Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Uji Mental di Sekolah Kepribadian

Tak Ada Batasan Usia, Semua Orang Bisa Ikut Sekolah Kepribadian

Intan Kemala Sari - wolipop
Jumat, 06 Nov 2015 09:33 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Dok. Thinkstock
Jakarta -

Sekolah kepribadian menjadi salah satu lembaga akademi yang kini banyak dipilih orang-orang sebagai salah satu penunjang akademi non formalnya. Salah satu tujuan yang ingin dicapai adalah untuk mengembangkan karakter dan meningkatkan rasa percaya diri saat berhadapan dan berinteraksi di depan orang banyak. Lantas siapa saja yang bisa mengikuti sekolah kepribadian?

Tria Handayani yang merupakan freelance trainer di Duta Bangsa mengatakan, semua golongan usia bisa mengikuti sekolah kepribadian tanpa memandang usia. Tidak ada batasan usia tertentu di dalam sekolah kepribadian, bahkan seorang pegawai dengan jabatan tinggi yangs udah berusia matang juga bisa mengikutinya.

"Saran saya pegawai yang sudah senior sebaiknya juga ikut sekolah kepribadian. Karena nantinya mereka akan dilatih mengembangkan dirinya sehingga bermanfaat bagi perusahaan maupun diri sendiri," tutur Tria pada Wolipop di Duta Bangsa, Menara Bank Mega Syariah, Kuningan, Jakarta Selatan, (31/10/2015).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tetapi ia menyarankan, sekolah kepribadian bisa diikuti mulai dari usia lulus SMA, yakni sekitar 18 tahun. Mengapa? Dikatakannya, murid yang lulus SMA dan berusia 18 tahun sudah dianggap dewasa.

"Mereka sudah memiliki karakter, paham apa yang diinginkannya, dan memiliki tujuan kehidupan meskipun secara pemikiran masih belum matang," katanya lagi.

Meski demikian, pemikiran yang belum matang itu masih bisa dipoles setelah mengikuti sekolah kepribadian. Diharapakan, pemikiran mereka akan lebih terbuka dan siap menghadapi seluk-beluk di dunia perkuliahan hingga dunia kerja.

Sekolah kepribadian juga mengajarkan mereka untuk berkomunikasi dan berinteraksi yang benar sehingga mereka cepat beradaptasi. Tak hanya itu saja, hal-hal detail pun juga diajarkan, mulai dari sikap tubuh, hingga berjabat tangan.

"Dari jabat tangan saja, sudah terlihat keramahannya dan menunjukkan kalau dia membuka diri. Orang seperti itu otomatis bisa menerima masukan positif atau negatif jadi bisa lebih maju. Jika kaum muda sudah diajarkan sejak dini, mereka akan menjadi orang yang lebih baik lagi" tutupnya.

(itn/itn)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Wolipop Signature
Detiknetwork
Hide Ads