Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Peluang Bisnis Ramadan

Cerita Mia yang Sukses Raih Untung dengan Jual Kaftan Saat Ramadan

Intan Kemala Sari - wolipop
Jumat, 19 Jun 2015 11:07 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Dok. Pribadi Mia Lubis
Jakarta -

Merayakan Lebaran tampak kurang sempurna jika tak mengenakan baju baru. Maka tak heran banyak orang terutama para wanita yang rela pergi ke pusat-pusat perbelanjaan untuk memilih pakaian yang diinginkannya meskipun tengah berpuasa menahan haus dan lapar. Tetapi, ada pula wanita yang memilih untuk berbelanja pakaian secara online karena kepraktisannya.

Hal inilah yang membuat Mia Lubis melihat peluang bisnis tersebut dengan berjualan kaftan melalui media sosial Instagram. Namun kaftan yang dijualnya bukanlah kaftan biasa, melainkan hasil desainnya sendiri, mengingat wanita 31 tahun itu pernah mengenyam sekolah desain di Susan Budiharjo Jakarta.

Bisnis yang berlabel Luminara ini sudah berjalan sejak 2012 silam. Kala itu ia dan temannya, Tizzy, hanya sekadar iseng-iseng berjualan karena kebetulan mereka berdua gemar mengenakan kaftan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mengapa kita jual kaftan karena kalau baju sehari-hari sudah banyak saingannya, jadi aku memilih baju yang memang bisa digunakan untuk acara formal dan Lebaran. Nggak hanya kaftan saja, kita juga ada blus dari bahan kain dan tunik," ceritanya saat dihubungi Wolipop, Senin (15/6/2015).

Sayangnya, setelah menikah dan punya anak, usaha tersebut sempat terlantarkan. Barulah setahun setelahnya, wanita yang akrab disapa Mia itu mulai fokus berjualan lagi bersama Tizzy.

Untuk lebaran kali ini, Mia hanya membatasi untuk memproduksi 200 baju kaftan. Beberapa di antaranya ada yang sudah siap kirim, namun ada pula yang harus menunggu hingga 2 minggu.

"Kita kan produksi sendiri, karena yang minat semakin banyak jadi kita tambah lagi produksi bajunya. Alhamdulillah baru jualan sejak seminggu lalu, sudah hampir 100 baju yang laku. Kebanyakan yang beli dari Jakarta, Bali, Surabaya," ceritanya.

Orang-orang terdekat seperti keluarga dan kerabat menjadi salah satu target market yang ditawarkannya. Selain itu, foto-foto hasil rancangannya yang diunggah ke Instagram menjadi salah satu sarana untuk mempromosikan kaftannya yang dijual seharga Rp 700 ribu hingga Rp 1 juta.

"Kita jualnya tergantung bahan ya, kalau pakai sifon harganya Rp 750 ribu, tetapi kalau Rp 1 juta biasanya pakai batu-batuan atau materialnya sifon sutra, kadang juga pakai brokat," lanjutnya.

Untuk mengantisipasi melonjaknya permintaan, ibu dua anak ini sudah menjual kaftan sebelum bulan puasa dimulai. Bahkan ia mengaku akan berhenti berjualan dua minggu sebelum lebaran. Hal ini membuatnya harus mengontrol proses produksi agar waktunya tetap sesuai dengan yang sudah dijadwalkan.

Hingga saat ini, Mia mengaku belum menghitung berapa keuntungan dari hasil penjualan kaftannya. Namun ia merasa keuntungan tersebut sudah menutupi modal awal.

"Keuntungannya nanti diputar untuk modal jualan lagi. Kalau ada sisanya sama-sama di bagi hasil dengan partner kerjaku. Uangnya dipakai untuk kebutuhan rumah tangga juga," tutupnya.

(int/fer)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Detiknetwork
Hide Ads