Mengenal Arti Istilah Viral DINK, Double Income No Kids
Apakah kamu pernah mendengar istilah DINK dalam sebuah hubungan? Istilah tersebut belakangan menjadi viral usai dibahas oleh salah satu pasangan asal Amerika.
Melalui akun TikTok pribadinya di @lilyanne_ pasangan tersebut menulis keterangan 'Happy dink life'. Berikut ini penjelasan mengenai arti dan jenis DINK dilansir dari Investopedia.
Apa itu istilah viral DINK (Dual Income, No Kids)?
DINK merupakan keadaan dimana dua orang dalam satu rumah tangga memiliki penghasilan dan tidak memiliki anak yang tergantung pada mereka untuk ditanggung, sehingga mereka dapat lebih banyak mengalokasikan uang untuk tujuan keuangan seperti tabungan. Mereka juga akan memiliki lebih banyak pendapatan yang dapat digunakan untuk pengeluaran yang tidak penting.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Biaya yang terkait dengan membesarkan satu atau lebih anak, seperti, makanan, pakaian, pendidikan jangka panjang, dan lainnya. Menurut sebuah studi Brookings Institution, rata-rata keluarga berpenghasilan menengah akan membayar $310,605 atau sekitar Rp 5 miliar untuk membesarkan seorang anak yang lahir pada tahun 2015 hingga usia 17 tahun. Namun perkiraan dari Departemen Pertanian Amerika Serikat adalah $233,610 atau sekitar Rp 3,7 miliar, belum termasuk inflasi. Tentu saja, biaya yang tepat untuk membesarkan anak akan bervariasi dari satu keluarga ke keluarga lainnya.
Rumah tangga "dual income, no kids" tidak selalu kaya atau kelas menengah atas karena gaji mereka tetap terbatas untuk digunakan untuk berbelanja. Namun, tanpa adanya anak, pasangan DINK dapat menghemat atau menghabiskan uang yang dialokasikan untuk membesarkan anak, jika memiliki anak. Sebagai hasilnya, DINK sering menjadi target dari upaya pemasaran produk investasi dan barang mewah, seperti mobil mewah dan liburan.
Jenis DINK
Ada beberapa situasi yang dapat dianggap sebagai "dual income, no kids." Mereka termasuk pasangan yang memilih untuk tidak memiliki anak, tidak dapat memiliki anak, pasangan baru, orang tua yang anak-anaknya telah pindah.
Pasangan yang Memilih untuk Tidak Memiliki Anak
Orang bisa memilih untuk tidak memiliki anak karena berbagai alasan. Banyak yang hanya tidak ingin memiliki gaya hidup dengan anak, sementara yang lain memiliki alasan medis atau finansial, menurut sebuah studi oleh Pew Research Center.
Ketika kedua pasangan memiliki penghasilan tetapi memilih untuk tidak memiliki anak, mereka berada dalam situasi "dual income, no kids" di mana mereka memiliki manfaat keuangan dari dua penghasilan tanpa biaya membesarkan anak.
Pasangan yang Tidak Dapat Memiliki Anak
Pasangan yang ingin memiliki anak tetapi tidak bisa memiliki anak, termasuk pasangan sesama jenis, atau yang memiliki penyakit tertentu. Pasangan tersebut mungkin ingin namun tidak mampu menjalani alternatif seperti adopsi atau fertilisasi in vitro (IVF) karena terkendala biaya yang cukup tinggi.
Pasangan Baru
Pasangan baru yang tinggal bersama mungkin akan memiliki anak suatu hari nanti, namun sampai saat itu mereka bisa menikmati situasi "dual income, no kids." Pada tahap ini keduanya mungkin sedang menabung untuk pencapaian-pencapaian pembelian besar seperti membeli rumah atau membeli mobil. Mereka mungkin menabung untuk kebutuhan keluarga atau membayar utang dari biaya pernikahan. Mereka juga mungkin menabung uang untuk mempersiapkan biaya membesarkan anak.
Orang Tua Yang Anak-Anaknya Telah Pindah
Setelah anak-anak sudah dewasa dan pindah, pasangan akan kembali menjadi bagian dari demografi dual income, no kids. Mereka mungkin memiliki uang ekstra dari anggaran yang dulu dihabiskan untuk anak-anak. Mereka juga bisa mendapatkan dana dengan menjual rumah mereka dan mengecilkan ukurannya. Orang tua yang anak-anaknya sudah pindah atau berkeluarga sering mengubah fokus keuangan mereka dari mendukung anak-anak mereka menjadi menyimpan lebih banyak untuk masa pensiun.
Orang Dewasa yang Tinggal Bersama, Memiliki Penghasilan Namun Tidak Memiliki Anak
Jika dua pasangan yang berumah tangga mempunyai penghasilan dan mereka tidak mempunyai anak, maka mereka dianggap sebagai DINK. Sebuah rumah tangga umumnya dianggap sebagai situasi di mana anggotanya berbagi tempat tinggal, baik mereka mempunyai hubungan keluarga atau tidak, menurut definisi Biro Sensus AS.
Jadi, teman sekamar yang tinggal bersama atau anak dewasa yang tinggal bersama orang tuanya kemungkinan besar akan dianggap sebagai satu rumah tangga. Namun penghuni yang tinggal bersama dalam satu gedung apartemen tidak dianggap satu rumah tangga karena mereka tinggal di tempat yang terpisah.
(vio/vio)
Elektronik & Gadget
Bikin Sejuk Dimanapun Kamu! Intip 3 Rekomendasi Kipas Mini Portable Di Bawah 200 Ribu
Hobbies & Activities
4 Novel Ini Menggugah Rasa dan Pikiran, Layak Dibaca Sekali Seumur Hidup
Elektronik & Gadget
Vivo iQOO 15: Flagship Baru Super Kencang dengan Snapdragon 8 Elite Gen 5 & Layar 144Hz
Elektronik & Gadget
KiiP Wireless EW56: Power Bank Magnetik yang Bikin Hidup Lebih Praktis
Most Pop: Trik Pegawai Curangi Absensi Pakai Foto Wajah, Padahal Bolos Kerja
Kisah Idol KPop Jadi Supir Taksi, Tak Sangka Gajinya Bisa Sampai Puluhan Juta
Sosok Zhong Huijuan, Mantan Guru Kimia yang Jadi Wanita Terkaya Asia 2025
Terbongkar! Modus Pegawai Pakai Foto Wajah Padahal Bolos Kerja
Daftar Hard Skill yang Bakal Ramai Dicari Perusahaan di 2026
9 Potret Thalia 'Rosalinda' Tak Menua Bak Vampir, Ini Rahasia Awet Mudanya
9 Aktor Drama China Pendek yang Wajah Gantengnya Sering Muncul di HP
8 Cara Menyadarkan Teman yang Cinta Buta, Tanpa Merusak Persahabatan
Gelar Miss Universe Finland 2025 Dicopot Usai Unggahan Rasis











































