Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Warisan Kartini dan Perjuangannya yang Belum Usai di Mata Chitra Subyakto

Daniel Ngantung - wolipop
Minggu, 21 Apr 2024 18:38 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Chitra Subyakto Sejauh Mata Memandang
Desainer Chitra Subyakto (Foto: Faisal Fahriansyah/detikcom)
Jakarta -

Hari Kartini jatuh setiap 21 April untuk mengenang sosok Raden Adjeng Kartini yang memperjuangkan kesetaraan bagi perempuan Indonesia. Kegigihan dan ketekunannya menginspirasi para perempuan dari generasi ke generasi, tanpa terkecuali desainer Chitra Subyakto.

Di mata Chitra, mustahil bagi para perempuan Indonesia bisa menikmati hak yang sama dengan pria tanpa Kartini yang lahir di Jepara, Jawa Tengah, pada 21 April 1879. Terutama hak untuk memeroleh pendidikan yang layak.

Chitra SubyaktoChitra Subyakto (kedua dari kiri) di acara 'Kembali Baik' yang digelar pada Sabtu (20/4/2024). (Foto: Daniel Ngantung/detikcom)

"Kartini benar-benar memperjuangkan pendidikan. Karena dia, perempuan juga bisa sekolah," ujar pendiri jenama Sejauh Mata Memandang selepas acara 'Kembali Baik' di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Sabtu (20/4/2024).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, bukan berarti perjuangan Kartini telah usai. Menurut Chitra, masih banyak perempuan di Indonesia belum terjamah akses pendidikan.

Chitra sangat menyayangkannya, tapi tetap optimis ada perubahan selama perjuangan Kartini dilanjutkan. "Sekarang sudah 2024, dan kita masih harus berjuang," tambah desainer yang juga menaruh perhatian pada kelestarian lingkungan itu.

ADVERTISEMENT

Sebagai seorang yang bergelut di dunia mode dan menaruh perhatian lebih pada wastra Nusantara, Chitra juga terilhami oleh warisan Kartini lainnya: kebaya.

Koleksi Sejauh Mata Memandang di PIFW 2024Kebaya selalau menginspirasi Chitra dalam berkarya. Di foto ini, model memeragakan koleksi Sejauh Mata Memandang di Plaza Indonesia Fashion Week 2024. (Foto: Mohammad Abduh/detikcom)

Hampir di setiap karya adik sutradara Jay Subyakto ini, busana berpotongan kebaya tak pernah absen. Di tangannya, kebaya hadir dalam desain yang kekinian sehingga relevan dengan para perempuan masa kini.

"Kebaya benar-benar pakaian yang memang sesuai dengan budaya dan iklim kita. Misalnya zaman dulu, perempuan bekerja di ladang pakai kebaya lengan panjang untuk melindungi dari panas matahari," jelas Chitra.

"Maka sudah menjadi tanggung jawabku sebagai desainer Indonesia untuk ikut melestarikan kebaya," tutupnya.

(dtg/dtg)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Wolipop Signature
Detiknetwork
Hide Ads