ADVERTISEMENT

Intimate Interview

Cerita Sukses Lolo Sianipar yang 'Kecemplung' Bikin Agensi Humas

Daniel Ngantung - wolipop Rabu, 14 Mar 2018 16:51 WIB
Foto: Moh. Abduh/Wolipop
Jakarta - Berawal dari citanya-citanya menjadi wartawan olahraga, Lolo Sianipar akhirnya menggeluti dunia komunikasi. Sampai akhirnya, ia 'kecemplung' membangun agensi konsultan humas sendiri.

Di balik kesuksesan sebuah perusahaan, ada andil bagian public relation atau hubungan masyarakat (humas), entah itu internal atau agensi, yang bertugas menjaga citranya.

Di tengah banyaknya agensi multinasional dengan kapabilitasnya yang telah diakui secara global, bermunculan juga agensi humas lokal dengan daya saing tinggi. Salah satunya adalah Piar Consulting.

Baca Juga: Do's & Don'ts Jika Ingin Jadi Public Relations

Eksis sejak 2011, Piar Consulting mendapat kepercayaan dari sejumlah perusahaan dan instansi besar dari beragam sektor untuk mengurusi kehumasannya. Mulai dari Nike Indonesia, Fox Channel Asia, Bank Indonesia sampai Permata Bank.

Adalah Lolo Sianipar, perempuan berdarah Batak yang mendirikan agensi konsultan humas tersebut. Merintis karier di bidang humas sebetulnya tak pernah terbesit di benak Lolo muda. Wartawan olahraga adalah profesi impiannya kala masih belia.

Cerita Sukses Lolo Sianipar yang 'Kecemplung' Bikin Agensi HumasLolo Sianipar, pendiri konsultan humas Piar Consulting. (Foto: Moh. Abduh/Wolipop)

Tamat SMA di Medan pada 1997, ia merantau ke Jakarta demi menimba ilmu di perguruan tinggi. Ia pun memilih jurusan komunikasi sebagai bekal untuk menjadi seorang jurnalis.

"Pas kuliah, aku suka banget sama pelajaran-pelajaran komunikasi yang diberikan. Dari situ, aku jatuh cinta sama komunikasi dunia kehumasan," kenang Lolo saat berbincang dengan Wolipop di kediamannya di kawasan Benhil, Jakarta Selatan, belum lama ini.

Hasrat Lolo pada bidang humas semakin tumbuh saat berkesempatan magang di agensi humas multinasional Leo Burnett Indonesia sebagai syarat tugas akhirnya.

Baca Juga: Dhyoti Basuki Berbagi Tips Esensi Menjadi Humas Sukses

Banyak pengalaman baru yang Lolo dapatkan semasa magang, mulai dari seni berkomunikasi dengan wartawan sampai memantau pemberitaan media. Merasa cocok, Lolo melanjutkan magangnya menjadi karyawan di perusahaan yang sama.

Seiring berjalannya waktu, Lolo semakin berpengalaman di bidangnya. Selain berurusan dengan menjalin relasi, ia juga mengorganisir acara-acara kliennya.

Karier Lolo di dunia kehumasan sempat mengalami naik-turun. Sempat memutuskan rehat sejenak dari bidang tersebut, Lolo malah ditantang untuk mendirikan agensi humas.

"Nike, salah satu klien yang pernah kutangani mendengar rencana aku mau resign. Mereka lalu bertanya, apakah saya mau membuat perusahaan agensi sendiri untuk menangani acara mereka. Sempat menolak, tapi mereka kukuh banget, sampai akhirnya aku kecemplung bikin perusahaan sendiri," ungkap perempuan yang gemar diving ini.

Cerita Sukses Lolo Sianipar yang 'Kecemplung' Bikin Agensi HumasFoto: Moh. Abduh/Wolipop
Lalu datanglah kegalauan lainnya, yakni urusan memilih nama agensinya. Lolo menginginkan nama yang mudah diingat. Di sisi lain, nama tersebut juga tidak bombastis dan over-promising. Maka, pilihan Lolo jatuh pada Piar Consulting yang berasal dari pelafalan 'PR' dalam bahasa Indonesia. "I know it sounds cheesy and corny. But I like it," kata Lolo sambil terbahak.

Bermula dari dua orang, agensi 'rumahan' Lolo berkembang menjadi delapan. Namun dalam setahun, terdapat sekitar 35 karyawan yang keluar-masuk perusahaannya (turn-over). "Entah itu karena gagal melalui tahap percobaan kerja atau mengundurkan diri karena nggak tahun sama aku. Hahaha," guyon Lolo.

Baca Juga: Public Relations: Profesi Menjanjikan yang Menambah Wawasan

Ia menegaskan, dirinya bukanlah tipikal perempuan perfeksionis yang menuntut segala sesuatu harus sempurna. Hanya saja, ada standar operasi tersendiri yang harus dipatuhi oleh karyawan. Misal terkait cara menangani keluhan klien atau media dengan baik dan benar mengingat keduanya adalah pemangku kepentingan dalam dunia kehumasan. Bila melanggar, karyawan tersebut tentu akan mendapat sangsi.

Bagi Lolo, situasi turn-over tersebut adalah bukti dari etika kerja anak muda 'zaman now' yang sangat memprihatinkan terlepas dari kekreativitasan mereka. Lolo merasa beruntung media sosial belum eksis di masa awal kariernya.

Cerita Sukses Lolo Sianipar yang 'Kecemplung' Bikin Agensi HumasFoto: Moh. Abduh/Wolipop

"Waktu zaman internet muncul, aku manfaatkan untuk mengunduh proposal-proposal dari berbagai bidang sekalian untuk research. Yang aku sesali dari anak muda sekarang, waktu mereka di internet habis hanya untuk eksis," tutur perempuan yang hobi membaca dan menyulam itu.

Tapi kuantitas bukanlah masalah karena menurutnya yang terpenting adalah kualitas. Ia membandingkannya dengan banyaknya agensi di Amerika Serikat yang mencetak keuntungan jutaan dolar. Padahal, perusahaan tersebut hanya terdiri dari tiga karyawan.

"Sebenarnya itu tidak mustahil asal ada komitmen dan sumber daya manusia yang mau diajak kerja lepas (freelance)," kata perempuan yang memiliki motto hidup "enjoy every moment of life" itu. (dtg/dtg)