Keith Broni, Orang Pertama di Dunia yang Kerja Sebagai Penerjemah Emoji
Rabu, 16 Agu 2017 16:44 WIB
Jakarta - Emoji membuat aktivitas berkirim pesan teks jadi lebih seru dan menyenangkan. Tak hanya untuk berkirim pesan teks pribadi, emoji juga sering digunakan dalam postingan social media karena menjadi cara berkomunikasi yang simpel tapi cukup ekspresif.
Tapi sudah tepatkah kita memakai emoji untuk menyampaikan pesan yang dimaksud? Tidak sedikit orang yang masih salah memakai emoji saat mengirim pesan teks atau posting sesuatu di social media.
Secara individu, kesalahan memakai emoji mungkin tidak terlalu berdampak besar. Tapi bagi selebriti, selebgram, influencer, perusahaan, atau bidang bisnis, salah pakai emoji bisa merusak citra yang ingin dibentuk.
Untuk itulah, hadir profesi baru spesialis tentang emoji. Adalah Keith Broni, orang pertama di dunia yang berprofesi sebagai emoji translator atau penerjemah emoji. Seperti apa pekerjaannya?
Keith Broni bertugas membantu perusahaan menyampaikan pesannya dengan benar lewat penggunaan emoji di social media maupun platform e-commerce. Menurut pria asal Irlandia ini, satu isu yang paling umum dalam penggunaan emoji adalah, emoji yang sama bisa terlihat berbeda pada platform yang berbeda pula.
Bentuk, bahkan warna emoji, bisa terlihat sama sekali berbeda tergantung dari perangkat atau sistem operasi yang dipakai pengguna gadget. Keith mencontohkan, misalnya saja emoji 'rolling eyes'. Pada perangkat tertentu, emoji ini bisa diartikan memutar mata dengan maksud menghina atau meremehkan. Tapi di perangkat lainnya, emoji 'rolling eyes' mungkin saja diartikan sedang berandai-andai.
Terlepas dari kekeliruan yang sangat mungkin terjadi, pria yang kini bekerja di perusahaan Today Translations ini menjelaskan emoji bisa jadi cara komunikasi paling efektif dan membantu dari segi bisnis.
"Emoji memungkinkan kita untuk mengilhami pesan digital dengan sinyal non-verbal yang menyerupai interaksi tatap muka," terang Keith Broni, seperti dikutip dari CNBC.
Jadi, kapan profesi yang ditekuni Keith Broni ini bisa paling bermanfaat? Dilansir Telegraph, ketika sebuah perusahaan ingin memakai emoji 'winking face' (mata berkedip) dan tidak tahu apakah pesan itu akan dimaknai orang sebagai pesan yang tidak sopan atau justru menggoda, mereka akan memanggil Keith untuk konsultasi.
"Anda tidak mau kekuatan sebuah emoji ini justru berbalik merusak. Dalam komunikasi interpersonal, pemakaian yang tidak tepat bisa membingungkan atau bahkan bertentangan (dengan pesan sebenarnya)," kata pria berusia 27 tahun ini, seperti dilansir Telegraph.
Keith melanjutkan, "Lima tahun lalu, saya akan bilang hindari emoji saat kirim email ke atasan."
Tapi sekarang eranya sudah berbeda. Emoji justru jadi alat yang efektif untuk membuat sebuah pesan teks menjadi lebih personal.
"Mereka itu (emoji) adalah indikator dari ekspresi emosional seseorang dan bisa membuat pesan teks terkesan lebih bersahabat dalam sebuah hubungan," jelasnya lagi.
Keith Broni jadi Emoji Translator pertama di dunia setelah mengalahkan 500 pelamar lainnya untuk profesi tersebut. Perusahaan tempatnya bekerja sekarang, Today Translations, bergerak di bidang jasa yang menyediakan layanan penerjemahan dan penafsiran teks di seluruh dunia. Keith merupakan lulusan S2 business psychology di University College London. (hst/hst)
Tapi sudah tepatkah kita memakai emoji untuk menyampaikan pesan yang dimaksud? Tidak sedikit orang yang masih salah memakai emoji saat mengirim pesan teks atau posting sesuatu di social media.
Secara individu, kesalahan memakai emoji mungkin tidak terlalu berdampak besar. Tapi bagi selebriti, selebgram, influencer, perusahaan, atau bidang bisnis, salah pakai emoji bisa merusak citra yang ingin dibentuk.
Untuk itulah, hadir profesi baru spesialis tentang emoji. Adalah Keith Broni, orang pertama di dunia yang berprofesi sebagai emoji translator atau penerjemah emoji. Seperti apa pekerjaannya?
Keith Broni bertugas membantu perusahaan menyampaikan pesannya dengan benar lewat penggunaan emoji di social media maupun platform e-commerce. Menurut pria asal Irlandia ini, satu isu yang paling umum dalam penggunaan emoji adalah, emoji yang sama bisa terlihat berbeda pada platform yang berbeda pula.
Bentuk, bahkan warna emoji, bisa terlihat sama sekali berbeda tergantung dari perangkat atau sistem operasi yang dipakai pengguna gadget. Keith mencontohkan, misalnya saja emoji 'rolling eyes'. Pada perangkat tertentu, emoji ini bisa diartikan memutar mata dengan maksud menghina atau meremehkan. Tapi di perangkat lainnya, emoji 'rolling eyes' mungkin saja diartikan sedang berandai-andai.
Terlepas dari kekeliruan yang sangat mungkin terjadi, pria yang kini bekerja di perusahaan Today Translations ini menjelaskan emoji bisa jadi cara komunikasi paling efektif dan membantu dari segi bisnis.
"Emoji memungkinkan kita untuk mengilhami pesan digital dengan sinyal non-verbal yang menyerupai interaksi tatap muka," terang Keith Broni, seperti dikutip dari CNBC.
Jadi, kapan profesi yang ditekuni Keith Broni ini bisa paling bermanfaat? Dilansir Telegraph, ketika sebuah perusahaan ingin memakai emoji 'winking face' (mata berkedip) dan tidak tahu apakah pesan itu akan dimaknai orang sebagai pesan yang tidak sopan atau justru menggoda, mereka akan memanggil Keith untuk konsultasi.
"Anda tidak mau kekuatan sebuah emoji ini justru berbalik merusak. Dalam komunikasi interpersonal, pemakaian yang tidak tepat bisa membingungkan atau bahkan bertentangan (dengan pesan sebenarnya)," kata pria berusia 27 tahun ini, seperti dilansir Telegraph.
Keith melanjutkan, "Lima tahun lalu, saya akan bilang hindari emoji saat kirim email ke atasan."
Tapi sekarang eranya sudah berbeda. Emoji justru jadi alat yang efektif untuk membuat sebuah pesan teks menjadi lebih personal.
"Mereka itu (emoji) adalah indikator dari ekspresi emosional seseorang dan bisa membuat pesan teks terkesan lebih bersahabat dalam sebuah hubungan," jelasnya lagi.
Keith Broni jadi Emoji Translator pertama di dunia setelah mengalahkan 500 pelamar lainnya untuk profesi tersebut. Perusahaan tempatnya bekerja sekarang, Today Translations, bergerak di bidang jasa yang menyediakan layanan penerjemahan dan penafsiran teks di seluruh dunia. Keith merupakan lulusan S2 business psychology di University College London. (hst/hst)