Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Kasus Cabul Mohamed Al Fayed, Dituduh Intip Pengunjung di Kamar Ganti Harrods

Daniel Ngantung - wolipop
Rabu, 04 Jun 2025 18:30 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

LONDON - JULY 03:  The Pussy Cat Dolls (L-R) Kimberly Wyatt, Jessica Sutta, Ashley Roberts, Nicole Scherzinger, Melody Thorton, and Carmit Bachar pose for a photograph with Mohamed Al-Fayed (centre) as they open the Harrods Summer sale on July 3, 2006 in London, England.  (Photo by Chris Jackson/Getty Images)
Grup vokal The Pussy Cat Dolls bersama Mohamed Al-Fayed di depan toko Harrods, London, pada 2006. (Foto: Chris Jackson/Getty Images)
London -

Tudingan pelecehan seksual yang menyeret nama konglomerat Mohamed Al Fayed terus berlanjut. Kali ini, ia dituduh memasang kamera pengawas di kamar ganti Harrods untuk mengintip pengunjung yang sedang mencoba pakaian.

Dalam buku terbaru berjudul 'The Monster of Harrods' karya jurnalis Alison Kervin, mantan pengawal Al Fayed mengklaim bosnya telah melakukan perbuatan tak senonoh itu selama memimpin Harrods.

LONDON, ENGLAND - APRIL 03:  Fulham chairman Mohamed Al Fayed unveils a statue in tribute to Michael Jackson prior to the Barclays Premier League match between Fulham and Blackpool at Craven Cottage on April 3, 2011 in London, England.  (Photo by Ian Walton/Getty Images)Mohamed Al Fayed berpose di depan patung Michael Jackson di London pada 2011. (Foto: Ian Walton/Getty Images)

Al Fayed, yang meninggal pada 2023 lalu, pernah menjadi pemilik pusat belanja mewah legendaris di London, Inggris, itu selama 25 tahun sebelum menjualnya kepada perusahaan Qatar pada 2010. Ketenaran pria berdarah Mesir itu sebagai pebisnis ritel yang sukses juga tak lepas dari sosok sang putra, Dodi Al Fayed, yang sempat menjalin hubungan asmara dengan Putri Diana sebelum sejoli tersebut meninggal dalam kecelakaan tragis di Paris, Prancis, pada 1997.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam buku yang dirilis pada Kamis (5/6/2025) itu, sumber yang hanya ingin diidentifikasi sebagai 'Biggie' itu mengungkap bahwa selama kepemimpinan sang taipan, Harrods dipenuhi kamera tersembunyi, termasuk di area ruang ganti pelanggan serta toilet dan ruang ganti staf perempuan.

"Orang-orang tidak banyak membicarakan ini, tapi kamera dipasang hingga ke pintu masuk dan sedikit mengarah ke ruang ganti pelanggan. Jika Anda pernah mencoba pakaian di Harrods saat era Al Fayed, kemungkinan besar Anda sedang diawasi," kata Biggie seperti dikutip Daily Mail.

ADVERTISEMENT

Princess Diana, The Princess of Wales, meets Mr Mohamed Al Fayed at Harrods for a breakfast reception, as she attends the 'Heart of Britain' book launch. The'Heart of Britain' is a unique book containing over 300 photographs taken by individuals from every corner of The British Isles. The book has a special foreword, written by The Princess of Wales Picture taken 15th October 1996. (Photo by Alisdair MacDonald/Mirrorpix/Getty Images)Mohamed Al Fayed menyambut Putri Diana di Harrods pada Oktober 1996. (Foto: Alisdair MacDonald/Mirrorpix/Getty Images)

Pemasangan kamera dan penyadapan telepon diduga diperintahkan oleh kepala keamanan Harrods saat itu, John Macnamara, mantan detektif kepolisian. Tujuannya, menurut kesaksian Biggie, bukan hanya untuk pengawasan toko tetapi juga untuk memuaskan hasrat predator Al Fayed terhadap para perempuan yang menarik perhatiannya.

Biggie, yang mulai bekerja pada 1985 tak lama setelah Al Fayed membeli Harrods, menyebut para staf keamanan kerap memperhatikan layar monitor secara intensif. "Macnamara sering bertanya tentang perempuan yang menarik perhatian Fayed, dan tak jarang terdengar tawa kecil ketika mereka menonton rekaman di ruang ganti," ungkapnya.

Kervin sebagai penulis buku tersebut mengutarakan telah mewawancarai sekitar 60 saksi, korban, dan mantan karyawan. Ia menggambarkan suasana kerja di Harrods saat itu "seperti hidup dalam dunia The Truman Show" karena pantauan kamera yang tak kenal waktu dan tempat.

LONDON- ENGLAND - DECEMBER 12: Harrods Festive Christmas lights on December 12, 2020 in London, England. Many Christmas events have been cancelled this year due to the Coronavirus Pandemic but London is festooned with Christmas lights across the capital.  (Photo by Jo Hale/Getty Images)Suasana di depan Harrods, London, pada Desember 2020. (Foto: Jo Hale/Getty Images)

Seorang teknisi yang namanya disamarkan sebagai 'the Engineer' memastikan keberadaan alat perekam di hampir seluruh sudut toko. Menurut Engineer, tidak ada satu pun orang yang kebal dari pengawasan, mulai dari direktur keuangan, sopir, hingga sesama pengawal, semuanya diawasi.

"Kami harus memastikan semuanya berfungsi dan semua rekaman tersimpan rapi. Terkadang Al Fayed meminta untuk melihat atau mendengar rekaman tertentu," tuturnya.


Mohamed Al Fayed meninggal dunia dalam usia 94 tahun tanpa pernah diadili. Tahun lalu, ia diungkap sebagai pelaku kekerasan seksual berantai menyusul penayangan dokumenter berjudul 'Al Fayed: Predator at Harrods' produksi BBC. Hingga kini lebih dari 500 korban serta saksi telah melapor.

Emma Jones, pengacara hak asasi manusia yang mewakili sejumlah korban, menyebut temuan ini mengerikan dan menyerukan investigasi publik. "Jika benar bahwa ada pengawasan tersembunyi di toilet atau ruang ganti, maka ini adalah pelanggaran serius terhadap hak privasi," ujarnya.

Pekan lalu, para penyintas kasus ini menyerahkan surat ke kantor Perdana Menteri Inggris, menuntut penyelidikan atas dugaan pembiaran sistematis dan keterlibatan pihak internal toko maupun kepolisian.

Polisi London (Scotland Yard) telah mengkonfirmasi bahwa mereka tengah menyelidiki setidaknya lima orang yang diduga membantu aksi-aksi Al Fayed.

Merespons tudingan pelecehan yang tertuju pada mantan pemiliknya, pihak Harrods menyatakan keterkejutan dan kecaman. "Catatan kami tidak menunjukkan keberadaan kamera di area yang melanggar privasi staf atau pelanggan," ujar juru bicara Harrods.

(dtg/dtg)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Wolipop Signature
Detiknetwork
Hide Ads