Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Testimoni Staf Meghan Markle, Disebut Psiko Hingga Dipuji Berdedikasi

Kiki Oktaviani - wolipop
Kamis, 26 Sep 2024 13:17 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Pangeran Harry dan Meghan Markle
Meghan Markle & Pangeran Harry Foto: Juancho Torres/Anadolu via Getty Images
Jakarta -

Meghan Markle dan Pangeran Harry dikenal sebagai anggota kerajaan yang sering bermasalah dengan staf dan ajudan mereka. Meghan Markle bahkan disebut sebagai bos yang diktator.

Tak hanya ajudan kerajaan yang tidak betah bekerja dengan Meghan dan Pangeran Harry, setelah pindahnya pasangan tersebut ke Amerika, sudah ada 18 staf yang mengundurkan diri sejak mereka memutuskan untuk melepaskan peran sebagai anggota senior kerajaan.

Seorang staf yang pernah bekerja untuk mereka selama periode 2020, mengungkapkan bahwa sikap keras Meghan terhadap staf dipengaruhi karena tekanan yang dihadapinya oleh anggota kerajaan lain dan kritik dari luar tentang dirinya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ada banyak anggota kerajaan yang sulit selama bertahun-tahun, dan saya pikir setelah perasaan negatif pasca Megxit, momen-momen buruk Meghan diperbesar, diputarbalikkan, dan dilebih-lebihkan," ungkap seorang staf kepada Daily Beast.

Sumber tersebut tidak menampik adanya perlakuan buruk Meghan Markle dan Pangeran Harry terhadap staf mereka. Orang-orang takut kepada mereka, terutama Meghan. Sumber tersebut menyebutnya sebagai momen psiko.

ADVERTISEMENT

"Pasti ada momen-momen buruk, sangat buruk, bahkan psikopat. Saya menyaksikan orang-orang dimarahi secara langsung dan melalui telepon dan dibuat merasa seperti orang jahat," imbuhnya.

Mantan staf yang tidak disebutkan namanya itu kemudian mengatakan bahwa dia selalu memberikan kesempatan dan mencari hal positif dari momen buruk yang diterimanya. Dia pun cukup iba ketika mengetahui bahwa Meghan sempat ingin bunuh diri,

"Namun, meski menjadi momen yang menegangkan, saya cenderung memberinya kesempatan. Dia sendiri pernah mengatakan bahwaingin bunuh diri," ungkap sumber.
Mantan staf lain memberikan testimoni bahwa Meghan Markle adalah orang yang narsis. Staf tersebut juga mendapatkan perlakuan buruk Meghan bahkan sebelum pernikahannya dengan Pangeran Harry terjadi.

"Saya selalu berpikir dia adalah seorang narsis dan meminta stafnya memberi tahu sebuah majalah betapa menakjubkannya dia," kata sumber.

"Dia manis ketika semuanya berjalan sesuai keinginannya, tetapi dia seperti iblis ketika semuanya kacau," tambahnya.

Meskipun cerita negatif seperti ini sering kali muncul, beberapa mantan staf Meghan dan Harry memiliki pandangan yang jauh lebih positif. Salah satu contoh adalah Catherine St-Laurent, mantan kepala staf Meghan dan Pangeran Harry, yang menyatakanbahwa dia masih dekat dengan pasangan tersebut meskipun sudah tidak bekerja lagi.

"Pengalaman bekerja dengan Pangeran Harry dan Meghan sangat berarti bagi saya," ujar Catherine kepada Us Weekly.

Hal serupa juga disampaikan oleh Josh Kettler, yang hanya bekerja selama tiga bulan sebagai kepala staf sebelum mengundurkan diri pada Agustus tahun ini. Meskipun jangka waktu kerjanya relatif singkat, Kettler berbicara positif tentang pengalaman bekerja dengan Pangeran Harry dan Meghan.

"Saya disambut dengan hangat oleh Harry, Meghan, dan tim Archewell. Mereka adalah orang-orang yang berdedikasi dan pekerja keras. Sangat mengesankan untuk menyaksikan hal itu," ujarnya.

(kik/kik)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Wolipop Signature
Detiknetwork
Hide Ads