Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Cerita Karyawati yang Dipulangkan Karena Tak Pakai High Heels ke Kantor

Rahmi Anjani - wolipop
Senin, 16 Mei 2016 18:05 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Foto: Nicola Throp
Jakarta - Wanita memang suka mengenakan high heels karena menunjang tinggi badan dan penampilan. Meski begitu, sepatu hak tinggi dikenal membuat pegal hingga varises sehingga tak bisa digunakan setiap saat. Banyak pula wanita yang lebih suka mengenakan flats karena lebih dinamis untuk beraktivitas.

Nicola Thorp pun berpendapat serupa. Karenanya, saat diminta pakai high heels oleh pihak perusahaan, wanita 27 tahun itu menolak. Tidak disangka, Nicola langsung dipulangkan saat itu juga. Kasus ini pun cukup menyita perhatian dan dukungan solidaritas dari wanita lainnya karena dianggap seksis dan ilegal.

Saat itu Nicola datang pada hari pertama kerjanya sebagai resepsionis di sebuah perusahaan keuangan. Sebelumnya, ia sudah mengatakan akan kesusahan bekerja jika pakai high heels seharian sehingga meminta untuk menerapkan sepatu flats formal saja.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun saat datang tanpa sepatu hak tinggi, wanita asal Inggris tersebut malah diminta untuk membeli high heels. Merasa diperlakukan seksis, ia pun menolak dan mengatakan jika para pria juga tidak mengenakannya. Perusahaan itu pun langsung memulangkan Nicola tanpa bayaran.

"Aku bilang 'jika kamu memberiku sebuah alasan mengapa memakai flats akan mengganggku melakukan pekerjaan hari ini, itu akan cukup adil,' tetapi mereka tidak bisa. Aku diminta untuk melakukan kerja sembilan jam menemani klien ke ruangan meeting, aku tidak bisa melakukan itu dengan high heels," ungkapnya pada BBC Radio London.

Merasakan ketidakadilan, Nicola menceritakan pengalamannya dan mengunggah petisi tentang kewajiban pakai high heels di Facebook. Dari situ, ia menemukan fakta bahwa ternayata banyak wanita merasa hal yang sama. Saat ini, petisi tersebut sudah mendapatkan persetujuaan dari 10.000 orang. Ia pun mengharapkan pemerintah bisa meresponnya.

Kasus yang terjadi pada Nicola pun mendapatkan perhatian dan simpati dari wanita karier lain. Organisasi berbasis amal bernama Fawcett Society bahkan memulai posting-an dengan tanda pagar #FawcettFlatsFriday untuk mendukung Nicola. Unggahan berisi wanita mengenakan flats tersebut ingin mengampanyekan kesetaraan gender. (ami/ami)
Tags

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Detiknetwork
Hide Ads