Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Lurah Muda Berprestasi

Tantangan Bekerja di Pemerintahan Sebagai Lurah Wanita

Intan Kemala Sari - wolipop
Jumat, 22 Apr 2016 15:06 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Foto: ist
Jakarta - Tak dapat dipungkiri setiap pekerjaan yang dijalani memiliki tantangan tersendiri. Hal itu pula yang dialami oleh sejumlah lurah wanita yang bekerja sebagai aparat pemerintahan di dalam wilayah tertentu. Dalam membina dan menyukseskan program yang dijalankannya, tak jarang mereka menemukan hambatan atau tantangan yang ditemui. Apa saja?

Junita Anjar Lestari, seorang lurah di kelurahan Pontap, Kecamatan Wara Timur, Kota Palopo, Provinsi Sulawesi Selatan memaparkan, tantangan terbesarnya sebagai seorang wanita yang bekerja di pemerintah adalah menghadapi hal-hal yang sulit untuk dihadapi oleh pria.

Menurutnya, masyarakat Pontap yang dipimpinnya masih sulit untuk diajak berkoordinasi. "Tetapi karena wanita punya sisi kelembutan dibandingkan pria, mungkin itu bisa jadi salah satu 'senjata' kita menghadapi mereka," tutur lurah yang akrab disapa Anjar ini saat diwawancarai Wolipop, Selasa, (19/4/2016).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tantangan lainnya dialami oleh lurah Ratnarahayu Pitriyati. Lurah wanita yang memimpin Kelurahan Sadang Serang, Kecamatan Coblong, Kota Bandung itu sampai saat ini masih bekerja kerja mengubah budaya masyarakat menjadi orang-orang yang mandiri, meskipun hal itu bukanlah hal yang mudah.

"Jadi memang itu yang menjadi pekerjaan rumah kami supaya Kelurahan Sadang Serang menjadi kelurahan yang betul-betul  mandiri dan pada akhirnya tidak lagi bergantung kepada orang lain, serta mampu menghidupi diri sendiri," papar lurah 33 tahun itu saat dihubungi Wolipop, Rabu (21/4/2016).

Namun tantangan itu baginya adalah konsekuensi yang harus dijalani. Ia yakin, tekanan tersebut membuat dirinya akan lebih tangguh lagi dan siap menghadapi rintangan-rintangan lain ke depannya.

Anjar dan Ratna sepakat, tantangan lain yang dihadapi adalah bagaimana cara mereka membagi waktu antara pekerjaan dan  keluarga. Ratna memahami bahwa profesinya sebagai lurah menuntuntnya harus tetap siaga 24 jam jika sewaktu-waktu warga membutuhkannya, namun ia juga tetap harus membagi waktu dengan keluarganya.

"Wanita cerdas adalah wanita yang bisa membagi waktunya dengan baik. Segala sesuatunya tidak mudah, jadi jangan menyerah dan harus memberikan pengertian kepada suami dan anak-anak agar bisa memahami pekerjaan yang saya jalani sekarang," lanjut lurah yang kini tengah mengandung anak ke-2 nya itu.

Sedangkan Anjar yang menjabat sebagai  Lurah Pontap sejak 2015 silam menambahkan, tantangan tersebut akan menjadi suatu hambatan dalam pekerjaan jika tidak dicintai dan dijalani dengan sepenuh hati. Untungnya, suami dan anaknya sangat mendukung pekerjaannya.

"Terkadang ada sisa waktu sedikit untuk kumpul dengan keluarga. Tetapi bagaimana caranya memanfaatkan waktu yang sedikit itu menjadi waktu yang berkualitas bagi keluarga," tutup lurah lulusan S-2 STIE Jakarta itu. (itn/itn)
Tags

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Wolipop Signature
Detiknetwork
Hide Ads