Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Hanya Tahan 3 Bulan, Mantan Aspri Ungkap Perlakuan Kasar Putri Saudi

Rahmi Anjani - wolipop
Selasa, 12 Mei 2020 16:04 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

frustrated room maid
Foto: Getty Images/iStockphoto/nullplus
Jakarta -
Catherine Coleman merupakan seorang penjual barang antik sebelum menerima tawaran kerja sebagai asisten pribadi putri Saudi di Riyadh, Arab Saudi. Mengaku tergiur bayaran tinggi dan pengalaman berpetualang ke luar negeri tapi sepertinya Catherine tak akan mau kembali ke sana lagi.
Hanya tiga bulan, Catherine mengaku tidak tahan aturan ketat hingga menyaksikan perlakuan kasar putri Saudi. Simak kisahnya.

Kepada The Times, Catherine mengaku jika putri Saudi yang menjadi bosnya sering menghukum para pembantu bahkan memanggil mereka dengan sebutan binatang. Wanita paruh baya itu sendiri memang jarang menerima hukuman karena ia adalah asisten pribadi putri yang bertugas mengatur pembantu lain. Namun Catherine sering diminta untuk mendisplinkan rekan-rekannya ketika mereka dianggap melanggar aturan.

Meski tidak mendapat perlakuan kasar, pekerjaan Catherine cukup melelahkan. Ia harus mengikuti protokol empat halaman yang kadang tidak masuk akal, antara lain tidak boleh memunggungi, tidak boleh pacaran, hingga tidak boleh berteman dengan para staf lainnya. Catherine pun diwanti-wanti agar tidak melanggar aturan jika tidak mau ditahan pihak berwajib.

Ia pun tak jarang bekerja hingga pagi. Dalam sebuah perjalanan ke Paris, Catherine mengaku diminta untuk membersihkan kamar mandi dan mencuci baju para putri Saudi. Para putri sendiri bisa berganti baju hingga lima kali sehari karenanya ia mengerjakannya sampai pagi.

Salah satu yang membuatnya paling muak adalah ketika melihat foto luka-luka para pembantu. Ia pernah melihat para pembantu dihukum dengan disiram air hingga diminta untuk berdiri di luar ketika musim dingin.

Salah satu pembantu tubuh pernah memar karena hukuman tapi setelahnya diberi hadiah perhiasan murah. Kepada Catherine, para pembantu memang mengaku jika setiap kali mereka dipukul, putri Saudi akan memberikan uang atau perhiasan sebagai 'permintaan maaf'.

Catherine seharusnya bekerja selama setahun. Namun di bulan ketiga, bosnya mengetahui bahwa Catherine tidak menghukum para pembantu sesuai dengan permintaannya. Keesokannya, Catherine dikirim untuk evalusi dengan psikolog.

"Saat itu, semangkuk kecil gula ditemukan di salah satu ruangan. Dia memintaku menghukum para pembantu dengan memberantaki barang-barang mereka di lantai dan menyiramnya dengan pasta yang dibuat dari gula dan air.
"Daripada memberantaki seperti instruksi putri, aku tidak menggunakan adonan gula tapi hanya menaruh barang-barang mereka di kasur. Tiba-tiba kemarahannya mengarah padaku," tuturnya.

Setelahnya, Catherine pun ingin segera keluar dari 'istana' tersebut. Tapi agar tidak harus membayar penalti, Catherine memanipulasi putri Saudi tersebut sehingga mau memberhentikannya. Yakni dengan mengancam untuk melaporkan perlakuan kasarnya pada saudara laki-laki sang putri yang baik hati yang merupakan walinya. Ketika itu, di Arab wanita memiliki wali pria yang akan membolehkan mereka melakukan berbagai hal.

Dua jam kemudian ia menerima amplop yang berisi izin keluar dan harus langsung terbang keesokan harinya. "Berpisah dengan para staf, mengetahui mereka tidak berniat untuk melarikan diri, adalah salah satu hal terberat yang aku lakukan. Tapi aku tahu aku harus meninggalkan mereka,untukkewarasanku dan pertahanan diriku," kata Catherine.
(ami/ami)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
WOLI BEST BUY by logo-rekomendit
Artikel Terkait
Wolipop Signature
Detiknetwork
Hide Ads