Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Dua Lipa Pecat Manajer yang Boikot Rapper Pro-Palestina di Festival Musik

Hestianingsih Hestianingsih - wolipop
Selasa, 23 Sep 2025 07:16 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

NEW YORK, NEW YORK - APRIL 28:  Dua Lipa attends the 50th Chaplin Award Gala on April 28, 2025 in New York City. (Photo by Theo Wargo/WireImage)
Dua Lipa di Chaplin Award Gala 2025. Foto: Getty Images
Jakarta -

Penyanyi pop dunia, Dua Lipa, dikabarkan memecat manajernya, David Levy, yang telah bertahun-tahun bekerja dengannya. Pemberhentian kerja sama ini terjadi setelah wanita 30 tahun tersebut mengetahui bahwa sang manajer sempat memboikot grup rap pro-Palestina, Kneecap dari festival musik Glastonburry.

Seperti diberitakan Metro, David menandatangani surat permintaan agar grup rap pro-Palestina, Kneecap, dilarang tampil di Glastonbury. Dia disebut sebagai penandatangan pertama surat tersebut, menyusul tuduhan bahwa Kneecap, asal Belfast, Irlandia Utara, mendukung organisasi teroris Hezbollah.

Bagi Dua Lipa, hal ini menjadi titik balik. Pasalnya, penyanyi berusia 30 tahun itu selama ini dikenal vokal menyuarakan dukungan untuk Palestina.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dua memastikan lewat timnya bahwa David Levy tidak lagi terlibat dalam pekerjaannya. Dia sangat terbuka mendukung Palestina, dan hal itu tidak sejalan dengan David," ungkap sumber yang merupakan orang dalam di industri musik.

Sumber itu juga menambahkan bahwa Dua Lipa menilai David berada di pihak yang mendukung perang Israel di Gaza serta perlakuan buruk terhadap warga Palestina.

ADVERTISEMENT

Bukan rahasia lagi bahwa Dua Lipa kerap menggunakan panggung dan media sosialnya untuk menyuarakan penderitaan warga Palestina. Dia secara terbuka menyerukan gencatan senjata, serta mengecam pengeboman yang dilakukan Israel di kamp pengungsi Rafah, Gaza.

Menjelang penampilannya sebagai salah satu headliner Glastonbury 2024, Dua Lipa juga sempat berbicara soal keberanian mengambil risiko demi keyakinannya.

"Setiap kali saya bicara soal hal-hal politik, saya selalu double-check, triple-check, memastikan ini tentang sesuatu yang jauh lebih besar dari diri saya, sesuatu yang memang perlu disuarakan. Itu satu-satunya alasan saya melakukannya," tuturnya.

Dia menambahkan bahwa setiap pernyataannya pasti akan memancing reaksi keras, tetapi baginya hal itu sepadan.

"Saya selalu menyeimbangkan keputusan itu, karena pada akhirnya saya percaya ini demi kebaikan yang lebih besar. Jadi saya siap menerima konsekuensinya," tutupnya.

(hst/hst)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Wolipop Signature
Detiknetwork
Hide Ads