Para Pengusaha Wanita Sukses Pincut Investor di Elevate Women 2021
Senin, 10 Mei 2021 13:49 WIB
Banyaknya perempuan yang berkarya di industri kreatif, mendorong Putri Tanjung untuk menginisiasi Elevate Women. Sebuah program yang memiliki misi untuk mendorong entrepreneur perempuan di Indonesia.
Tak sendirian, Elevate Women berkolaborasi dengan Northstar Foundation, perusahaan modal ventura yang berbasis di Singapura dan AC Ventures, perusahaan modal ventura yang menginvestasikan beberapa sektor bisnis yang bergerak dalam bidang teknologi. AC Ventures menjunjung keberagaman ide dan telah berinvestasi dalam produk dan layanan yang menguntungkan perempuan serta mempromosikan keseimbangan gender.
Setelah sesi seleksi dan pitching online, kini para peserta telah masuk dalam sesi pitching kedua. Mereka bersaing untuk mendapatkan investasi dari para investor yang terbaik di bidangnya.
Angela Setia Oetama maju pada urutan pertama dengan Gradana, aplikasi fintech yang menyediakan pinjaman terkait properti dan digital investing yang membantu customer untuk berinvestasi dengan harga terjangkau.
Dilanjutkan dengan fashion show anak oleh Esti Susilaningtyas dari KUTUBUKU, produk kaos anak yang disajikan bagi anak-anak usia 3-12 tahun dengan membawa misi edukasi melalui pesan-pesan visual dan verbal yang santun untuk membangun karakter generasi muda Indonesia. Selanjutnya ada Jasmine H. Surkatty, Founder dan CEO dari JHS Production dan Nadia Daniella, Co-Founder dan COO dari Bartega.
Menariknya, pada sesi pitching, Bartega menawarkan 3 persen advisory share, yang merupakan intensif kepada penasihat sebagai pengganti gaji atau opsi saham yang biasanya diberikan sebagai hadiah atas kontribusi penasihat atas perusahaan.
Acara kemudian diakhiri oleh Sarah Mirati Mu'minah, pengusaha asal Papua yang mengelola brand produk kecantikan, Mooi Papua. Diungkapkan Sarah, ia ingin membangun produk kecantikan kualitas tinggi yang juga ramah lingkungan, sehingga terciptalah produk natural dari bahan baku alami asal tanah Papua. Ia turut menggandeng petani komoditas lokal untuk mendapatkan bahan baku terbaik. Kemudian bahan tersebut diolah sampai menjadi produk Mooi Papua, seperti sabun cair, sampo, dan lainnya.
"Saat ini kami sudah bekerja sama dengan para petani komoditas untuk mendapatkan bahan baku terbaik dari alam Papua dan juga kita bekerja sama untuk mengolah bahan baku itu menjadi bahan setengah jadi yang kemudian kita olah menjadi produk Mooi Papua," terangnya.
Lebih jauh Sarah menyebut minyak buah merah didapatnya dari daerah Sorong. Selain itu, dia pun menggunakan bahan-bahan alami lainnya, seperti cokelat dari Sentani, vanilla dari Jayapura, serta pala dari Fakfak. Dari penjualan Mooi Papua dia bisa mengantongi hingga Rp 240 juta per bulan. Melihat angka tersebut dia pun mematok valuasi sebesar Rp 400 juta untuk kepemilikan saham sebesar 10 persen.
Sementara itu CEO of CXO CT. Corp, Putri Tanjung terlihat antusias dan tertarik dengan usaha produk kecantikan yang digeluti Sarah. Menurut Putri, Mooi Papua punya potensi besar, namun ada beberapa catatan yang perlu menjadi perhatian agar bisnisnya bisa berkembang.
"Jadi sebenarnya yang aku lihat produknya harus di eksplorasi lagi. Terus kita harus pikirin sustainability-nya. Ketiga gimana cara brand semakin oke dengan storytelling. Sama distribution channel," tuturnya. Untuk itu dia pun memberikan penawaran valuasi sebesar Rp 100 juta untuk kepemilikan saham 20 persen.
"Itu semua bisa aku bantu. Apalagi kalau aku udah passionate banget sama bisnisnya. Jadi aku akan memberikan tawaran, tapi kalau aku sudah memberikan tawaran mbak boleh negosiasi ke aku, tapi tidak boleh melirik ke investor lain. Eksklusif. Karena ini aku pakai personal money, aku akan memberikan energi lebih. Aku akan kasih Rp 100 juta for 20 percents, dapet aku, ekosistem, energi, network," paparnya.
Melihat hal tersebut, investor lainnya tidak mau kalah. Managing Director Grab Indonesia, Neneng Goenadi dan CEO Telkomsel, Setyanto Hantoro ikut memberikan penawaran. Keduanya menaruh angka sebesar Rp 200 juta untuk kepemilikan saham 40 persen.
"Kan Putri Rp 100 juta (dapet) 20 persen. Kita berdua, Rp 100 juta 20 persen juga. Jadi Rp 200 juta 40 persen," ujar Neneng.
Rupanya, CEO BRI Ventures, Nicko Widjaja mau ikut bergabung dengan Neneng dan Setyanto. Nicko memberikan tambahan senilai Rp 100 juta. Namun dengan catatan persentase saham bertambah menjadi 30 persen.
"Gini deh, gue tambah Rp 100 juta pakai uang pribadi gue juga. (Tapi) 30 persen," kata Nicko.
Nggak mau kalah, Putri kembali mencoba untuk meyakinkan Sarah. Dia mengatakan jika Sarah memilih dirinya maka bisa mendapatkan Rp 100 juta dari 1 orang dengan persentase saham yang lebih kecil.
"We all like the brand, tinggal siapa yang paling berkontribusi dan passionate," kata Putri.
Suasana menjadi semakin panas ketika Neneng kembali menyampaikan penawarannya. Dia menyebut dengan luasnya jaringan yang dimiliki olehnya serta Setyanto dan Nicko maka sangat bermanfaat bagi kebutuhan distribution channel dari Mooi Papua.
"Nah kita berdua connection-nya juga banyak. Sebaiknya Rp 200 juta bertiga," katanya.
Di sisi lain, Founder of Ancora Group, Gita Wirjawan terlihat mencoba menengahi. Gita kemudian merinci sederet poin penting sebagai bahan pertimbangan bagi Sarah.
"Kalau saya bilang, yang harus diukur base line-nya berapa yang dibutuhkan. Apakah Rp 100 juta, Rp 200 juta. Yang kedua, jangan mendelusi diri sendiri terlalu awal. Dan yang ketiga, siapa dari empat orang di depan Anda yang bisa berkontribusi dalam konteks jaringan," pungkasnya.
Siapa saja yang akan menerima tawaran dari para investor? Selengkapnya bisa ditonton di 'Elevate Women 2021 Ep. 3: Tak Ada Kata Terlambat Untuk Memulai' di laman YouTube resmi CXO Media.
(mul/mpr)