Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Serba-serbi Jadi Vlogger

Sering Terima Komentar 'Pedas', Jadi Vlogger Harus Siap Mental dan Tegas

Intan Kemala Sari - wolipop
Jumat, 13 Mei 2016 17:45 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Foto: Dok. Instagram Natasha Farani
Jakarta - Menjadi seorang video blogger (vlogger) yang rajin mengunggah video dan ditonton orang banyak tentulah harus sudah siap dengan segala kemungkinannya. Salah satunya adalah mendapatkan komentar yang kurang menyenangkan dari para penonton. Hal inipun pernah dialami oleh dua vlogger wanita asal Indonesia, Rachel Goddard dan Natasha Farani. Lalu bagaimana cara mereka menghadapinya?

Natasha yang sering mengunggah video tutorial hijab ke dalam akun YouTubenya mengatakan ia pernah menerima komentar bernada pedas. Namun wanita 24 tahun itu tidak terlalu memedulikannya.

"Aku biasanya cuma baca saja sih. Tapi kalau sudah kelewatan, aku suka hapus komennya. Takutnya yang ada jadi berantem atau adu domba,"Β  katanya saat diwawancara Wolipop melalu e-mail, Selasa (10/5/2016).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Komentar bernada 'nyinyir' juga sering diterima oleh Rachel. Wanita 30 tahun yang kerap mengunggah video parodi dan makeup tutorial di YouTube ini tak jarang membaca komentar tidak enak tentang penampilannya.

"Sering banget baca komen itu. Dari yang cuma 'mbak makeupnya ketebelan, bedaknya keputihan, mukanya makeup semua', itu udah biasa lah. Aku orangnya nggak pedulian jadi cuekin aja dan nggak aku bales," ujarnya saat diwawancarai Wolipop melalui telepon, Rabu (11/5/2016).

Baca Juga: 30 Inspirasi Dekorasi Pernikahan Unik

Namun lain halnya jika komen tersebut sudah melampaui batas wajahnya. Wanita yang tinggal di Kazakhstan ini mengungkapkan, ada beberapa komentar yang sangat tidak pantas saat dirinya mengunggah video bersama suaminya, Ben Goddard yang merupakan pria berkewarganegaraan asing.

Namun Rachel tidak ambil pusing soal itu. Ia lebih memikirkan bagaimana caranya membuat YouTube channelnya bersih dari komentar negatif dikarenakan para penontonnya bukan berasal dari kalangan wanita saja, namun juga para pria dan anak-anak di bawah umur yang belum pantas membaca perkataan kasar tersebut.

"Yang nonton aku ada yang masih umur 7 tahun, 10 tahun juga ada. Aku dulu pernah bikin video sama ponakanku, ada yang pernah komen gini 'hi kak Rachel, aku manggilnya kakak atau tante ya soalnya aku masih 10 tahun.'. Ada juga yang 'hi kak, wah ada temen sekelas aku di situ', itu temennya ponakanku umur 7 tahun. Mereka suka nontonin video aku pas istirahat di sekolah," lanjut wanita yang memiliki pengikut lebih dari 100 ribu orang di YouTube itu.

Maka dari itu Rachel sebisa mungkin menghadang para komentator yang berkata kurang berkenan agar tidak dibaca anak-anak tersebut. Bahkan sang penggemar setianya pun juga membantu mengkonfrontasi komentar jahat yang sering muncul di videonya.

"Akun YouTube yang bersih dari komen jahat itu penting juga untuk brand-brand yang ingin ajak kerja sama. Aku juga nggak pentingin popularitas, karena sekarang tujuanku bikin video untuk mengajak wanita Indonesia agar lebih percaya diri dan melakukan hal yang positif. Kalian nggak akan nemuin kata-kata kasar di YouTubeku, karena aku mau kasih dampak positif untuk orang-orang," tutup Rachel yang hobi travelling itu.

(itn/itn)
Tags

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Wolipop Signature
Detiknetwork
Hide Ads