Kata Psikolog, Para Gadis Suka Pakai Legging Ketat karena Hal Ini
Alissa Safiera - wolipop
Jumat, 29 Mar 2019 16:39 WIB
Jakarta
-
Seringkali terlihat gadis usia sekolah memilih busana seksi ketika mereka tak harus memakai seragam. Seksi tak melulu gaun pendek, namun termasuk celana legging ketat ataupun crop top yang mengekspos lekuk tubuh.
Baru-baru ini, seorang ibu menjadi kontroversi ketika ia melayangkan surat terbuka untuk meminta para mahasiswi di kampus AS tidak lagi memakai legging ketat sebagai baju sekolah. Para mahasiswi menolak keras isi surat tersebut. Mereka bahkan memposting fotonya memakai legging di sosial media sebagai bentuk protes.
Seorang psikolog bernama Leonard Sax mengatakan para gadis muda yang suka mengenakan legging atau baju ketat lainnya, seringkali menganggap diri mereka sebagai objek.
"Si gadis menilai dirinya sebagai objek yang dipamerkan untuk orang lain. Dan semakin publik mengatur, semakin besar kemungkinan obyektivitas diri terjadi," ungkap Leonard dalam jurnal Psychology Today.
Obyektivitas diri ini sangat mengganggu menurut Leonard. Sulit untuk para siswa berkonsentrasi pada pelajaran jika mereka insecure tentang pakaian yang mungkin membuat bagian tubuhnya terlihat gemuk. Hal ini justru memicu seseorang menjadi depresi. Mereka cenderung tidak puas dengan tubuh mereka, sehingga bisa saja melukai diri sendiri.
Ketika seorang anak memakai baju longgar, sementara gadis lainnya memakai baju ketat dan bertanya, "Kenapa kamu mengenakan baju itu?" Rasanya tidak masuk akal mengharapkan anak menjawab sopan dan menolaknya. Mereka akan lebih mudah mengatakan, "Orangtuaku yang menyuruhku memakai baju jelek ini!" Ujung-ujungnya, anak akan mengikuti tren yang sedang berjalan di lingkungan pertemanannya.
Menurut Leonard, orangtua kadang perlu bertindak tegas untuk urusan busana. Bicarakan baik-baik jika memakai baju ketat dan membuat dirinya sebagai objek hanya akan berakibat buruk bagi dia kelak.
"Tolong jelaskan kepada putri-putri Anda, bahwa bukan ide yang baik untuk pergi ke sekolah dengan mengenakan pakaian terbuka, terlepas dari kebijakan distrik sekolah. Jangan ragu untuk memainkan peran sebagai orangtua yang ketat dan tegas, jika perlu," lanjut penulis buku 'Why Gender Matters'.
"Masalah paling penting di sini bukanlah apa anak perempuan yang mengenakan legging dan crop top mengganggu perhatian anak laki-laki. Pertanyaan yang lebih penting adalah, apakah anak perempuan membuat diri mereka sendiri terganggu. Dan bukti menunjukkan bahwa mereka begitu," pungkas Leonard.
Simak Juga 'Selain Jeans, Ini 5 Model Celana yang Wajib Dimiliki Wanita': (asf/asf)
Baru-baru ini, seorang ibu menjadi kontroversi ketika ia melayangkan surat terbuka untuk meminta para mahasiswi di kampus AS tidak lagi memakai legging ketat sebagai baju sekolah. Para mahasiswi menolak keras isi surat tersebut. Mereka bahkan memposting fotonya memakai legging di sosial media sebagai bentuk protes.
Seorang psikolog bernama Leonard Sax mengatakan para gadis muda yang suka mengenakan legging atau baju ketat lainnya, seringkali menganggap diri mereka sebagai objek.
"Si gadis menilai dirinya sebagai objek yang dipamerkan untuk orang lain. Dan semakin publik mengatur, semakin besar kemungkinan obyektivitas diri terjadi," ungkap Leonard dalam jurnal Psychology Today.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketika seorang anak memakai baju longgar, sementara gadis lainnya memakai baju ketat dan bertanya, "Kenapa kamu mengenakan baju itu?" Rasanya tidak masuk akal mengharapkan anak menjawab sopan dan menolaknya. Mereka akan lebih mudah mengatakan, "Orangtuaku yang menyuruhku memakai baju jelek ini!" Ujung-ujungnya, anak akan mengikuti tren yang sedang berjalan di lingkungan pertemanannya.
Menurut Leonard, orangtua kadang perlu bertindak tegas untuk urusan busana. Bicarakan baik-baik jika memakai baju ketat dan membuat dirinya sebagai objek hanya akan berakibat buruk bagi dia kelak.
"Tolong jelaskan kepada putri-putri Anda, bahwa bukan ide yang baik untuk pergi ke sekolah dengan mengenakan pakaian terbuka, terlepas dari kebijakan distrik sekolah. Jangan ragu untuk memainkan peran sebagai orangtua yang ketat dan tegas, jika perlu," lanjut penulis buku 'Why Gender Matters'.
Foto: BBC Magazine |
"Masalah paling penting di sini bukanlah apa anak perempuan yang mengenakan legging dan crop top mengganggu perhatian anak laki-laki. Pertanyaan yang lebih penting adalah, apakah anak perempuan membuat diri mereka sendiri terganggu. Dan bukti menunjukkan bahwa mereka begitu," pungkas Leonard.
Simak Juga 'Selain Jeans, Ini 5 Model Celana yang Wajib Dimiliki Wanita': (asf/asf)
Home & Living
Ravelle Airy Premium Air Purifier HEPA13 + Aromatherapy: Udara Bersih, Mood Tenang, Hidup Lebih Nyaman
Health & Beauty
Wajib Punya! Rekomendasi 3 Sheet Mask Andalan Kulit Lebih Tenang, Lembap, dan Bebas Stress
Fashion
3 Rekomendasi Dompet Kartu Stylish & Fungsional yang Wajib Kamu Punya!
Fashion
3 Padel Bag Stylish & Fungsional yang Bikin Kamu Makin Siap Turun ke Lapangan!
Artikel Terkait
ARTIKEL LAINNYA
Viral Influencer Ingin Ubah Tanggal Ulang Tahun Anaknya karena Dekat Natal
Park Seo Joon Ungkap Tekanan Beda Usia dengan Pasangan di Surely Tomorrow
Gagal Ujian Pengacara, Kim Kardashian Jadi Tak Percaya Diri
Cita-cita Lisa BLACKPINK Terwujud, Bintangi Film Action Pertama Sejak Debut
Sinopsis Rambo: Last Blood di Bioskop Trans TV Hari Ini
Most Popular
1
Viral Influencer Ingin Ubah Tanggal Ulang Tahun Anaknya karena Dekat Natal
2
Serum Vitamin C Korea Terbaru yang Lembut di Kulit Tanpa Mengiritasi
3
Ramalan Zodiak Cinta 6 Desember: Cinta Gemini Goyah, Leo Jangan Terprovokasi
4
6 Detox Water untuk Diet: Turunkan Berat Badan dan Tingkatkan Metabolisme
5
Ramalan Zodiak 6 Desember: Leo Jangan Mudah Percaya, Virgo Hargai Pasangan
MOST COMMENTED












































Foto: BBC Magazine