Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Fenomena Solorette, saat Calon Pengantin Pilih Me Time daripada Pesta Lajang

Hestianingsih Hestianingsih - wolipop
Kamis, 19 Jun 2025 11:30 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Ilustrasi Jalan-jalan atau Liburan
Ilustrasi wanita solo traveling. Foto: kroshka__nastya/Freepik
Jakarta - Menjelang hari pernikahan, biasanya calon pengantin wanita punya sederet tradisi khas yang dijalani, seperti bridal shower, momen memilih gaun impian, hingga pesta lajang alias bachelorette party. Namun sekarang, muncul fenomena baru yang bertolak belakang, menyepi dari keramaian dan menikmati waktu sendirian.

Inilah yang disebut dengan solorette. Kalau pesta lajang identik dengan liburan heboh bareng bridesmaid, lengkap dengan dresscode senada, backdrop estetik, itinerary padat, solorette menawarkan alternatif yang jauh lebih tenang dan personal.

"Solorette adalah versi solo dari pesta lajang. Fokusnya adalah perawatan diri, refleksi, dan menikmati momen sebelum hari-H dengan cara yang paling kamu butuhkan: sendirian," ujar Haylee Keenum, Marketing Manager di The National, Autograph Collection, seperti dikutip dari HuffPost.

"Tidak ada drama, tanpa jadwal padat. Bisa jadi spa retreat, staycation, atau sekadar liburan santai. Intinya, recharge sebelum memasuki fase baru sebagai pasangan," tambahnya.

Istilah solorette mulai populer menjelang akhir 2024 setelah penulis gaya hidup Kristine Thomason menulis esai untuk Popsugar tentang liburan privat yang dia lakukan sebelum menikah. Sejak saat itu, istilah ini jadi pembicaraan di kalangan calon pengantin yang lebih memilih me-time dibandingkan keramaian pesta.

Beberapa menyebutnya solo bachelorette, atau bahkan solomoon (solo honeymoon sebelum menikah). Shay Wolzen, Marketing Manager di Colcord Hotel, Oklahoma City, AS, menyebut bahwa tren ini mencerminkan pergeseran besar dalam dunia bridal.

"Saya melihat solorette sebagai bagian dari tren yang berkembang, di mana pengantin wanita mencari cara merayakan momen menjelang pernikahan dengan lebih intim dan bermakna," ujar Shay.

Dia melanjutkan, "Banyak pasangan masa kini mulai meninggalkan pesta besar demi pengalaman yang lebih personal dan mindful. Solorette sedang menciptakan ruangnya sendiri dalam perjalanan pernikahan."

Di tengah tren self-care dan kesadaran akan kesehatan mental, solorette terasa sangat relevan. Rencana pernikahan bisa sangat menguras energi dan emosi, dan tak semua orang ingin menghabiskan akhir pekan penuh jadwal dengan banyak orang.

Maka bagi pengantin yang lebih introvert atau sedang butuh waktu untuk menenangkan diri, solorette bisa menjadi pilihan sempurna. Namun tentu saja, ini bukan pilihan yang cocok juga untuk semua orang.

Bagi yang belum pernah solo traveling, mungkin akan merasa kesepian atau bosan. Pengantin yang ekstrovert mungkin lebih menyukai interaksi sosial dan merasa kurang bersemangat tanpa teman berbagi. Meski begitu, ada juga yang justru senang bisa ngobrol santai dengan orang asing yang tidak terlibat emosional dalam urusan pernikahannya.

Satu hal yang penting diperhatikan adalah faktor keamanan. Perjalanan solo, apa pun tujuannya, tetap membutuhkan persiapan ekstra. Bagikan rencana perjalanan kepada orang terdekat, jaga komunikasi, dan pilih akomodasi yang aman. (hst/hst)



Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Wolipop Signature
Detiknetwork
Hide Ads