau yang juga dikenal sebagai Lunar New Year menjadi selebrasi penting bagi masyarakat Tionghoa. Selain menandakan pergantian musim, tahun baru ini selalu jatuh di tanggal berbeda dalam jajaran tanggal masehi mengikuti perputaran bulan dalam perhitungan kalender China.

Mengambil filosofi tadi, desainer Sebastian Gunawan pun mengintepretasikan putaran bulan adalah gerakan indah nan lembut bagai tarian. Dalam koleksi terbarunya, inspirasi tarian bulan atau Moon Dance muncul sebagai konsep besar dalam show tahunan selebrasi tahun baru China di tahun kelimanya ini.

"Selain sebagai perayaan yang membawa makna kebahagiaan, bulan seolah tengah menari mengikuti pergantian musim dan membuat saya memilih tajuk Moon Dance (Yue Liang Wu) untuk menggubah eksplorasi busana bernuansa oriental ini," ujar sang desainer tentang koleksi yang dipamerkan di Hotel Mulia, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (3/1/2015).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Indah seperti cahaya bulan, desainer yang akrab disapa Seba dan istrinya, Cristina menyuguhkan busana dalam sileut cheongsam dengan kilauan payet ataupun material mengkilap sebagai dasarnya. Tak hanya atas esensi kemewahan, taburan kilauan seolah menjadi penggambaran suasana festival yang ingin ditawarkan sang desainer dalam gaun-gaun rancangannya.

Barisan koleksi pun bervariasi, Seba tak hanya menyuguhkan cheongsam dalam bentuk klasiknya namun juga membuat kreasi konstruksi berbeda. Beberapa busana ditampilkan sebagai sebuah gaun; terdiri atas gaun-gaun pendek dengan siluet loose atau longgar, adapun gaun fit badan yang jatuh mengikuti siluet tubuh, gaun panjang dengan detail tassel atau ornamen rumbai, belahan rok tinggi, jumpsuit, dan busana yang terdiri dari padanan atas dan bawah. Gaun-gaun panjang dengan siluet yang menonjolkan lekuk tubuh seluruhnya dikemas penuh aplikasi, dari bordir, payet, sampai bulu.

Misalnya saja celana panjang hitam dengan blouse berkerah cheongsam berpotongan mullet atau memanjang ke belakang namun dalam siluet longgar. Adapun pun blouse pas badan dengan rok panjang, yang tak lain untuk memberi keseimbangan antara atasan dan bawahan.

Layaknya rancangan Seba sebelumnya, tatanan payet dan bordir di sepanjang garis jahitan ataupun garis leher ditata secara apik sebagai pemanis gaun. Sang desainer juga menawarkan outer dalam siluet boxy, meninggikan kerah, menurunkan garis jahitan di bahu untuk mendapat nuansa modern tanpa menghilangkan esensi baju Cheongsam klasik.

Eksplorasi material dari yang ringan hingga kain bertekstur tebal dan kokoh dipilih Seba untuk memberi sentuhan elegansi yang menghadirkan padanan modern. Terdiri atas lace, brokat, pique, damask, mikado hingga jacquard.

Suasana festival semakin semarak dalam palet warna cerah untuk ke-68 gaun feminin ini. Variasi mulai warna hijau, lavender, merah, oranye, menjadi pembuka yang menarik. Menyusul kemudian palet hitam dan putih, setelahnya ditutup dengan busana dalam semburat metalik perak dan emas. Dua gaun pengantin dari lini Sebastian Sposa pun ikut mengisi panggung pertunjukan sebagai penutup yang dramatis.

(asf/ays)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Detiknetwork
Hide Ads